Kata-kata Mina membuat lelaki ini membulatkan kedua matanya, ciuman dan ungkapan perasaan yang sama membuat Rey kaget bercampur takjub. Tidak sia-sia selama ini dia menyimpan begitu lama, hingga pada akhirnya mereka bisa saling merasakan hal yang sama seperti sekarang.
Langit, bumi, suasana taman yang indah, bahkan bunga-bunga cantik yang bermekaran menjadi saksi bisu lahirnya pasangan baru dari zona pertemanan yang cukup lama mereka rasakan. Jika boleh, Rey ingin sekali berteriak kencang dan memamerkan kepada dunia gadis yang sangat dia cintai itu. Lelaki ini memeluk dengan begitu erat hingga membuat Mina kaget dan tidak bisa berkata-kata. Mereka hanya saling tertawa dan menikmati hari jadi pertama ini, sungguh menyenangkan bisa bersama dengan orang yang kita cintai bukan?
Waktu singkat itu berlalu dengan cepat, pertemuan tidak berlangsung lama. Rey dan Mina berpisah karena tuntutan pekerjaan masing-masing, mereka tidak ingin membuat suasana yang menyenangkan ini sampai mengganggu urusan profesional keduanya di dunia kerja.
"Yes yes yes!"
Rey terlihat begitu girang ketika mampir sebentar untuk makan siang dirumah, kebetulan karena saat itu ada sang kakak dan ibunya sedang makan disana mendahului anak bungsu dikeluarga itu. Lelaki ini tidak terlalu peduli dan masih sibuk dengan tingkahnya yang tidak biasa, Rey terus-menerus memikirkan ciuman pertamanya bersama Mina beberapa saat yang lalu.
Sang ibu dan David yang merasa heran dengan anak satu itu terus menatap penuh curiga, berusaha menanyakan apa yang telah terjadi. Namun Rey memilih untuk bungkam untuk tidak membicarakan apa pun, hubungan itu masih ingin dia sembunyikan bahkan dari keluarganya sendiri.
"Kau gila? berhentilah bersikap konyol seperti itu. Kau menghilangkan nafsu makanku." ucap David dengan raut wajah yang kesal.
Rey menatap tajam lalu mulai kembali bersikap biasa, dia mungkin sudah terlalu berlebihan karena perasaan senang yang menghampirinya. Lalu bersikap tidak seperti biasa hingga membuat sang kakak dan ibunya merasa heran. Rey memang tidak biasanya seperti itu, dia terkenal dengan sikap yang pendiam dan juga pemurung. Lelaki ini bicara jika hanya ada perlu, selebihnya dia memilih untuk diam bagaikan patung.
"Maaf, aku hanya sedang senang hari ini." jawab Rey kepada sang kakak.
"Senang? wah sepertinya ada hal yang menarik sudah terjadi disini. Kau tidak ingin menceritakan itu kepada kakakmu?" tanya David dengan senyum kecil diwajahnya.
"Tidak, ini hal pribadi." jawab Rey kepada kakaknya.
David hanya tertawa kecil, Rey sepertinya sudah mulai bisa menyembunyikan rahasia dari keluarga bahkan dia sendiri. Padahal sejak kecil lelaki itu selalu mengatakan apa yang dia lakukan dan kerjakan kepada kakak atau pun ibunya, namun sekarang sikap Rey berubah. Mungkin karena di usianya yang sudah bukan anak-anak atau pun remaja lagi.
"Oh Rey, tadi pagi ketika aku dalam perjalanan kemari aku bertemu dengan temanmu itu si Mina. