Download App
60.8% Re Life In Anime World / Chapter 165: 165.) Akur Tidak Sih?

Chapter 165: 165.) Akur Tidak Sih?

Jam 12.30

"Kamu tidak habis?" tanya ku pada Asahi karena masih ada sisa makanan di mangkuknya

"Tidak, aku kurang mood makan sebenarnya" balas Asahi dengan mainan ponsel ku

"Hmm makan lagi, itu porsi sedang, cukup untuk nutrisi buat mu"

"Tapi tidak enak di mulut Kido kun"

"Di paksa, kamu jangan manja, jika sakit bukan ayah atau ibumu yang merawat, bukannya aku tidak bisa tapi aku perlu fokus juga cari uang, jika kamu bisa sehat kenapa tidak pilih itu kan, ku janji jika gajiku sudah cair hidup kita akan berubah drastis" ucap ku

"Berapa memangnya gajimu?" tanya Asahi tertarik

"600 rb yen dari cetakan pertama novel yang akan ku serahkan nanti tanggal 15" balas ku

"Wow lumayan juga jadi kamu mau mengajak ku kemana dulu"

"Tunggu uangnya ada dulu baru rencana" balas ku

"Hmm, aku tidak mood makan tapi"

"Makan saja lauknya jika nasinya tidak habis" ucap ku

"Boleh begitu?"

"Ya boleh, nutrisinya di lauk, tapi jangan banyak kegiatan jika tidak makan nasi, kamu akan lemas nantinya" ucap ku

"Oh iya, aku ada ekskul voli, apa aku perlu berhenti?"

"Ya perlu lah, kamu mau lompat lompat an sementara di perut mu ada bayimu, nanti dia lompat lompat juga bagaimana?" tanya ku

"Haha mana bisa seperti itu, tapi nanti aku akan bilang dulu ke para senpai supaya di izinkan keluar"

"Oh benar juga peman voli putra terbaik di Prefektur Miyagi siapa menurutmu?" tanya ku

"Kamu tertarik voli?"

"Tidak juga, hanya tanya"

"Jika kamu tanya begitu, maka akan ku jawab Haruka Shinomiya, lalu Kageyama, dan terakhir Ushijima, yang dua dari Karasuno inter high mereka lolos ke Nasional, bahkan puta putrinya, tch aku kesal jika harus mengingat kekalahan ku dengan mereka sebenarnya, tapi ku akui klub voli puta putri mereka gila gilaan" ucap Asahi

"Keduanya lolos seleksi nasional?" tanya ku

"Yap, jika di putra ada Haruka, sementara di putri ada Hiyori, sama sama Shinomiya, adik kakak, kekuatan punya ciri khas masing masing" (Haruka dengan pukulan keras, Hiyori dengan pukulan bisa kanan bisa kiri)

"Berapa kamu kalah?" tanya ku

"Jangan di tanya itu memalukan" balas Asahi

"Berapa?"

"Dua set, sama sama 25 - 5, 5 poin pun itu tercetak saat skor Karasuno 20 ke atas, aliasnya kami di beri poin" balas Asahi dengan malu

"Oh benar juga, Shiratorizawa putra kalah dengan mereka juga jadi?" tanya ku

"Iya mereka kalah di final lagi seperti musim panas kemarin, namun skornya 3 - 2"

"Di adakan di mana sih lombanya?" tanya ku

"Jika seleksi ya di adakan di sini, di gedung Karasuno yang baru, gedung olahraga mewah karena mereka mendapatkan uang tunjangan dari pemerintah Tokyo ke sekolah, ahhhh mereka sangat beruntung" ucap Asahi

"Kamu tau tidak?" tanya ku

"Tau apa?"

"Bos ku itu Haruka Shinomiya loh"

"Yang resto?" tanya Asahi

"Keduanya, ia yang punya resto sekaligus yang punya komplek perusahaan baru di barat sekolah Karasuno itu, jadi ia juga punya perusahaan penerbit light novel juga"

"Tunggu kompek perusahaan yang gedungnya tinggi tinggi itu?" tanya Asahi memastikan

"Iya yang totalnya ada 16 perusahaan itu, dengan gedungnya ada 24 mungkin" ucap ku

"Gila ayah ku kerja juga di situ, tapi ia cuma kata bosnya muda dan sangat kaya" ucap Asahi

"Kerja di perusahaan apa?"

"Di perusahaan yang berbasis hardware pc, ibuku juga tapi ia di bagian hardware ponsel, gajinya tinggi katanya" ucap Asahi

"Berapa?" tanya ku

"Total gaji plus lembur bisa 350 rb yen" balasnya

"Oh"

"Hanya oh, itu lebih tinggi 60 rb yen loh dari perusahaan di luar komplek itu, gajimu di resto memangnya berapa?"

"Bisa lebih tinggi jika aku kerja full time, tapi karena part time mungkin aku bisa memegang 240 rb yen" balas ku

"Tinggi juga ya"

.

Jam 3 sore.

"Ayo pulang" ajak ku

"Baik, sebentar mau beres beres buku"

.

Jam 3.15 sampai di apartemen.

Kami masuk bersama, aku mandi lalu ganti pakaian seragam kerja.

"Kamu pulang jam berapa?" tanya Asahi

"Jam 8.30 malam, jika mau tidur duluan jangan lupa kunci pintunya, jika mau makan gratis datang ke resto pukul 6, akan ku berikan bagian ku padamu, tapi jika tidak mau, beli saja di warung bento depan, paling hanya 1200 yen" balas ku

"Kamu sepertinya hidup sendiri malah jadi boros begitu, dulu saat sekolah saja kamu makan di kantin paling hanya roti dan air mineral, tapi sekarang berubah drastis"

"Ya namanya juga perubahan yang baik, mana ponsel ku akan ku gunakan di sana" ucap ku meminta ponsel yang Asahi pegang

"Kamu pakai ponsel ku saja, aku mau bermain dengan ponsel mu, ponsel ku tidak mendukung permainan" balas Asahi

"Mau ku belikan?" tawar ku

"Tidak perlu, uangnya di tabung saja dulu, jika lebih baru belikan hehe"

"Baiklah"

.

Jam 3.30 aku mulai bekerja, aku di sana langsung mendapatkan selamat atas pernikahan diam diam ku. (Saat sarapan kan berbagai makanan, nah saat itu Haruka bilang bahwa ia menikah ke Sayu dan Mengumi)

"Wah wah, kamu mengikuti jejak ku ya menikah di kelas satu SMA, tapi keren sih nikah mudah itu menyenangkan kok, asal jika istri marah kamu jangan balas marah" ucap Haruka padaku

"Baik pak saya mengerti" balas ku

"Selamat ya Kido kun" ucap Saki

"Kok rasanya aneh saja di ucapkan selamat oleh istri dan diriku" pikir ku

"Terima Kasih Saki san" balas ku

.

Mulai bekerja, saat ini aku bekerja sebagai Asisten koki, sebab Shouko tidak masuk karena sakit.

Tapi tidak semua koki ku bantu, hanya beberapa saja yang masakannya kompleks dan perlu banyak bahan.

Sebenarnya pelayan itu boleh menolah jika ada kerja jadi asisten koki, tapi aku memilih mau karena aku juga bisa masak sebenarnya, lumayan kan bisa menambah uang gaji sebanyak 15 rb yen, sebulan paling 4 - 5 kali dapat giliran jadi asisten.

"Kido kun, ayam cincangnya belum di giling?" tanya Souma

"Sebentar mesinnya macet jadi ku cincang pakai penggiling manual" balas ku

"Kido kun, sayuran dadu.." ucap Megumi

"Ku taruh di belakang mu" balas ku sambil terus memutar alat giling

"Kido kun dada ayam filetnya?" tanya Koyo

"Di kulkas masih ada 6 potong" balas ku

"Kido kun" ucap Toki

"Apa?"

"Hanya ingin memanggil saja"

.

Jam 5.55 petang.

"Mau makan apa?" tanya Satou padaku

"Menu sehat 2 saja, mau ku berikan ke istriku soalnya"

"Baiklah, minum kamu bungkus sendiri ya" ucap Souma

"Oke"

.

Jam 6 tepat makanan ku siap.

Ku bawa bingkisan keluar restoran, Asahi menunggu di belakang restoran sebabnya.

"Ini di makan, habiskan jangan sampai tidak" suruh ku

"Baiklah, terima kasih ya, ponsel mu mau kamu minta tidak?" tanya Asahi

"Tidak, pakai saja untuk mainan, aku juga jarang main ponsel sebenarnya, cuma yang ku butuhkan hanya foto makanan, sebab aku juga yang mengurus postingan di sosial media" balas ku

"Ya sudah pakai saja ini" serah Asahi

"Beneran ini?" tanya ku

"Iya"

.

