Download App
12.96% PERNIKAHAN KONTRAK [21+] / Chapter 21: Kisah cinta tragis [bagian ke-4]

Chapter 21: Kisah cinta tragis [bagian ke-4]

Malam itu cuaca terlihat buruk sekali, hujan deras disertai dengan petir yang bergemuruh dengan sangat menakutkan. Bahkan lampu pun mengalami pemadaman secara keseluruhan karena disebuah tempat arus listrik terganggu karena gangguan cuaca yang buruk.

Seorang lelaki berkemeja putih polos tengah duduk disamping jendela besar itu, memandang derasnya air hujan yang turun membasahi langit malam. Padahal hari ini dia memiliki sebuah janji dengan kekasihnya, mereka berencana untuk pergi ke bioskop lalu makan malam bersama di restoran favoritnya. Namun karena cuaca yang buruk janji itu harus batal dan membuat Rey sedih, bahkan beberapa kali dia mengirim chat atau pun telpon Mina tidak menjawabnya. Mungkin gadis itu sedang marah atau takut memegang ponsel karena petir, namun tetap saja membuat Rey sangat khawatir. Dia sempat berfikir apakah harus Rey menyusul Mina kerumahnya? sedangkan jalanan pasti kabur karena hujan yang deras.

"Aku tidak bisa bernafas lega jika Mina belum memberikan kabar kepadaku, tidak ada pilihan lain kecuali menyusul wanita itu kerumahnya."

Rey mengambil kunci mobil yang sebelumnya dia letakan di atas meja kemudian bersiap untuk pergi, beberapa pelayan dan juga supir melarang lelaki itu untuk keluar rumah. Namun Rey adalah Rey, lelaki ini tidak akan pernah mendengarkan ucapan siapapun termasuk para bawahannya yang tidak penting itu. Dia tetap nekad pergi di tengah hujan lebat yang sangat membahayakan siapapun yang akan keluar menerobosnya.

Tot tot tottt !

Suara kelakson mobil truk terus menghiasi telinga lelaki ini karena menghalangi jalan si pemilik, Rey tidak bisa berkendara dengan baik karena pandangannya yang terbatas. Namun demi sebuah perasaan cintanya kepada Mina, dia rela melakukan semua ini.

Rey terus menelpon kekasihnya itu, namun tetap saja tidak ada jawaban dari semua panggilan dan pesan yang dia kirimkan. Rey semakin gelisah lalu dengan nekad mempercepat laju mobilnya, sampai tak selang satu jam dia sampai dirumah Mina. Saat itu hujan masih turun sangat lebat, namun sebuah mobil sport terparkir dengan rapi dan Rey bisa melihat itu dengan jelas. Entah mengapa mobil mewah itu terasa begitu tak asing dipikirannya, jadi tanpa basa-basi lelaki ini langsung menerobos masuk.

Pintu rumah Mina tidak terkunci, dia berfikir mungkin saja jika kekasihnya itu sedang mandi atau mungkin masak di dapur. Namun setelah dia telusuri Mina tidak ada disana, Rey pun beranjak dari dapur kemudian berjalan menuju kamar utama. Sebuah suara cekikikan orang didalam sana membuat jantung lelaki ini berdebar, itu adalah suara Mina. Namun siapa lagi suara yang ada di dalam sana?!

Perlahan kedua mata elang itu menatap dengan tajam dari balik pintu yang terbuka, Rey melihat sang kekasih tengah asik bercumbu mesra dengan seorang lelaki berkulit coklat dengan tubuh kekar yang penuh peluh. Mereka terlihat begitu menikmati suasana itu hingga membuat lengan lelaki ini mengepal hebat.

"Brengsek!" gumam lelaki itu kesal.

Hati Rey benar-benar sangat kesal dan perih bagaikan sebuah luka yang tersiram air garam, dia tidak menyangka jika Mina tega berbuat seperti ini kepada dirinya. Kesalahan apa yang sudah Rey perbuat? sehingga sang kekasih berselingkuh dibelakangnya. Selama ini dia sudah sangat baik dan memberikan apapun yang Mina inginkan, namun kenapa gadis itu membalasnya dengan sebuah pengkhianatan?!

Brakkk !

Tanpa berfikir panjang lagi, Rey langsung masuk dan menarik tubuh lelaki yang sedang asik menggauli kekasihnya itu. Emosi Rey tidak bisa terkontrol dan langsung refleks memukul wajah Beni hingga tersungkur ke lantai, Mina sangat syok dan tidak bisa berbuat apa-apa kecuali memegangi diam dengan tubuh yang bergetar. Kedua orang yang sudah tertangkap basah sedang berselingkuh ini hanya saling menatap, kira-kira apa yang bisa Mina katakan sekarang? karena semua sudah sangat jelas di depan mata.

