Chapter 28: Awal Petaka

Noel tersenyum menatap salah satu hasil tangkapan kameranya. Cowok itu mendesah—mengagumi ketampanannya yang paripurna. Dilihat dari sisi manapun, ia tetap terlihat tampan—sanjungnya dalam hati. Jemarinya menggulir layar, beralih pada satu lagi hasil tangkapan layar ponselnya. Cowok itu terkikik saat melihat bagaimana ekspresi Moa yang tertangkap pada layar. Mulut Moa terlihat maju beberapa centi, membuat gadis itu kelihatan lucu. Noel masih mengingat saat itu Moa memang sedang bersenandung—saat ia mengarahkan kameranya. Dan melihat hasil tangkapannya, Noel sungguh tidak lagi bisa menahan tawa. Ah … iya, mengingat kekesalannya—Noel segera beralih membuka media sosialnya. Cowok itu terkikik sembari jari-jari tangannya bekerja melakukan perintah otak.