Asahi pergi setelah menerima makan malam itu.

Aku kembali ke ruang istirahat karyawan.

"Kido kun ini makan sandwich" ucap Satou menyerahkan makanan untuk ku

"Tapi bukannya jatah ku sudah habis?"

"Tidak masalah, sandwich bukan terhitung jatah karyawan"

"Terima kasih Satou san" ucap ku

"Tentu"

Ku makan dua sandwich keju itu, walaupun tidak kenyang yang penting dapat mengganjal lapar dulu.

Di apartemen.

Ada sepucuk surat dari Satou san untuk istriku.

.

Jun Satou

Untuk kamu istrinya Kido, tolong di jaga kesehatannya, jangan sampai malas makan, apalagi hilang mood makan.

Jika kamu ingin tau, sebenarnya Kido itu sangat kelelahan, ia anak yang kuat, namun ada kalanya perlu istirahat, kamu sebagai istri jangan menambah beban yang banyak padanya.

Yakinlah bahwa Kido mampu membahagiakan dirimu.

.

"Memang benar aku jadi beban padanya, tapi akan ku buktikan aku bisa jadi yang baik, atau mungkin yang terbaik untuknya" ucap Asahi

.

Jam 6.30 mulai kerja lagi.

Jadi asisten saat jam jam ini lebih munyusahkan, namun untungnya aku terbantu oleh Megumi yang menu yang ia pegang sudah habis bahan.

.

Jam 8.30 waktunya pulang.

Aku jalan berdua dengan Megumi.

Di depan apartemen Asahi sudah menunggu ku.

"Itu istrimu Kido kun?" tanya Megumi

"Iya, mau kenalan?" tanya ku

"Tidak perlu, nanti saja aku sudah lelah dan tidak baik juga mengobrol di malam begini, aku masuk dulu"

"Oke bye" ucap ku

.

Aku tiba di depan Asahi.

"Kenapa tidak masuk, ini dingin loh" ucap ku padanya

"Kamu dengan santainya jalan beruda dengan wanita lain di depan istrimu" ucap Asahi cemburu

"Dia senior ku di resto, jangan cemburu"

"Aku tidak cemburu"

"Jika tidak ngapain mukanya jutek begitu, sudahlah ayo masuk" ucap ku sambil mengalungkan lengan ku di pundaknya

"Baik"

.

Aku duduk di sofa.

Untungnya apartment ini ada ac penghangatnya, jadi di dalam tidak terlalu dingin.

"Mau ku buatkan susu coklat?" tawar Asahi

"Tolong buatkan" suruh ku

.

4 menit kemudian Asahi datang membawa dua gelas kecil susu coklat.

Baru ku sruput satu kali.

"Kamu apa tidak ingin beli kulkas Kido kun, aku sampai bingung loh menyimpan bahan untuk memasak jika tidak kulkas"

"Tunggu gajiku cair sayang, aku tidak ada uang" ucap ku

"Uang yang ku berikan sudah habis?"

"Sisa 2500 yen" balas ku

"Heh kenapa hanya sisa segitu"

"Ya ku investasikan ke barang dagangan, besok akan datang jam 5 sore katanya"

"450 rb yen kamu belanjakan sekaligus?"

"447500 yen tepatnya" balas ku

"Kamu kok sembrono sih, bagaimana jika ada apa apa dengan ku atau kamu, kita tidak ada tabungan selain 50 rb yen yang ku pegang loh" ucap Asahi

"Jika ada apa apa ya ke rumah sakit lah" balas ku

"Pakai uangnya siapa coba" ucap Asahi

"Ya pinjam dulu ke orang lain, gitu kok ribet sih"

"Kamu yang menggampangkan Kido kun"

"Sudah tanang saja, kita seperti ini hanya sampai tanggal 15, suer ga bohong" ucap ku

"Hmm aku bilang seperti ini sebab jujur saja aku khawatir, aku juga belum bekerja soalnya" ucap Asahi dengan bersandar padaku

"Iya aku tau, tapi mau bagaimana lagi, uangnya juga sudah terpakai" balas ku tanpa rasa bersalah

.