Rey menatap keadaan sekitar kamar itu, dia melihat begitu banyak bunga mawar yang berserakan dibawah lantai juga tempat tidur. Lelaki ini tersenyum kecil, sepertinya Mina dan kekasih barunya itu sedang melaksanakan sebuah pesta kecil.

"Rey, aku bisa jelaskan semuanya. Tolong jangan sakiti Beni seperti itu lagi, aku mohon!" pinta Mina dengan wajah yang memelas.

Rey tersenyum kecil, sepertinya gadis itu lebih memilih Beni dari pada dirinya. Betapa bodohnya Rey karena sudah jauh-jauh pergi hanya demi mendapatkan sebuah kabar dari Mina, padahal dia lebih mementingkan Beni dari pada dirinya. Sempat tersirat apa yang sudah Rey perbuat? sehingga Mina tega melakukan semua ini kepadanya.

"Ternyata kau lebih mencintai dia dari pada diriku Mina? baiklah kalau begitu."

Kedua mata lelaki itu menatap barang-barang sekitar, dia mencari sesuatu yang mungkin bisa dia gunakan untuk melampiaskan emosinya kepada dua orang ini. Tak ada sesuatu yang bisa dia gunakan, kecuali tangkai bekas bunga mawar yang dia lihat dipojok ruanhan. Lelaki itu pun menyeringai dan berjalan perlahan ke arah benda itu tersimpan, Rey menatap tajam ke arah Beni dan dengan pikiran kalutnya berusaha menyingkirkan lelaki yang sudah menghancurkan kehidupan percintaannya.

"Kenapa? kau marah padaku Rey? kemarilah kita selesaikan dengan cara yang sedikit menyenangkan. Ah tunggu, apa kau tidak akan merasa perasaan yang sia-sia karena tindakan berlebihanmu ini? karena seperti yang kau tahu jika Mina lebih mencintai diriku daripada dirimu." ucap Beni dengan nada yang sangat menyebalkan.

Rey tidak pernah memperdulikan semua ucapan itu dan terus berjalan dengan beberapa tangkai batang bunga mawar yang besar dan penuh dengan duri itu. Dia menggenggamnya erat, dengan harapan bisa menancap dengan sempurna di dada lelaki brengsek itu.

"Matilah kau brengsek!"

Melihat jika Rey berusaha untuk menyakiti Beni, Mina tidak akan membiarkan itu semua. Dengan sisa keberanian yang dia miliki, gadis itu berlari dan menahan tubuh Beni dengan tubuhnya sendiri. Batang-batang bunga mawar yang Rey genggam begitu erat menancap sempurna di dada kekasihnya itu. Darah bercucuran dan bahkan sampai menyembur sedikit ke wajah lelaki itu, Beni yang tidak ingin tersalahkan dalam kejadian ini langsung berlari secepat kilat meninggalkan mereka berdua.

Mina terjatuh ke lantai dengan rasa sakit yang mulai menjalar memenuhi seluruh tubuhnya, dia bahkan terus meneteskan air mata di detik-detik ajalnya yang hampir tiba. Rey menatap dengan tangan yang gemetar, dia syok bukan main karena sudah membunuh orang yang salah. Perlahan kaki itu mundur dengan tatapan yang kosong, dia bingung harus berbuat apa sekarang karena perbuatan cerobohnya. Sedangkan Mina terus mengulurkan tangannya dengan bibir yang mencoba mengatakan sesuatu, namun Rey tidak memperdulikannya dan terus menatap kedua tangannya yang berlumuran darah si kekasih.

"Rey.. tolong maafkan aku..."


Chapter 22: Kisah cinta tragis [bagian ke-5 END]

Rey, dia pergi dari rumah Mina sembari membawa tangkai bunga mawar yang dia gunakan untuk menusuk kekasihnya itu. Tangan lelaki itu gemetar bukan main, bahkan hampir menabrak beberapa pengendara yang melintas. Hujan memang masih turun sekarang, walau pun tidak begitu deras. Dengan kondisi seperti ini, tidak mungkin Rey pulang kerumah. Karena sang ibu dan juga kakaknya akan merasa khawatir, dengan sisa keberanian yang dia miliki. Lelaki ini pergi ke suatu tempat yang tidak akan pernah diketahui oleh siapa pun termasuk keluarganya sendiri. Mungkin Rey akan menenangkan diri sejenak, dan memikirkan bagaimana rencana dia ke depan dalam menghadapi masalah yang sangat serius ini.

Dalam hitungan menit lelaki itu akhirnya sampai disebuah rumah mewah yang terlihat tidak begitu terawat, tempat ini sebenarnya Rey beli dan persiapkan untuk hadiah Mina ketika hubungan mereka semakin bertambah lama. Namun karena kejadian buruk malam ini dia tidak mungkin melanjutkan kembali rencananya.

