Mo Yangyang berpegangan pada dinding, ia bahkan nyaris tidak mampu menopang dirinya sendiri, dan seketika pikirannya kosong. Sebelumnya, Mo Yangyang merasa hidupnya seperti tragedi tanpa akhir. Namun hari ini, Mo Yangyang baru menyadari bahwa hidupnya seperti cerita horor tanpa akhir.
Sebenarnya ada apa denganku? Apa mungkin aku melakukan sesuatu yang tidak bermoral di kehidupanku yang sebelumnya, sehingga dibalas di kehidupan sekarang? Bahkan hidupku berubah menjadi sangat menyedihkan seperti ini.
Setiap kali Mo Yangyang mengira bahwa kejadian yang ia alami adalah akhir dari kesialannya, tapi kenyataan mengatakan padanya bahwa ada kejadian yang lebih buruk lagi yang akan menimpanya.
Mo Yangyang telah sampai pada titik di mana dirinya bahkan tidak bisa menangis.
Lan Dongzhi mengatakan bahwa Mo Yangyang mengambil umpan meriam biasa. Tapi ia merasa ada yang tidak beres, ia sepertinya mengambil umpan meriam kelas atas!
-
Saat fajar tiba, Mo Yangyang membungkus dirinya dengan menggunakan jaket dan datang ke rumah sakit. Setelah berada di luar pintu rumah sakit selama setengah jam. Akhirnya ia pun masuk ke dalam rumah sakit sambil menggertakkan giginya dengan penuh emosi.
Lan Dongzhi mengatakan bahwa alat tes kehamilan ini mungkin juga salah dan yang terbaik adalah pergi ke rumah sakit. Meskipun Mo Yangyang sendiri merasa bahwa hidupnya mungkin tidak lama lagi, tapi ia masih ingin memastikan apakah ia memiliki benar-benar sedang hamil dan segera memiliki anak atau tidak.
Jika tidak, Mo Yangyang tidak akan merasa bersalah setelah ia meninggal.
-
Kepala Rumah Sakit menyanjung Mo Yangyang dan berkata, "Tuan Xie, Anda tahu bahwa kekuatan rumah sakit kami dapat menempati peringkat tiga teratas di negara ini. Selama Anda setuju untuk mendirikan laboratorium bersama dengan rumah sakit kami, saya dapat menjamin bahwa semuanya boleh Anda atur, saya tidak akan pernah ikut campur dalam keputusan Anda..."
Wajah Xie Xize menunjukkan senyum sopan. Ia tidak bicara apa-apa, namun Kepala Rumah Sakit itu tampak sangat cemas, sambil menyeka keringat.
Mo Yangyang baru saja mengambil nomor pendaftaran dan keluar dari lift. Seketika ia melihat Xie Xize ditemani oleh Kepala Rumah Sakit dan beberapa dokter lainnya. Pria itu seperti 'Raja' yang sedang memeriksa wilayahnya.
Xie Xize terlihat begitu mempesona di antara kerumunan, sehingga sulit untuk menyembunyikan kemegahannya. Saat itu juga jantung Mo Yangyang berdebar kencang, ia pun segera membalikkan diri dan akan pergi.
"Mo Yangyang!"
Kaki Mo Yangyang belum melangkah, namun panggilan kematian sudah memanggilnya. Seketika Mo Yangyang menyesal, ia berpikir seharusnya tidak datang ke rumah sakit sialan ini. Tapi untungnya kesialannya sekarang tidak sampai memukulnya sampai mati.
Kemudian Mo Yangyang menggigit ujung lidahnya dan berusaha untuk tetap bersikap tenang. Perlahan ia berbalik untuk menunjukkan keterkejutannya, "Paman Kelima? Kebetulan sekali. Kenapa kamu ada di sini?"
Pura-pura saja terus sampai mati! Batin Mo Yangyang.
Dipukul sampai mati pun Mo Yangyang tidak akan mengaku di depan Xie Xize.
Kemudian Xie Xize datang dan menyentuh dahi Mo Yangyang dengan santai ia berkata, "Wajahmu sangat pucat, apa kamu sedang sakit?"
Orang-orang yang berkerumunan di belakang Xie Xize pun seketika langsung membuka mulut lebar-lebar karena terkejut. Doktor Xie... Menyentuh kepala wanita itu. Batin mereka
Wajah Mo Yangyang tampak putih pucat karena ketakutan, "Ti… Tidak... Temanku sedang tidak enak badan, jadi aku membantunya untuk memesan obat."
"Sakit apa?"
Mo Yangyang pun menjawab dengan kesulitan, "Itu sakitnya wanita, tidak bisa diucapkan begitu saja ke orang lain."
Xie Xize melirik Mo Yangyang dari sudut matanya, "Benarkah?"
Mo Yangyang berkata dengan suara rendah, "Paman Kelima, jika tidak ada urusan lain, aku akan pergi dulu..."
"Ada."
"Katakan saja!"
"Aku sedang mencari sesuatu akhir-akhir ini, bantu aku mencarinya."
"Katakan saja, aku pasti akan membantu Anda." Kata Mo Yangyang.
Mata Xie Xize terkulai, dan bulu matanya yang panjang, serta pupil yang gelap itu pun seperti pedang yang tertuju pada wajah Mo Yangyang. Tangannya indah perlahan melonggarkan pegangannya di kepala Mo Yangyang.
"Tiga bulan yang lalu, aku memungut seekor kucing yang mabuk. Dia baik hati, tapi dia tidak tahu bagaimana caranya bersyukur. Dia menggigitku lalu melarikan diri, meninggalkan bayangan besar di dalam hatiku..." Ucapan Xie Xize sangat jelas dan terkesan mengungkapkan isi hatinya.
Saat mendengar Xie Xize berkata seperti itu, kaki Mo Yangyang tiba-tiba bergetar, namun ia mencoba untuk tetap tenang, "Kucing ini sangat keterlaluan, benar-benar keterlaluan!"
Xie Xize berkata sambil tersenyum, "Benar, dia sangat keterlaluan. Dalam tiga bulan terakhir, aku menunggu dia kembali dan mengakui kesalahannya, tetapi dia tidak bermaksud untuk bertobat sama sekali. Bagaimana menurutmu?"
Xie Xize memiliki suara yang indah dan menawan, tetapi Mo Yangyang yang mendengarnya malah ketakutan sampai bulu kuduknya berdiri.
Untuk menghindari tatapan Xie Xize yang tajam, Mo Yangyang berpura-pura marah, "Menurutku, dia harus ditangkap lalu mematahkan kakinya, mematahkan giginya... Ehm... Ya begitu!"
Sambil menatap Mo Yangyang, tatapan mata Xie Xize tiba-tiba berubah menjadi cerah saat mendengar Mo Yangyang berkata seperti itu.
Ketika Mo Yangyang tidak bisa menahan diri lagi, tiba-tiba Xie Xize berkata kepadanya, "Kamu benar. Aku harus menangkapnya lalu mematahkan kakinya. Setelah itu aku akan melihat bagaimana dia bisa kabur lagi!"
Xie Xize mengangkat sudut bibirnya yang tipis, lalu sambil sedikit menoleh ia menatap Mo Yangyang. Melalui lensa matanya itu, Mo Yangyang bisa melihat mata Xie Xize yang seperti jurang, seolah-olah kedua mata itu bisa melahap segalanya.
Tanpa sadar Mo Yangyang melangkah mundur setengah langkah. Tiba-tiba ia merasa kulit kepalanya seperti mati rasa, dan entah kenapa kaki mulai terasa sakit.
Si mesum ini...
Jika dia tahu ada benihnya di dalam perutku, maka...
Mo Yangyang saat memikirkan hal ini, seketika bulu kuduknya langsung berdiri, semua ini terlalu mengerikan baginya.
Diam-diam Mo Yangyang menelan ludah lalu ia berkata, "Itu... Paman Kelima, aku pasti akan membantumu. Aku akan pergi mencari obat untuk temanku dulu. Selamat tinggal..."
Setelah selesai bicara, Mo Yangyang langsung berlari secepat yang ia bisa untuk hidupnya dan menghilang dalam sekejap mata.
Xie Xize sedikit menyipitkan matanya, ia pun sedikit mengangkat sudut bibirnya, kemudian ia melihat asistennya yang ada di sampingnya. Dengan cepat asisten itu pun segera pergi.
Mo Yangyang tidak jadi memeriksakan diri dan langsung bergegas keluar dari rumah sakit. Kini ia tidak peduli lagi dirinya hamil atau tidak, karena baginya yang terpenting saat ini adalah lari sejauh mungkin!
Mo Yangyang menghibur dirinya sendiri, ia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dirinya hanya mendaftar dan mendapat nomor di bagian ginekologi dan belum bertemu dengan dokter. Kemungkinan yang ia lakukan ini tidak akan menjadi masalah dan Xie Xize tidak akan tahu, pasti tidak akan tahu...
Setelah ini pasti akan ada keluarga Mo yang mengejar Mo Yangyang. Jika ia tidak menguatkan hatinya, ia pasti akan menyerah. Sedangkan Xie Xize si harimau itu juga sedang membuka mulut menunggunya masuk ke kandangnya. Meski hidupnya akan berakhir, namun Xie Xize tidak ingin menyerah begitu saja.