Di dalam kamar.

Ku gambar lanjutan ilustrasi ku, sementara si Asahi memijat tubuhku, waktu ku tanya alasannya, ia hanya menjawab hanya ingin, kan aneh.

"Gambaran mu masih banyak?" tanya Asahi masih memijat ku

"Target hari ini 2 bab selesai ilustrasinya" balas ku

"Maaf ya membuat mu bekerja keras untuk ku"

"Aku tidak bekerja keras, aku bekerja dengan lembut"

"Maksud ku kamu harus mengorbankan tenaga dan waktu mu untuk bekerja pada kamu masih remaja, yang seharusnya menjadi masa terindah dalam hidup"

"Shuttt, jangan di lanjutkan, nanti jadi sedih, kamu tidur saja, pijitnya sudah cukup"

"Baiklah"

Asahi memasang posisi siap tidur.

"Kamu tidak ikut tidur langsung?" tanya Asahi

"Sebentar, jam 11 aku akan tidur"

"Oke aku tidur duluan"

.

Aku lanjut mengerjakan, sesekali jika lelah ku istirahat dengan memegang dadanya Asahi, energy booster sebabnya.

Tapi jika ia merasa terganggu ku ganti elus kepalanya.

.

Jam 1 dini hari.

Wungekkkk!!

Aku memutar anime One Piece tapi colokan earphone kurang kencang, Asahi pun bangun.

"Aduh kenapa juga kurang menacap" pikir ku

"Kido kun jam berapa ini?" tanya Asahi

"Jam 1 dini hari"

"Kamu belum tidur?"

"Belum, mau nonton anime ini" balas ku

"Mana ponselnya" ucap Asahi

"Mau untuk apa?" tanya ku

"Sinikan bersama dengan earphonenya"

Ku serahkan kedua barang itu.

Asahi menyimpannya di dalam laci meja sampingnya.

"Tidur sudah malam" ucap Asahi

"Hmmm gaya ku di tiru" pikir ku

"Baik aku tidur" balas ku

.

Kami berdua tidur, ku peluk dirinya dengan lembut.

.

Jam 6 si Asahi bangun duluan.

Ia pergi ke dapur tapi ia lupa bahwa Kido tidak ada bahan masakan.

"Hmm beli di luar, biar ku pakai uang ku dulu saja" ucap Asahi

.

Ia pergi cari makanan di depan apartemen, katanya lumayan mahal tapi biarlah demi bisa sarapan.

Jam 6.10 Asahi kembali.

Ia membangunkan ku.

"Kido kun bangun mandi sarapan" ucap Asahi sambil memegang pipiku

"Ya ya ya"

Aku datang ke ruang tamu bersamanya, sarapan dengan menu ayam.

"Kenapa tidak ada sayurnya?" tanya ku

"Di paket tidak ada sayurnya"

"Lain kali beli yang paket ada sayurnya" suruh ku

"Kamu bahkan tidak memberiku uang tapi minta yang komplit" ucap Asahi

"Salahmu tidak minta tadi"

"Baiklah sekarang ku minta sekarang"

"Ya tidak bisa, kan kamu sudah ikhlaskan bukannya masa di minta balik"

"Huh!!"

.

Tanggal 13 Januari.

Uang sudah mepet, gaji belum cair.

"Dah dah nasib nasib" pikir ku

Untuk bisnis hanya bisa untuk makan dulu, sebab pakaian laku hanya 1 sampai 3 sehari, uang Asahi habis untuk beli susu ibu hamil.

"Kido kun belum di transfer juga sama Maki san?" tanya Asahi

"Belum, uang mu sudah habis?" tanya ku

"Sudah, apa aku pinjam ayah ibu saja ya?" tanya Asahi

"Tidak usah, jika mau pinjam aku punya banyak teman kok yang meminjami, Maki san juga bisa" balas ku

"Kita makan apa kalau begitu hari ini?"

"Nasi dan garem untuk ku, menu yang sehat mu" balas ku

"Masih ada uang berapa?"

