Neon memandang sebuah objek yang membuatnya malas beranjak sejak tadi. Rasanya seluruh tubuhnya bukan lagi miliknya. Hem jika ingin mengatakan bahwa ia lebay ya sepertinya benar seperti itu sih kenyataannya. Dia bukan hanya lebay, namun juga sangat bodoh lantaran meninggalkan sosok yang begitu indah hanya demi batu sebongkah.
"Bukannya kau bilang tak ingin Sindi mengetahui kehadiranmu ini? Mengapa kau justru menatapnya sejak tadi."
Ah Neon benar-benar malas mendengarnya. Mengapa harus ada dia di dunia ini hem? Kenapa Hans harus hidup segala, mengamati dia belum berniat meninggalkan dunia? Menyesal dia membawa pria keturunan Korea Selatan ini kemana-mana, dia tak hanya menyebalkan tetapi pengganggu juga. Aish, Neon lupa, Hans kan diciptakan untuk menjadi pelayannya (teman maksudnya) mungkin inilah alasan bocah itu hidup lebih lama.
"Ya, ya, kau ini banyak bicara sekali sih! Urus Melodi saja sana, sungguh aku malas sekali berurusan dengan wanita hamil," ujar Neon polos.