Mo Yangyang berpikir bahwa dirinya tidak bisa tinggal di kota Xia lagi, bahkan saat mati pun ia tidak ingin mati di kota ini.
-
Setengah jam kemudian, Xie Xize meninggalkan rumah sakit setelah diantar oleh Kepala Rumah Sakit keluar.
Setelah naik mobil, Xie Xize bertanya kepada Asistennya, "Di mana dia?"
Asisten itu menundukkan kepalanya dan menjawab, "Tuan... Dia segera mengetahui keberadaan saya. Dia kabur dengan cepat, saya... Saya kehilangan jejaknya... Maaf, saya tidak akan mengulanginya lagi."
Xie Xize tidak berbicara apa-apa dan juga tidak memberikan respon apa-apa, namun Asistennya malah semakin merasa tertekan.
Setelah beberapa saat kemudian, Asisten itu mendengar Xie Xize berkata, "Dari kecil hingga besar sama saja, tidak pernah bisa menurut."
Suara Xie Xize begitu lembut, namun mampu membuat bulu kuduk Asistennya itu berdiri. Asisten itu tahu bahwa Bosnya tidak sedang bicara dengannya. Dalam hati Asistennya itu sebenarnya merasa sedikit bersimpati dengan Mo Yangyang.
Kemudian Xie Xize mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak seseorang, "Bawa dia ke labku malam ini."
Asisten itu seketika langsung terkejut saat mendengar Bosnya berkata seperti itu. Ia tidak hanya bersimpati dengan Mo Yangyang, tetapi juga ingin memberinya lilin.
Satu jam kemudian, Mo Yangyang mengirim pesan teks kepada Lan Dongzhi.
Mo Yangyang: [Dongzhi, jaga dirimu baik-baik.]
Setelah itu ia mematikan ponselnya dan mengambil kartu sim yang ada di dalam ponselnya. Lalu ia mematahkannya dan memasukkannya ke dalam toilet.
Pengumuman dari speaker menyambut penumpang dan memberitahukan bahwa penumpang sampai di stasiun Jinchuan...
...Selamat datang, lima tahun kemudian...
Di dalam laboratorium yang dinding yang putih dan suasana yang dingin, Mo Yangyang terpaku di meja operasi dengan perjuangan tidak berguna.
Saat itu Xie Xize mengenakan jas berwarna putih, dengan sepasang kacamata berbingkai emas di pangkal hidungnya. Pria itu berdiri di depan Mo Yangyang melawan cahaya, ia terlihat bersih dan bebas dari debu. Ia seperti malaikat dan iblis. Bibirnya sedikit terangkat, dan terlihat sempurna tanpa celah.
Xie Xize memegang pisau bedah tajam di tangannya sembari berkata, "Jangan takut, kamu hanya patah kaki, rasanya tidak sakit."
"Bagian mana yang harus dimulai lebih dulu?"
Mo Yangyang menggelengkan kepalanya dengan kencang, "Tidak mau, aku tidak mau menjadi lumpuh. Paman Kelima, aku tidak sengaja. Aku benar-benar salah orang..."
Xie Xize tidak mendengar permohonan dari Mo Yangyang, "Mungkin kaki kanan? Kurasa boleh juga!"
Xie Xize mengangkat pisaunya dan Mo Yangyang berteriak, "Tidaaakkk..."
Teriakan Mo Yangyang terdengar begitu menderita, ia pun langsung terduduk dengan wajah pucat. Pupilnya mengerut dengan wajah penuh dengan kepanikan.
"Mama kenapa?" Suara anak kecil yang lembut memanggil Mo Yangyang yang tersadar kembali dari ketakutan.
Kemudian Mo Yangyang menoleh dengan melamun, dan penglihatannya yang semula kabur kini menjadi jelas.
Wajah bulat dengan pipi merah muda, mata hitam besar seperti anggur hitam, kakinya yang kecil. Anak itu mencoba mengangkat kepalanya, Latiao kecil menarik pakaian Mo Yangyang.
Mo Yangyang menarik napas dalam-dalam, lalu ia memeluk anak itu dan menggosokkan kepalanya ke tubuh kecil anak itu.
"Aku terkejut sekali. Syukurlah, itu hanya mimpi buruk. Aduh... Mama baru saja bermimpi tentang monster. Sekarang Mama masih sangat ketakutan. Mama butuh ciuman dari Latiao supaya Mama membaik."
Latiao mendorong wajah Mo Yangyang supaya menjauh darinya, "Haha..."
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT