"Kenapa gak mau turun, sayang?" tanya Dika saat mereka berdua sudah sampai di rumah.
"Aku takut, Dik."
"Kenapa harus takut? Ibu ada di dalam lagi nungguin kita loh dari tadi."
Akhirnya, Leony memberanikan diri untuk turun dari mobil. Ia menarik napas dalam-dalam agar lebih rileks.
"Ya udah, ayo," ajak Leony pada Dika.
Pria itu langsung menggenggam tangannya dengan erat. Mereka berdua melangkah masuk ke dalam rumah. Dika tampak memanggil-manggil sang Ibu.
"Bu, ini ada Leony," teriak Dika.
Tak lama, keluarlah Rani. Leony pun kembali lagi merasa gugup. Ia takut kalau wanita itu masih tak suka dengannya.
"Eh, ada Leony, ayo silakan duduk." Rani menyuruh Leony untuk segera duduk.
"I–iya, Bu."
Leony menatap ke arah Rani. Wanita itu tak bersikap yang aneh-aneh hari ini. Rani bahkan beberapa kali tersenyum ke arahnya. Leony pun jadi berpikir positif sekarang.
Dika senang melihat ibunya seperti ini. Sang Ibu dan kekasihnya tampak akur dan terdengar mengobrol satu sama lain.