Plak!!
Pukulan keras dirasakan Yudha pada kepala bagian belakangnya. Yudha mengaduh kesakitan sambil menggosok-gosok kepalanya, bekas pukulan Airan baru saja. Ia menatap tajam Qiran yang masih duduk di sebelahnya.
Yudha tidak berani membentak dan menanyakan kenapa Qiran memukulnya sekejam itu. Ia hanya melirik Qiran dengan ekor matanya. Yudha merasa akan kembali teraniaya oleh kakaknya yang kejam itu.
"Kenapa reaksimu berlebihan seperti tadi saat melihatku, hah?! Aku ini bukan Dewi Kematian!!" Qiran berteriak, kesal. Kebiasaan sering berteriak ini memang menjadi ciri khas putri sulung keluarga ini. Jadi, siapa pun yang akan berinteraksi dengan Qiran, harus mempunyai telinga tebal. Sayangnya, ia akan berubah menjadi lembut jika berinteraksi dengan Arjuna saja.
Seperti Yudha ini. Telinganya sudah sangat tebal hingga kebal dengan hujatan, hinaan, dan bentakan dari kakaknya.
"Kukira tadi Dewi Kematian menjemputku, Kak Qiran." Yudha berkata dengan polosnya.
— The End — Write a review