Stefano masuk ke dalam kamar dengan membawa air putih. Rindi masih terus terisak, Rindi bahkan sampai kesusahan bernapas karena terlalu banyak menangis.
Stefano meletakkan gelas yang Dia pegang di meja. Stefano kemudian kembali memeluk istrinya yang terus saja menangis. Stefano menghela napas kemudian mengusap surai Rindi lembut.
Rindi mengeratkan pelukannya pada Fano. Rindi benar-benar merasa mimpinya begitu nyata. Rindi semakin takut saat mengingat perkataan kedua mertuanya dalam mimpi tadi.
"Rin, sudah jangan menangis lagi! Apa sebenarnya yang Kamu mimpikan?" Tanya Fano sedikit ingin tahu apa yang sebenarnya Rindi mimpikan sampai seperti ini.
Rindi diam saja dan hanya mengeratkan pelukannya. Rindi sesenggukan sampai tidak bisa berkata-kata, napasnya pun putus-putus. Fano melepas pelukannya kemudian mengambil gelas yang tadi Dia isi air putih.
"Minum dulu, supaya Kamu lebih tenang."