"Sisa 5600 yen" balas ku

"Kok kita boros begini ya?" tanya Asahi

"Katakan pada dirimu sendiri, yang suruh beli vitamin, beli susu bumil sampai 3 kardus kemasan 800 grm, dan yang paling tidak wajar kenapa sudah beli mainan bayi" balas ku

"Hey itu kan pakai uang ku, kamu tidak menyumbang juga saat aku beli itu" ucap Asahi

"Asahi chan, bagaimana aku menyumbang jikalau uang saja sudah ku pakai untuk makan kota berdua, kamu juga sih yang salah pakai uang tidak mikir kedepannya" ucap ku

"Hey sekarang ku tanya yang membelikan pakaian dengan total 450 rb yen siapa?" ucap Asahi

"Entah aku hilang ingatan pokoknya"

"Huu"

.

Makan siang tetap ku belikan makanan yang bergizi untuk Asahi, sementara diriku harus menahan lapar dulu.

Saat makan malam, ku belikan lagi makanan yang baik untuknya, sementara diriku makan di restoran.

.

Lalu Kamis 14 Januari (besoknya) sarapan untungnya di berikan oleh Sayu san, makan siang aku harus tahan lagi, lalu makan malamnya ku belikan di restoran wagnaria, sementara diriku numpang di rumahnya Maki dan san.

.

Jumat 15 Januari jam 8 pagi, akhirnya bayaran novel ku cair, sebanyak 1,2 juta yen lagi, sebab keputusan penerbitan akan menerbitkan sebanyak 4000 copy tiap serinya (1A dan 1B).

Di sekolah pukul 9.30

"Akhirnya aku tidak perlu numpang makan lagi" ucap ku dalam hati saat melihat saldo ku sekarang lewat ponsel

"Sudah masuk?" tanya Asahi karena melihat ku tersenyum

"Sudah dong"

"Berapa Kido kun? 600 rb?" tanya Asahi

"1,2 juta yen" balas ku

Siswa siswi yang mendengarku jadi ngiler karena uang yang ku sebutkan nominalnya.

"Langsung beli perlengkapan nanti?" tanya Asahi

"Tentu, aku kan libur nanti, tapi aku mau beli laptop dulu, untuk menunjang pekerjaan ku"

"Baiklah, paling harganya 150 rb yen sudah dapat baik" balas Asahi(Maklum dah jadi istri Shoppe ria, semua barang di lihat lalu di bandingkan dengan online shop lain)

"Aku mau beli yang Mac sayang, bukan Microsoft" balas ku

"Iya 150 rb sudah dapat yang bagus" balas Asahi

.

Jam 3 siang, selepas pulang sekolah kami pergi ke supermarket.

Note : untuk kedua kakaknya Kido, sudah dapat pelajaran karena berani mengacu ke apartemen ku, bahkan ingin memperkosa Asahi, (ku penjarakan maksudnya)

Flash back.

"Kido cabut tuntutan mu pada kakak mu, jangan buat keluarga ini hancur!" teriak Ayah memarahi ku di apartemen ku sendiri

Ibuku dan Asahi kaget.

Aku diam tapi mentap ayah ku dengan pandangan orang menyapa kasian orang yang di lihat.

"Ayo ke kantor polisi dan cabut tuntutan mu!" teriak Ayah memarahi ku

"Ayo kita ke kantor rumah sakit jiwa saja yah, kamu ini gila sepertinya" ucap ku

"Berani kamu ya mengatai ayahmu!!" teriak Ayah mencoba menampar ku

Swoshh

"Tidak kena!" ucap ku

"Kido kun jangan menepermainkan ayah mu" ucap Asahi padaku

"Tolong Kido kun, apa kamu tidak kasihan pada kakak mu, mereka mungkin di vonis 5-10 tahun penjara, bagaimana masa depan mereka nantinya, pasti akan hancur" ucap Ibu

"Ibu, bagaimana perasaanmu jika ingin di perkosa?" tanya ku

Ibuku diam.

"Ketakutan? Kepikiran bagaimana keadaan dengan suami mu? Tentunya pasti berpikir juga kan ingin membunuh orang pemerkosa itu, nah bayangkan lagi, jika si pemerkosa adalah kakak ayah sendiri, aku sebagai suami melindungi istriku, aku bisa memaafkan perbuat mereka, tapi tidak dengan negara ini, mereka hancur ya itu resiko mereka" balas ku dengan sopan

"Ku berikan uang padamu lepaskan tuntutan mu" ucap Ayah

"Jangan sampai kamu terima Kido kun mereka bejad" ucap Asahi dalam hati

"Berapa?" tanya ku

Asahi menatap ku dengan kaget

.