"Aku tidak membunuhnya, itu hanya sebuah kecelakaan iya benar begitu..."

Rey berlari ke taman belakang rumahnya, kemudian dia menggali tanah yang cukup gembur itu dengan jari-jarinya sendiri. Setelah dirasa cukup, lelaki ini mengubur tangkai bunga mawar yang masih berlumuran darah itu. Dengan cepat dia kembali berlarian ke dalam lalu melepas semua pakaian yang dikenakannya, lalu menyalakan air di kamar mandi. Dengan perasaan yang masih begitu takut, Rey membasuh seluruh tubuhnya. Berharap semua pikiran buruk itu hilang dari pikirannya, entah sampai kapan dia bisa menyembunyikan semua rahasia ini. Termasuk Beni yang saat itu dengan jelas melihat semua kejadian ketika Rey menusuk kekasihnya, yang jelas ini akan menjadi sebuah ketakutan tersendiri yang akan menghantui dirinya seumur hidup.

Hari berganti dengan cepat, minggu demi minggu pun sudah berlalu hingga melewati beberapa bulan dalam setahun. Kejadian itu masih terus menghantui pikiran Rey, bahkan di dalam mimpinya. Mina datang dan menyalahkan semua kematiannya kepada sang kekasih, bahkan dia menusukan puluhan tangkai mawar yang sebelumnya Rey perbuat kepada kekasihnya itu.

Hidup lelaki ini benar-benar kacau sekarang, bahkan untuk tidur nyenyak saja Rey tidak bisa. Karangan bunga yang dipenuhi darah selalu saja terlintas di dalam pikirannya, entah itu tentang perselingkuhan Mina atau pun kematiannya. Yang jelas membuat mental lelaki ini sedikit terganggu sekarang, bahkan Rey pernah menampar salah seorang tukang kebun hanya karena dia menanam bunga dihalaman belakang rumahnya.

Dia sangat takut, muak, kesal dan mungkin tidak bisa mengekspresikan emosinya ketika melihat benda yang menurut Rey sangat mengerikan. Dan seumur hidupnya, dia tidak ingin lagi melihat bunga atau hal apapun yang berhubungan dengan itu.

Tidak ada yang tahu pasti tentang kejadian ini, bahkan Rey sendiri meminta berpisah dengan sang ibu dan menempati rumah yang sempat dia beli saat itu. Mengindari sebuah masalah yang mungkin akan timbul jika orang lain curiga dan tahu tentang apa yang terjadi dengan dirinya

Terkadang menyembunyikan kelemahan adalah hal yang terbaik, dari pada harus menerima semua kenyataan pahit yang nantinya akan dijadikan permainan atau pun ejekan untuk dirinya. Sekarang, lelaki polos yang begitu manis itu kini tumbuh menjadi seorang yang arogan dan juga penuh dengan sisi kegelapan.

Rey seorang yang berhati dingin, kejam dan juga tidak akan membiarkan siapapun mengusiknya walau hanya sedikit.

Flashback off

"Sialan.. kenapa wanita itu terus saja muncul. Aku benci Mina! tapi aku juga sangat merindukan dirinya saat ini."

Rey memukul kepalanya sendiri berkali-kali, bahkan sampai berteriak kencang dan membuat area sekitar rumah bergema. Camelia yang mendengar semua itu merasa sangat kebingungan dan khawatir juga dengan keadaan Rey disana, apalagi setelah lelaki itu memakinya hanya karena sebuah bunga. Entah apa yang terjadi Camelia tidak pernah paham.

"Apa dia baik-baik saja? rasanya aku menyesal meletakan bunga mawar ini di atas meja makan. Mungkin Rey memilih alergi atau bahkan fobia? ah.. apa yang harus aku lakukan sekarang," gumam gadis ini panik.

Camelia pergi ke dapur dan mencari teh yang menurut para pelayan sangat sering diminum oleh Rey, mungkin itu bisa sedikit meredakan amarahnya. Agar dia tidak menjadi sasaran empuk lagi jika lelaki itu tengah kesal atau pun murka pada sesuatu hal.

Beberapa menit berlalu, lelaki itu keluar dari kamarnya. Dia menatap sebuah nampan yang di atasnya ada teh serta sepucuk surat pendek yang di tuliskan Camelia.

'Minumlah ketika masih hangat, maaf karena sudah membuatmu marah. Aku tidak tahu jika kau sangat membenci bunga.'

Sepucuk surat itu Rey lempar ke lantai, kemudian dia meneguk teh yang dibuatkan oleh istirnya. Cukup enak dan membantu menghilangkan badmood yang melanda perasaan lelaki ini. Namun tetap saja, gadis itu harus mendapatkan pelajaran atas kesalahan yang sudah dia perbuat hingga membuat Rey merasakan kesakitan itu lagi.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C21
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank 200+ Power Ranking
    Stone 0 Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT