Download App
9.42% Who is a Psychopath? / Chapter 18: Part 18

Chapter 18: Part 18

"Hari ini saya tidak bisa mengantar kamu ke sekolah. Yuda akan mengantar kamu." Ucap Zion pada Abi yang sama sama berada di meja makan.

"Kak Zion kerja ya?"

"Iya."

"Emmm kak Zion?"

"Hemmm?" Zion berdehem.

"Abi boleh nanya sesuatu ngak sama kak Zion?" Tanya Abi pelan. Zion yang meletak kan sendok yang ada di tangan nya, dan fokus memandang ke arah Abi.

"Mau tanya apa?"

"Tapi kak Zion harus janji dulu sama Abi. Kak Zion ngak boleh marah dan harus jawab jujur, Oke?" Ucap Abi sambil mengarah kan jari kelingking nya ke arah Zion.

"Iya saya janji. Jadi kamu mau tanya apa?" Tanya Zion sambil mengaitkan jari nya ke jari Abi.

"Emmm sebenernya kak Zion itu kerja apa sih?" Tanya Abi. Wajah Zion langsung berubah serius saat mendengar pertanyaan Abi.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tanya Zion yang berusaha agar tetap tenan, entah kenapa ada perasaan takut pada dirinya jika sampai Abi mengetahui siapa dia sebenar nya.

"Abi cuman penasaran aja. Abi juga bingung, kenapa kak Zion selalu di awasi banyak orang? kenapa kak Zion punya banyak bodyguard? Emang kerjaan kak Zion itu bahaya ya?"

"Sekarang belum saat nya untuk kamu tahu apa sebenar nya pekerjaan saya Abi."

"Ta...."

"Sudah lah, sekarang kamu makan saja. Apa kamu mau jika kamu terlambat ke sekolah?" Ucap Zion memotong pembicaraan Abi.

"Ihh kak Zion mah gitu. Kan Abi cuman nanya doang."

"Saya lagi malas buat ngomong Abi, saya mau fokus makan."

"Saya.... saya... saya aja terus." sungut Abi. Zion langsung mengernyit melihat Abi yang terlihat kesal kepadanya.

"Kenapa?"

"Kak Zion kenapa sih selalu pake saya saya saya terus? Padahal kemarin kak Zion udah pake panggilan Aku Kamu, kenapa balik lagi ke saya?"

"Emang kenapa?"

"Ihh kak Zion gimana sih? Abi kan udah bilang, Abi tuh ngak suka pake saya kamu. Itu formal banget kak, udah kayak ngomong sama bos tau ngak."

"Emang saya siapa kamu?"

"Kan kak Zion itu kakak nya Abi."

"Siapa bilang?"

"Ihhh ngak tau ih. Abi kesel sama kak Zion. Abi mau berangkat sekolah aja, Abi udah kenyang." Ucap Abi sambil meneguk minuman nya lalu beranjak dari kursi nya.

"Abi tunggu." Ucap Zion lalu berjalan ke arah Abi. Zion memeluk Abi dan mengecup singkat pipi gadis itu.

"Kamu lucu kalo lagi marah kayak gini." Ucap Zion lalu kembali mengecup kening Abi.

"Ya sudah, saya antar kamu ke depan." Ucap Zion lalu menggandeng tangan Abi dan berjalan bersama ke luar rumah. Saat berada di luar rumah, Abi kaget saat melihat banyak mobil berejejr dan laki laki tinggi berpakaian serba hitam yang berdiri di sana.

"Mereka siapa kak?" Tanya Abi pada Zion.

"Mereka adalah orang orang terpilih yang akan menjadi bodyguard kamu mulai saat ini." Abi sontak kaget mendengar penjelasan dari Zion.

"What? Bodyguard? Kak? Abi tuh aman- aman aja, ngapain coba harus pake bodyguar segala. Abi ngak akan kenapa kenapa kak."

"Abi, kamu turuti saja apa yang saya katakan. Mereka hanya akan menjaga kamu, dan itu untuk kepentingan kamu sendiri." Ucap Zion.

"Tapi kak. Ini terlalu berlebihan buat Abi. Atau, kakak masih permasalahin tentang kejadian kemarin? Itu cuman kebetulan aja kak, ngak ada yang sengaja celakain Abi. Abi itu ngak punya musuh sama sekali."

"Aku sudah bilang, kejadian kemarin itu tidak kebetulan Abi. Kamu pikir, kenapa Aku yang menjemput kamu kemarin?" Tanya Zion pada Abi. Abi diam tanpa tau harus menjawab apa.

"Saya menjemput kamu karena saya tau kamu dalam bahaya. Sekarang kamu tidak sedang baik baik saja Abi. Yang jelas, mereka harus menjadi bodyguard kamu atau kamu tidak perlu sekolah lagi."