"1 juta yen" balas Ayah

"Tidak mau jika begitu, yang kita bicarakan masa depan mereka loh, uang 1 juta itu sama saja gaji 2 bulan paling, jika mau mari kita iting itung saja, 350 rb yen perbulan, satu tahun ada 12 bulan, jadi satu tahun pengurangan sama dengan 4,2 juta yen, lalu masa hukuman ku pilih setengah saja 5 tahun jadi 1 miliar yen" balas ku

Mereka mendengarkan dengan sesama dan ikut berhitung.

"Bukannya 21 juta yen?" tanya Ayah

"Kan mental Asahi yang tertekan, mungkin jadi trauma, juga belum terhitung, jika mau ya 1 miliar akan ku cabut, jika tidak ya sudah jangan teriak teriak di depan ku, kamu ayah tolol punya tiga anak yang di pentingian hanya 2 orang, tolol!" teriak ku ganti

.

Ayah ku mencoba memukulku.

"Oh berani ya ayo ayah jual aku beli" ucap ku sambil memasang posisi bertarung

"Dasar anak durhaka!"

"Ayah juga durhaka pada anak" balas ku

.

Kami berdebat lagi hingga akhirnya ku panggil polisi untuk mengusir mereka dari apartemen ku.

.

.

Kembali ke masa ini.

Di supermarket.

"Kemana dulu?" tanya Asahi sambil menggandeng ku

"Ke atm dulu tentunya, mau ambil uang" balas ku

"Oke"

.

Pertama ke atm, kedua pergi ke tempat televisi.

"Beli yang besar Kido kun" ucap Asahi

"Yang ekonomis saja" balas ku

"Yang 50 inch sudah ekonomis bisa konek Internet, usb dan 4k lagi" ucap Asahi setelah membaca buku panduan toko

"Harganya 44 rb yen loh" balas ku

"Tidak masalah, kan sebentar lagi kamu gajian juga kan dari resto"

"Hmmm aku seperti atm berjalan mu saja" komentar ku

"Hehe kan di pakai bersama juga"

.

Akhirnya ku beli yang 50 inch smart tv 4k resolution, antar ke rumah perlu 1000 yen tambahan.

.

Ke tempat laptop.

"Kido kun yang ini saja" ucap Asahi

"Tapi yang ini lebih menawan" balas ku (Harganya 270 rb yen)

"Ini gaming, katamu hanya ingin untuk penunjang pekerjaan" kata Asahi

"Aku juga perlu bermain, kamu ku ajak bermain saja tidak mau" ucap ku

"Bukannya kamu yang menolak sendiri?" Asahi tanya balik padaku

"Oh begitu ya" balas ku (aku menolak sebab tidak baik sex di trimester pertama)

"Iya kamu menolak, alasanya kamu bilang tidak baik untuk janin" kata Asahi

"Hmmm oke oke aku paham, tapi aku perlu main loh, masa hidup ku sepaneng mikir kerja terus" ucap ku

"Baiklah jika begitu" Asahi setuju

.

Di toko ponsel.

"Aku mau beli YellPhone saja" ucap Asahi

"Siapa yang menawarimu, kamu pakai ponsel ku saja, aku beli baru" balas ku

"Tidak boleh, kamu sudah berjanji padaku ingin membelikan ponsel baru" kata Asahi

"Hmm, ya sudah ya sudah, tapi di bawah 50 rb yen ya" ucap ku

"Tidak, aku perlu penunjang juga untuk kerja, jadi belikan yang Yellphone YSX 12 Pro" ucap Asahi

"Kamu bercanda, itu ponsel flagship terbaru dari perusahaan HS lho" ucap ku

"Ya tidak masalah, harga kan tidak terlalu mahal"

"200 rb yen loh" balas ku, karena sejujurnya aku juga ingin ponsel itu

"199,999 yen" balas Asahi

"Iya kurang 1 yen lagi 200 rb, cari saja yang lebih murah" ucap ku

"Tidak mau, ponsel itu sudah jadi idaman ku sejak rilis tanggal 10 kemarin" balas Asahi

"Hmmm ish 200 rb yen banyak loh" ucap ku

"Kamu beli 270 rb yen saja biasa saja, tapi beli 200rb kemahalan?"

