Download App
1.01% Pamanku Kesalahanku / Chapter 16: Papamu Sangat Baik, Dia Sudah Lama Mati!

Chapter 16: Papamu Sangat Baik, Dia Sudah Lama Mati!

Editor: Wave Literature

Mo Yangyang merasa sedikit lega setelah mendengar putranya berkata seperti itu, kemudian ia segera berkata, "Latiao kamu benar..."

"Aku dengar dari Bibi Wang penjual cakwe, dia pernah mengatakan bahwa orang seperti ini pasti sangat pintar menipu. Pria tampan paling bisa menipu orang..."

Siaran berita yang ada di TV memperlihatkan wajah Xie Xize dengan jelas. Wajahnya yang rupawan seolah mampu membuat orang lain berteriak saat melihatnya.

"Apa Mama pernah ditipu?" Tanya Latiao kepada Mo Yangyang.

Saat mendengar anaknya bertanya seperti itu, Mo Yangyang rasanya ingin menangis. Ia tidak hanya ditipu, tapi juga 'dikejar'.

Namun Mo Yangyang berusaha untuk menyembunyikan hal ini dari anaknya, ia pun melambaikan tangannya sembari berkata, "Tidak, bagaimana mungkin? Mamamu ini orang yang dingin dan pintar, bagaimana dia bisa ditipu orang lain?"

Latiao mengalihkan pandangannya ke arah Ibunya, "Haha..."

Latiao tidak mungkin langsung percaya begitu saja dengan ucapan Ibunya. Sehingga ia pun kembali bertanya, "Jika Mama tidak ditipu, lalu dari mana aku berasal?"

Seketika dada Mo Yangyang terasa sesak. Ucapan putranya itu seolah langsung menusuk hatinya. Bagi Mo Yangyang, Setiap pertanyaan si anak cerdas ini terasa sangat mendebarkan.

Kemudian Mo Yangyang berkata dengan ekspresinya yang terlihat serius, "Papamu orang yang baik, hanya saja... Dia sudah lama mati."

Latiao mengedikkan satu tangannya yang gemuk sembari berkata, "Lihatlah, ditipu anak yang dilahirkan sendiri, tapi masih saja membantunya bicara."

Mo Yangyang hanya terdiam dan tidak tahu harus berkata apa lagi. Mo Yangyang merasa topik ini tidak bisa dilanjutkan lagi, dan akhirnya Mo Yangyang pun mengalihkan topik pembicaraan, "Jangan membahas topik ini lagi, jika kamu tidak menyukainya, kenapa kamu melihat beritanya?"

"Aku lihat di berita dia orang yang sangat kaya..."

"Ha?"

"Aku ingin seperti dia yang memiliki banyak uang, tapi lebih baik punya banyak uang yang melebihi dia." Ucap Latiao dengan suara khas anak kecil.

Mo Yangyang baru pertama kalinya mendengar hal ini dari mulut putranya, "Kenapa?"

Latiao pun menatap Mo Yangyang dan menjawab, "Aku akan membangunkan hotel untuk Mama, jadi Mama tidak perlu masak lagi. Supaya Mama tidak merasakan pegal-pegal dan terluka."

Tatapan mata anak ini terlihat begitu tajam dan jernih. Bahkan jika Latiao dewasa sebelum waktunya, tapi anak ini benar-benar pintar, ternyata di dalam hatinya masih ada perasaan peduli seorang anak terhadap Ibunya.

Mo Yangyang merasa terharu mendengar putranya berkata seperti itu, sehingga matanya tampak sedikit merah. Kemudian ia tersenyum lebar kepada putranya, "Baiklah, Mama akan menunggumu."

Mo Yangyang bertemu dengan pasangan tua yang membuka restoran kecil di saat dirinya yang paling sulit. Pasangan itu tidak memiliki anak. Pada awalnya, Mo Yangyang hanya bekerja pada mereka untuk menghidupi dirinya dan putranya.

Seiring berjalannya waktu, perlahan Latiao tumbuh menjadi besar. Ia anak yang sangat menggemaskan dan sangat mengerti bagaimana membuat orang lain senang. Dan pada akhirnya pasangan itu pun menganggap Latiao seperti mutiara yang berharga.

Selama ini pasangan itu sudah terlalu sayang dengan Latiao, sehingga mereka tidak bisa meninggalkan tempat di mana Latiao berada. Sekarang restoran kecil itu diserahkan Mo Yangyang untuk dilanjutkan, dan Mo Yangyang juga memberikan uang untuk kehidupan masa tua pasangan itu.

Mo Yangyang mengubah marganya menjadi marga Han, ia juga memiliki kartu penduduk dengan marga Han. Sedangkan nama lengkap Latiao adalah... Han Weilan. Ketika melahirkan Latiao, saat itu cuacanya sangat bagus dan langit terlihat begitu biru dan bersih.

