Download App
12.34% PERNIKAHAN KONTRAK [21+] / Chapter 20: Kisah cinta tragis [bagian ke-3]

Chapter 20: Kisah cinta tragis [bagian ke-3]

"Aku hanya takut kehilanganmu."

Tidak ada yang bisa Rey ucapkan lagi ketika semua pikiran dan hatinya sedang kalut dipenuhi perasaan cemburu, dia benar-benar tidak bisa membiarkan jika sampai Mina disentuh oleh lelaki lain. Obsesi cinta yang sudah Rey rasakan sejak dulu membuat lelaki ini semakin menjadi-jadi, bahkan mungkin keegoisan pun mulai muncul di dalam hubungan mereka dan membuat Mina sedikit tidak nyaman.

"Rey, bukankah kita sudah berjanji untuk saling mempercayai satu sama lain? jika kau sudah memutuskan itu maka seharusnya kau juga percaya kepadaku. Aku tidak mungkin mengkhianati lelaki yang sangat aku cintai seperti dirimu." ucap gadis itu dengan senyuman manis dibibirnya.

Rey menatap tajam, memilah satu persatu kata-kata yang keluar dari mulut manis seorang Mina. Dia bisa saja berkata jujur atau pun bohong tentang semua yang dikatakannya, namun demi sebuah rasa cinta dan kasih sayang. Rey harus mempercayai semuanya.

Sebuah kecupan manis lelaki itu luncurkan di kening sang kekasih kemudian melanjutkannya dengan ciuman mesra, ini akan menjadi terakhir kalinya Rey mencurigai Mina dengan segala pikiran buruk yang ada didalam kepalanya. Dan membangun sebuah kepercayaan yang tidak akan pernah goyang oleh siapa dan apapun itu.

"Maafkan aku ya Mina, aku memang terlalu mencintaimu sampai seperti ini. Jadi tolong jangan marah atau apapun okay? dan berikan aku kesempatan sekali lagi." ucap Rey dengan wajah yang memelas.

Gadis itu pun mengangguk patuh, dia memeluk Rey sebagai tanda jika Mina sudah memaafkan semua tuduhan dan kecurigaannya selama ini.

***

"Kau lama sekali, padahal ini adalah hari ulang tahunmu sayang. Katakan, apa kau masih menemui lelaki kaya itu? cih.. menyebalkan."

Seorang lelaki tampan berkulit coklat terlihat begitu kesal karena mendapati jika gadis yang sangat dicintainya itu telah bersama lelaki lain. Beni, sebenarnya sudah sejak lama lelaki ini menjalin hubungan secara diam-diam dengan Mina. Mereka berselingkuh dibelakang Rey karena kontrak fisik yang tanpa sengaja keduanya lakukan ketika malam tahun baru saat itu, Mina yang merasa kesal dan geram dengan sikap Rey yang akhir-akhir ini membuatnya muak. Menyatakan sebuah perselingkuhan yang mungkin bisa saja membuat lelaki itu sakit hati, bukan hanya semata-mata hanya untuk bersenang-senang. Hanya saja dia merasa lebih nyaman bersama Beni, ketimbang dengan lelaki polos namun bersikap egois itu.

Bagi Mina sikap Rey begitu berlebihan hanya karena mereka saling mencintai dan menjalin hubungan, dan sebagai seorang gadis yang bebas Mina tidak terlalu menyukai sikap seperti itu . Di umurnya yang masih terbilang sangat muda, dia juga ingin merasakan hidup enak dan menikmati kencan bersama lelaki lain. Mungkin ini adalah efek dari pada pergaulan yang dia jalani selama diluar negri. Para wanita bebas berkencan tanpa harus memikirkan masa muda mereka.

"Mina kenapa diam saja? kau tidak ingin bertemu denganku lagi? jahat sekali." ucap Beni kesal.

Mina berjalan mendekat kemudian memeluk lelaki berkulit coklat eksotis itu dari belakang. "Jangan marah begitu, kau tahu betul kan bagaimana sikap lelaki itu ketika sedang bersamaku, menyentuh panggil saja aku tidak bisa lagi untuk menghubungi mu. Jadi tolong bersikaplah sedikit dewasa seperti biasanya bukan seperti lelaki itu, jika aku tidak ingin bertemu lagi dengan untuk apa aku kemari sekarang? Beni kau akan menjadi seorang pencemburu juga seperti Rey?"

"Tentu saja tidak, aku akan menjadi seorang lelaki yang paling mengerti dirimu di dunia ini Mina. Oh maaf sudah membahas hal lain di hari ulang tahun mu yang begitu spesial malam ini, dan aku juga sudah menyiapkan beberapa kejutan kecil untuk menikmati pesta pribadi ini." ucap Beni sembari menunjukkan sebuah karangan bunga yang dia simpan di bawah meja pahat itu.

Gadis cantik itu hanya tersenyum, lagi-lagi sebuah karangan bunga dia dapatkan. Padahal ini bukan hari kematiannya kan emang kenapa selalu saja benda itu yang dia dapatkan dari para lelaki? memang bunga adalah ah tanaman indah yang begitu Mina cintai. Namun di atas segalanya dia lebih menyukai uang dan perhiasan.

