Pembicaraan dengan perbedaan sudut pandang itu akhirnya mengantarkan mereka di perusahaan tempat mereka mengabdi. Walaupun canggung dan banyak diam, namun keduanya masih jalan bersama memasuki kantor. Mereka sama-sama memikirkan tentang hal yang akan mereka katakan terhadap satu sama lain demi mencairkan suasana.
"Ariel!"
Pekikan Hana terdengar tiba-tiba. Lalu tak lama dari arah salah satu bagian dari tempat parkir, tampaklah sosok Hana yang berlari-lari kecil ke arahnya. Sementara Shaena tampak sedikit terlambat karena harus mengunci mobil yang mereka naiki berdua menuju tempat ini.
Dalam waktu kurang dari semenit saja, Hana sudah berada di hadapan mereka berdua. Dia tampak tergesa-gesa dengan napas yang tersengal. Memandang Ariel yang masih saja memandangnya dengan tatapan datar.
"Astaga, Ariel. Kau ke mana saja? Kenapa kemarin kau tak mau bekerja? Lalu kenapa begitu sulit untuk menghubungimu? Kau seperti orang yang berutang tapi tak mau bayar, tahu tidak?"