Tiba-tiba Mo Yangyang tersenyum dan bertanya kepada putranya, "Sayang, sudah menghitungnya? Ini sudah malam, jadi waktunya mandi dan tidur."

Latiao pun berkata dengan nada menghina, "Cih, aku sudah menghitungnya. Jika menunggu Mama yang menghitungnya, apa mau menunggu sampai tahun depan?"

Ekspresi wajah Mo Yangyang terlihat sedih, dan ia pun bertanya kepada putranya, "Apakah Mama benar-benar bodoh?"

Latiao pun merasa ragu sejenak, "Tidak juga, biasa saja."

Wajah Mo Yangyang berubah menjadi senang, dan ia pun tersenyum, "Ayo tidur, besok setelah pulang kerja kita menengok Kakek dan Nenek."

"Baiklah."

Malam ini mereka menghitung omset penjualan yang mereka dapatkan selama satu minggu. Mo Yangyang menjemput Latiao di restoran. Sejak Latiao berusia tiga tahun, Latiao sudah membantu ibunya menghitung omset pendapatan restoran setiap minggunya.

Di lantai atas restoran itu terdapat sebuah bilik yang biasanya digunakan untuk beristirahat. Sesekali Mo Yangyang akan bermalam di sini sesekali.

Setelah memeriksa pintu dan jendela yang sudah dipastikan terkunci, Mo Yangyang pun membawa putranya ke lantai atas.

Di tengah malam, Mo Yangyang tiba-tiba mendengar ada suara saat ia tidur. Ia mendengar ada gerakan yang aneh di lantai bawah. Seketika Mo Yangyang pun langsung bangun dengan terkejut, ia melihat ada orang yang masuk ke dalam restoran.

Dalam hati, Mo Yangyang merasa takut dan juga cemas. Ia tidak berani menyalakan lampu, lalu ia segera menggendong Latiao yang masih tidur di sampingnya. Kemudian ia masuk bersama Latiao ke dalam kolong tempat tidur, tempat itu adalah satu-satunya tempat yang bisa mereka dipakai untuk bersembunyi.

Latiao terbangun dengan keadaan bingung. Namun tidak lama kemudian, wajah kecilnya yang polos akhirnya mengerti bahwa hari masih belum fajar, sehingga ia memanggil ibunya dengan suara lembut, "Mama..."

Langkah kaki yang berjalan di tangga terdengar semakin lama semakin dekat. Mo Yangyang pun langsung menutup mulut Latiao dan berbisik, "Latiao menurutlah. Sembunyilah di sini dan bantu Mama menghubungi polisi."


Chapter 17: Lepaskan Mamaku!

Editor: Wave Literature

Mo Yangyang bukanlah gadis kecil yang tidak mengerti apa-apa. Pengalaman yang ia dapatkan dalam beberapa tahun terakhir telah membuatnya sangat mengerti bagaimana kerasnya kehidupan di dunia luar.

Setiap hari, setelah restoran tutup, Mo Yangyang selalu memeriksa kembali jendela dan pintu untuk memastikan bahwa ia sudah menguncinya dengan benar. Namun meski sudah dikunci, tidak menutup kemungkinan masih bisa dibobol oleh pencuri.

Mo Yangyang pun memeluk Latiao, kemudian ia mencium pipi Latiao yang masih mengantuk. Mo Yangyang memberikan ponsel kepada Latiao, lalu dengan cepat ia membenahi seprai yang menutupi tempat tidur untuk satu orang itu. Kebetulan seprainya menjuntai ke bawah, sehingga bisa menutupi kolong tempat tidur.

Namun jika Mo Yangyang tidak sengaja membuka seprai itu, maka mereka berdua pasti akan ketahuan oleh si pencuri.

Jantung Mo Yangyang berdetak kencang seperti orang yang sedang memukul drum. Beberapa detik kemudian, punggung Mo Yangyang sudah penuh dengan keringat dingin.

Mo Yangyang saat ini berpikir kembali bahwa dirinya sudah tidak mampu melindungi barang yang harus dilindungi. Tiba-tiba ia mendengar suara keras yang menandakan pintu ditendang dan didobrak oleh seseorang dari luar. Pintu yang ditendang itu adalah pintu kecil yang dipasang untuk sementara, sehingga tidak terpasang dengan kuat.

Dalam kegelapan, Mo Yangyang melihat bayangan hitam masuk ke dalam restoran. Pencuri itu tampaknya memakai setelan hitam dengan tangan yang jelas sedang membawa pisau.

Pencuri itu terlihat seperti roh jahat yang tiba-tiba muncul di tengah malam, dan ingin melahap orang-orang yang telah jatuh. Karena panik, tenggorokan Mo Yangyang terasa kering. Ia merasa sangat ketakutan, tapi ia berusaha untuk tetap tenang.