"Terima kasih, lagi-lagi aku mendapatkan bunga dari kekasihku yang satunya. Apa kalian menyuruhku untuk mati? rasanya hidupku sebentar lagi akan penuh dengan karangan bunga." ucap gadis itu melantur.

Mendengar ucapan Mina, Beni langsung menunjukan gadis itu sebuah cincin berlian. Ini adalah hadiah sebenarnya yang ingin dia berikan untuk Mina, dan mungkin dengan niat serius yang ingin lelaki ini lakukan untuk hubungan mereka kedepannya. Mina tersenyum bahagia, mungkin ini akan menjadi sebuah pilihan yang sulit ketika dua lelaki tampan dan kaya raya mengajaknya untuk berhubungan serius. Entah Rey atau pun Beni yang dia pilih nanti, Mina harus memikirkan hal itu lebih baik lagi.

"Jadi siapa yang akan kau pilih sayang? aku atau bocah kaya itu?" tanya Beni sembari menarik Mina ke pelukannya.

Mina menatap dengan penuh keraguan, apa ini sebuah keseriusan yang nyata? atau mungkin hanya permainan Beni sesaat. Dia hanya takut jika sampai salah melangkah lalu memilih lelaki eksotis ini. Karena bagaimana pun Rey jauh lebih kaya dan tampan darinya.

"Aku ingin kau membuktikan jika semua ucapanmu itu benar-benar serius. Jadi bagaimana? kau menerima permintaanku itu Beni." bisik Mina ditelinga lelaki tampan itu.

Beni berfikir sejenak, kenapa gadis ini begitu so jual mahal? padahal semua permintaan berupa barang, uang dan hal lainnya sudah dia berikan selama ini. Namun tetap saja Mina seolah mempermainkan perasaannya, kira-kira apa Beni akan tahan dengan sikap gadis itu?! tentu saja tidak.

"Kau ingin aku melakukan sesuatu? baiklah. Kita tunggu saja okay?"


Chapter 21: Kisah cinta tragis [bagian ke-4]

Malam itu cuaca terlihat buruk sekali, hujan deras disertai dengan petir yang bergemuruh dengan sangat menakutkan. Bahkan lampu pun mengalami pemadaman secara keseluruhan karena disebuah tempat arus listrik terganggu karena gangguan cuaca yang buruk.

Seorang lelaki berkemeja putih polos tengah duduk disamping jendela besar itu, memandang derasnya air hujan yang turun membasahi langit malam. Padahal hari ini dia memiliki sebuah janji dengan kekasihnya, mereka berencana untuk pergi ke bioskop lalu makan malam bersama di restoran favoritnya. Namun karena cuaca yang buruk janji itu harus batal dan membuat Rey sedih, bahkan beberapa kali dia mengirim chat atau pun telpon Mina tidak menjawabnya. Mungkin gadis itu sedang marah atau takut memegang ponsel karena petir, namun tetap saja membuat Rey sangat khawatir. Dia sempat berfikir apakah harus Rey menyusul Mina kerumahnya? sedangkan jalanan pasti kabur karena hujan yang deras.

"Aku tidak bisa bernafas lega jika Mina belum memberikan kabar kepadaku, tidak ada pilihan lain kecuali menyusul wanita itu kerumahnya."

Rey mengambil kunci mobil yang sebelumnya dia letakan di atas meja kemudian bersiap untuk pergi, beberapa pelayan dan juga supir melarang lelaki itu untuk keluar rumah. Namun Rey adalah Rey, lelaki ini tidak akan pernah mendengarkan ucapan siapapun termasuk para bawahannya yang tidak penting itu. Dia tetap nekad pergi di tengah hujan lebat yang sangat membahayakan siapapun yang akan keluar menerobosnya.

Tot tot tottt !

Suara kelakson mobil truk terus menghiasi telinga lelaki ini karena menghalangi jalan si pemilik, Rey tidak bisa berkendara dengan baik karena pandangannya yang terbatas. Namun demi sebuah perasaan cintanya kepada Mina, dia rela melakukan semua ini.

Rey terus menelpon kekasihnya itu, namun tetap saja tidak ada jawaban dari semua panggilan dan pesan yang dia kirimkan. Rey semakin gelisah lalu dengan nekad mempercepat laju mobilnya, sampai tak selang satu jam dia sampai dirumah Mina. Saat itu hujan masih turun sangat lebat, namun sebuah mobil sport terparkir dengan rapi dan Rey bisa melihat itu dengan jelas. Entah mengapa mobil mewah itu terasa begitu tak asing dipikirannya, jadi tanpa basa-basi lelaki ini langsung menerobos masuk.

Pintu rumah Mina tidak terkunci, dia berfikir mungkin saja jika kekasihnya itu sedang mandi atau mungkin masak di dapur. Namun setelah dia telusuri Mina tidak ada disana, Rey pun beranjak dari dapur kemudian berjalan menuju kamar utama. Sebuah suara cekikikan orang didalam sana membuat jantung lelaki ini berdebar, itu adalah suara Mina. Namun siapa lagi suara yang ada di dalam sana?!