"Ok oke aku belikan" balas ku

Ku beli ponsel mahal itu, ponsel sekelas Hphone dengan sistem berbasis Android namun dengan chipset merek HS, yang di katakan Chipset tercepat dan terkecil saat ini.

.

"2 ponsel Yellphone YSX 12 Pro" ucap ku

"2?"tanya Asahi

"Untuk ku juga lah"

.

400 rb ku keluarkan, tapi sebagai bonus kami dapat speaker.

Asahi langsung memakai ponselnya.

"Uang ku tinggal 480 rb yen loh ya" ucap ku pada Asahi

"Masih cukup untuk beli kulkas" balas Asahi

.

Jam 4.30 pulang dari sana, saldo ku di atm tinggal 100 rb yen.

Jam 4.45 kembali ke apartemen.

.

"Kido kun beli motornya kapan?"

"Baru juga beli perlengkapan, uang ku hanya sisa 100 rb oi" balas ku

"Ya kan hanya tanya, siapa tau mau beli dalam waktu dekat" balas Asahi

"Gak, aku lagi bokek, beli jika dapat jackpot dulu"

"Lama kah?"

"Ya lama, makanya kamu itu jika jual pakaian, jangan terlalu julid dengan pembeli"

"Aku ramah dengan pembeli lah, tapi kalau pembelinya banyak tanya ku julidi juga sih, sebeb mereka pasti tidak jadi beli" balas Asahi

.

Jam 6 barang barang elektronik kami datang.

Ku pasang tvnya, lalu ku atur barang barang yang lain, di bantu dengan Asahi juga tentunya.

"Aduh duh tangan ku berdarah Kido kun" teriak Asahi saat membantu ku menggeser lemari

"Bagaimana bisa, aku yang mendorong loh ini" ucap ku

"Beneran berdarah ini, tolong ambilkan kotak p3k" ucap Asahi

Ku ambilkan kotak p3k, lalu ku lihat lukanya.

"Lukanya lumayan besar, ini harus di amputasi" ucap ku

"Husss jangan asal bicara, tolong segera di basuh" ucap Asahi

"Ya iya, tahan ya" ucap ku

Ku basuh lukanya dengan infus pembasuh luka.

Nyesss (Yang di rasakan Asahi)

"Tahan, ini hanya luka gores tidak dalam jadi hanya di obat merah aman" ucap ku

"Ini perih" balas Asahi

"Ya salah mu sendiri"

"Malah di salahkan, sudah di bantu angkat juga"

"Shutt diam jangan banyak omong" ucap ku

.

Sisanya ku bereskan sendiri.

Ringg!!

Ponsel ku berbunyi.

"Halo Maki san ada apa?" tanya ku

"Novel mu sudah mendapatkan pre order sebanyak 76 rb copy untuk tiap serinya, perusahaan ingin mentranslete ini ke bahasa Inggris, aku ingin menawarkan dulu, kamu bisa sendiri atau butuh translator?" tanyanya

"Berapa copy yang akan di cetak jika ku translete?"

"Jika bagus ya 50000 rb copy bisa saja, sebab novel mu akan mendunia, Haruka sama sendiri yang menjamin, menurut pengalaman, semua pekerjaan yany di jamin olehnya pasti akan sukses besar, apalagi setelah ia melihat ilustrasi mu, ia kata hanya butuh waktu sebentar novel mu akan di jadikan manga, lalu anime, lalu big movie" kata Maki

"Lalu yang volume dua bagaimana?" tanya ku

"Lolos juga, pre order juga sudah di buka tapi tidak sebanyak yang pertama"

"Baiklah, lalu aku akan dapat kompensasi cetakan ke dua kapan?" tanya ku

"Hmmm langsung ke inti ya, kamu akan mendapat uang sebesar 35 juta yen, namun uangnya akan cair ketika pre order tembus 105 rb copy tiap serinya"

"Kapan sih terbitnya novel ku?"

"Tanggal 28 Januari cetakan pertama, tanggal 5 Februari cetakan ke dua sebanyak 100 rb copy niatnya"

"Baiklah, lalu bayaran translatenya?" tanya ku

"Buat saja dulu kami akan menilai harganya, jika bagus akan ku berikan 1% dari 100 rb salinan"

"Wow 1,2 juta yen ya" ucap ku

"Iya, lakukan sekarang jika bisa"

"Baik"

.

Next....


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C165
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login