"Aku udah nebak kok sejak awal," tukas Refi.
Seperti yang kalian duga, aku memang mengatakan yang sejujurnya dimana kekasihnya yang sialan atau mungkin bukan itu menyukaiku. Tentu saja ada kak Riki yang sejak tadi mengawasi kami, aku sempat mengira bahwa suamiku itu akan marah atau apa namun kala dia malah memakan apel maka itu berarti suamiku memang sedang tak begitu peduli pada keadaan.
"Lantas?" tanyaku pada Refi.
Adik iparku itu terbahak. Dia melirik ke belakang dimana kak Riki masih sibuk dengan apel di mulutnya, terkadang aku agak kesala juga lantaran suamiku keterlaluan sekali. Bagaimana bisa dia bersikap seperti ini? Maksudku, adiknya dan aku bisa saja saling jambak tetapi ekpresinya hanya muak saja. Mungkin karena kak Riki terlalu percaya padaku, duh aku dibuat meringis karena ulahnya yang satu itu.