Perlahan kedua mata elang itu menatap dengan tajam dari balik pintu yang terbuka, Rey melihat sang kekasih tengah asik bercumbu mesra dengan seorang lelaki berkulit coklat dengan tubuh kekar yang penuh peluh. Mereka terlihat begitu menikmati suasana itu hingga membuat lengan lelaki ini mengepal hebat.

"Brengsek!" gumam lelaki itu kesal.

Hati Rey benar-benar sangat kesal dan perih bagaikan sebuah luka yang tersiram air garam, dia tidak menyangka jika Mina tega berbuat seperti ini kepada dirinya. Kesalahan apa yang sudah Rey perbuat? sehingga sang kekasih berselingkuh dibelakangnya. Selama ini dia sudah sangat baik dan memberikan apapun yang Mina inginkan, namun kenapa gadis itu membalasnya dengan sebuah pengkhianatan?!

Brakkk !

Tanpa berfikir panjang lagi, Rey langsung masuk dan menarik tubuh lelaki yang sedang asik menggauli kekasihnya itu. Emosi Rey tidak bisa terkontrol dan langsung refleks memukul wajah Beni hingga tersungkur ke lantai, Mina sangat syok dan tidak bisa berbuat apa-apa kecuali memegangi diam dengan tubuh yang bergetar. Kedua orang yang sudah tertangkap basah sedang berselingkuh ini hanya saling menatap, kira-kira apa yang bisa Mina katakan sekarang? karena semua sudah sangat jelas di depan mata.

Rey menatap keadaan sekitar kamar itu, dia melihat begitu banyak bunga mawar yang berserakan dibawah lantai juga tempat tidur. Lelaki ini tersenyum kecil, sepertinya Mina dan kekasih barunya itu sedang melaksanakan sebuah pesta kecil.

"Rey, aku bisa jelaskan semuanya. Tolong jangan sakiti Beni seperti itu lagi, aku mohon!" pinta Mina dengan wajah yang memelas.

Rey tersenyum kecil, sepertinya gadis itu lebih memilih Beni dari pada dirinya. Betapa bodohnya Rey karena sudah jauh-jauh pergi hanya demi mendapatkan sebuah kabar dari Mina, padahal dia lebih mementingkan Beni dari pada dirinya. Sempat tersirat apa yang sudah Rey perbuat? sehingga Mina tega melakukan semua ini kepadanya.

"Ternyata kau lebih mencintai dia dari pada diriku Mina? baiklah kalau begitu."

Kedua mata lelaki itu menatap barang-barang sekitar, dia mencari sesuatu yang mungkin bisa dia gunakan untuk melampiaskan emosinya kepada dua orang ini. Tak ada sesuatu yang bisa dia gunakan, kecuali tangkai bekas bunga mawar yang dia lihat dipojok ruanhan. Lelaki itu pun menyeringai dan berjalan perlahan ke arah benda itu tersimpan, Rey menatap tajam ke arah Beni dan dengan pikiran kalutnya berusaha menyingkirkan lelaki yang sudah menghancurkan kehidupan percintaannya.

"Kenapa? kau marah padaku Rey? kemarilah kita selesaikan dengan cara yang sedikit menyenangkan. Ah tunggu, apa kau tidak akan merasa perasaan yang sia-sia karena tindakan berlebihanmu ini? karena seperti yang kau tahu jika Mina lebih mencintai diriku daripada dirimu." ucap Beni dengan nada yang sangat menyebalkan.

Rey tidak pernah memperdulikan semua ucapan itu dan terus berjalan dengan beberapa tangkai batang bunga mawar yang besar dan penuh dengan duri itu. Dia menggenggamnya erat, dengan harapan bisa menancap dengan sempurna di dada lelaki brengsek itu.

"Matilah kau brengsek!"

Melihat jika Rey berusaha untuk menyakiti Beni, Mina tidak akan membiarkan itu semua. Dengan sisa keberanian yang dia miliki, gadis itu berlari dan menahan tubuh Beni dengan tubuhnya sendiri. Batang-batang bunga mawar yang Rey genggam begitu erat menancap sempurna di dada kekasihnya itu. Darah bercucuran dan bahkan sampai menyembur sedikit ke wajah lelaki itu, Beni yang tidak ingin tersalahkan dalam kejadian ini langsung berlari secepat kilat meninggalkan mereka berdua.

Mina terjatuh ke lantai dengan rasa sakit yang mulai menjalar memenuhi seluruh tubuhnya, dia bahkan terus meneteskan air mata di detik-detik ajalnya yang hampir tiba. Rey menatap dengan tangan yang gemetar, dia syok bukan main karena sudah membunuh orang yang salah. Perlahan kaki itu mundur dengan tatapan yang kosong, dia bingung harus berbuat apa sekarang karena perbuatan cerobohnya. Sedangkan Mina terus mengulurkan tangannya dengan bibir yang mencoba mengatakan sesuatu, namun Rey tidak memperdulikannya dan terus menatap kedua tangannya yang berlumuran darah si kekasih.

"Rey.. tolong maafkan aku..."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C20
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank 200+ Power Ranking
    Stone 0 Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT