Dua jam waktu yang aku habiskan untuk menangis sejadi-jadinya dan kini adalah waktu yang tepat untuk makan malam. Walaupun tatapan tak suka papa tujukan padaku kala menolak gagasan pisah dengan suami, namun aku benar-benar masa bodoh saat ini. Maksudku mengenai rencana perpisahan yang mereka ajukan. Aku sudah kehilangan calon bayi, jangan sampai kehilangan suami juga.
Bunda bilang aku boleh pergi kapan saja, hanya sebatas memutuskan hubungan dengan putranya jangan melepaskan label bahwa aku adalah putri mereka juga. Hanya saja aku bahkan lupa bagaimana cara bertahan hidup seorang diri tanpa ada mereka semua di sampingku seperti saat ini.
"Mami?"