"Tapi... Ya udah deh Abi mau. Tapi dengan satu syarat, mereka cuman jagain Abi selama di luar sekolah aja. Abi ngak mau kalau mereka sampai masuk ke dalam sekolah juga kak. Abi malu. Mau ya kak, please!!" Ucap Abi sambil bergelayut manja di tangan Zion. Zion mengehela nafas dan akhir nya menunduk kan kepala.

"Oke, tapi jika kamu keluar dari daerah sekolah, maka mereka akan selalu mengikuti kamu kemana pun kamu pergi. Mengerti?"

"Siap pak bos." Ucap Abi sambil menghormat ke arah Zion.

"Kalau gitu Abi berangkat sekolah dulu ya kak. Bye bye." Ucap Abi dan tiba tiba mengecup pipi Zion. Zion kaku di tempat karena syok dengan reaksi Abi tadi, lalu mengeluar kan senyuman kecil nya. Zion langsung masuk ke dalam mobil yang di dalam nya sudah ada Abi dan Yuda.

"Ehh akk Zion ngapain? Kak Zion mau ikut sekolah kayak Abi?" Tanya Abi yang kaget melihat Zion menyusul nya masuk ke dalam mobil.

"Yuda. Kamu keluar sebentar, ada yang mau saya bicaraka dengan Abi. Dan jangan ada yang masuk ke dalam mobil, sebelum saya suruh." Titah Zion pada Yuda.

"Baik Tuan." Ucap Yuda dan langsung ke luar dari dalam mobil.

"Ehhhh kak Yuda mau ke..." Perkataan Abi langsung terhenti saat ia merasa kan ada yang kenyal kenyal mengenai bibir nya. Zion mengecup bibir Abi singkat.

"Kamu sudah membangunkan singa tidur Abi." Ucap Zion pelan dan terus memandang ke arah bibir milik Abi.

"Maksud kak Zion apa?"

"Ciuman kamu di luar tadi masih kurang. Kita akan melanjut kan nya di sini." Ucap Zion lalu menarik tengkuk Abi dan mencium bibir nya dengan lembut. Zion melumat bibir Abi dengan perlahan. Abi menikmati perlakuan Zion. Abi perlahan menutup mata nya, dan mengalung kan tangan nya di leher Zion.

Lidah mereka saling mengadu di dalam mulut mereka. Zion bermain dengan sangat halus.

"Kamu sudah membuat ku benar benar gila Abi." Ucap Zion, Abi hanya tertawa kecil dan entah mendapat keberanian dari mana, Abi menarik dasi Zion dan kembali menempel kan bibir mereka. Zion yang merasa mendapat lampu hijau, langsung membalas ciuman Abi, kali ini masih sama lembut namun ciuman mereka kali ini lebih panas dari yang tadi. Kedua nya sama sama menikmati ciuman panas itu. Tanpa memperdulikan orang orang yang sedang berjaga di luar.

Setelah merasa pasokan oksigen kedua nya semakin menipis, Zion melepas ciuman mereka. Zion mengecup singkat kedua wajah Abi, dan menggenggam tangan Abi.

"Saya tidak akan membiar kan siapa pun mencelakai kamu Abi." Ucap Zion sambil mengecup tangan Abi.

"Ngak akan ada yang berani celakain Abi selama ada kak Zion di samping Abi." Ucap Abi. Zion langsung menarik Abi ke dalam pelukan nya. Zion mendekap gadis itu begitu dalam, Zion benar benar tidak mau kehilangan gadis itu, tidak akan.

"Emm kak, Abi harus berangkat. Nanti Abi bisa telat, kalo kak Zion terus meluk Abi kayak gini." Ucap Abi setelah Zion cukup lama memeluk nya. Saat Abi berkata seperti itu, Zion langsung melepas pelukan nya.

"Ya sudah kamu sudah bisa berangkat. Setidak nya saya sudah mendapat kan morning kiss dari kamu." Ucap Zion menggoda Abi yang membuat wajah Abi memerah.

Zion keluar dari dalam mobil dengan wajah berbinar binar mengingat kejadian mereka tadi.

"Kalian semua, terus awasi dia. Jangan sampai terjadi apa apa dengan nya. Cukup pantau dia dari jauh, saya tidak ingin kejadian seperti kemarin itu terjadi kepada dia lagi, terutama kamu Yuda. Kamu yang paling dekat dengan Abi." Ucap Zion memperingat kan semua bodyguard yang sudah dia tugas kan untuk menjaga Abi.

"Baik tuan." Ucap Yuda sambil membungkuk lalu kembalu masuk ke dalam mobil di ikuti para bodyguard Abi yang masuk ke mobil masing masing.


CREATORS' THOUGHTS
Mega_Sari_Purba Mega_Sari_Purba

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C18
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login