Bagaimana pun juga Mo Yangyang harus melawan pria itu, ia tidak boleh terus bersembunyi di sini. Jika tidak, maka pria itu akan mengetahui keberadaan Latiao. Mo Yangyang mencubit dirinya sendiri dengan keras, dan rasa sakit itu membuatnya tenang.

"Tuan, jika kamu menginginkan uang, aku bisa memberikannya padamu. Usaha restoran kecil kami tidak menghasilkan uang yang banyak. Aku akan membantumu mengambilnya, selama kamu tidak menyakitiku."

"Turun dan ambillah."

Mo Yangyang pun menjawab, "Baiklah..."

Pria itu pun minggir, kemudian Mo Yangyang berjalan dengan hati-hati dan turun.

Lampu mulai menyala, dan Mo Yangyang membuka kotak kasir. Tiba-tiba Mo Yangyang mundur dua langkah, ia memegang vas bunga di belakang tangannya dengan tenang. Kemudian Mo Yangyang berkata kepada pria berpakaian hitam itu, "Kamu bisa... Mengambil semua uang ini..."

Pria berpakaian hitam itu melihatnya dengan tatapan ingin merendahkan, "Itu saja?"

"Restoran kami hanyalah restoran kecil dan juga sudah tua... Kamu sendiri bisa melihatnya, jadi untung yang kami dapatkan tidak terlalu banyak."

Mo Yangyang pura-pura berdiam diri dengan tenang. Saat wajahnya yang natural tanpa bedak seperti ini disinari oleh cahaya lampu, membuat wajahnya yang cantik itu terlihat semakin rupawan. Meski ia memakai piyama yang terlalu besar untuk ukuran badannya, namun tetap tidak bisa menutupi aura cantik dari tubuhnya.

Mo Yangyang memang terlahir sangat cantik, jadi meski ia tidak berdandan dalam kehidupan sehari-harinya, namun banyak orang yang menjuluki pemilik restoran ini dengan sebutan bos Han yang sangat cantik si pemilik restoran kecil.

Pria yang mengenakan pakaian berwarna hitam itu melihat Mo Yangyang dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya. Tatapannya terlihat semakin nakal dan liar, sedangkan Mo Yangyang sendiri juga sudah merasakannya.

Kemudian Mo Yangyang pun berkata, "Tuan, aku sudah lapor polisi. Sekarang kamu sudah mendapatkan uangnya. Cepat pergi dari sini, karena jika tidak pergi sekarang..."

Mo Yangyang berharap ucapannya mampu membuat pria yang mengenakan pakaian berwarna hitam itu takut padanya. Tapi ternyata itu semua tidak berguna.

Pria berpakaian hitam itu tiba-tiba berjalan mendekati Mo Yangyang dan bertanya, "Kamu pikir aku mudah ditipu?"

Setelah selesai bicara, tiba-tiba sebuah vas menghantam pria itu sampai terdengar bunyi pecahan vas yang cukup keras, bahkan sampai membuat tubuh pria itu terguncang beberapa kali.

Dengan cepat Mo Yangyang pun langsung berbalik dan berlari, namun ketika ia baru saja berlari dua langkah tiba-tiba rambutnya dijambak dari belakang.

"Pelacur murahan, beraninya kamu menghantamku..."

Pria berpakaian hitam itu menarik rambut Mo Yangyang ke belakang, lalu mencekik dan menekan Mo Yangyang di atas meja. Kemudian pria itu mengulurkan tangannya untuk merobek piyama yang dikenakan Mo Yangyang.

Mo Yangyang berusaha dengan keras untuk segera melarikan diri, namun semua upaya yang ia lakukan itu hanya sia-sia. Karena tekanan pria itu, Mo Yangyang merasa sedikit kesulitan untuk bernapas. Ia merasa putus asa, dan saat ini ia hanya bisa berharap Latiao tidak turun ke bawah.

Tiba-tiba, pria berpakaian hitam itu merasakan sakit di kaki kirinya bagian belakang. Ia pun menundukkan kepalanya dan melihat ke bawah. Ia tidak tahu sejak kapan ada seorang anak kecil yang sedang membawa jangka yang ditusukkan ke kakinya.

Latiao menatap pria yang ada di depannya itu dengan tatapan yang tajam, "Lepaskan Mamaku!"

Pria berpakaian hitam itu pun menghardik Latiao, "Dasar anak murahan, pergi sana..."

Latiao ditendang oleh pria berpakaian hitam itu, tubuh kecilnya yang berat itu pun terpental dan akhirnya terjatuh ke lantai. Sambil merasa kesakitan, Latiao memanggil Ibunya, "Mama..."

Latiao kini hanya bisa menutup matanya dan tidak berani bergerak.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C16
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank 200+ Power Ranking
    Stone 0 Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT