Tengah malam Rindi terbangun, perutnya benar-benar tidak bisa di ajak kompromi malam ini. Rindi meringsut pelan dari ranjang supaya suaminya tidak terbangun. Rindi meringis menahan rasa sakit, keringatnya sudah bercucuran tidak karuan. Rindi berjalan perlahan keluar kamar untuk mengambil minum.
Setelah meneguk air hangat setengah gelas. Rindi menghela napas dan memejamkan matanya pelan. Dia berharap kram perutnya ini cepat mereda. Tapi ternyata upaya itu nihil, Rindi masih merasakan sakit yang bukan main pada perutnya. Rindi meremas perutnya pelan.
"Chan,,," panggil Rindi lirih dari dapur.
Jelas saja Stefano tidak bisa mendengar panggilan Rindi. Suara yang Rindi keluarkan begitu pelan, jarak dapur dan kamarnya juga tidak dekat.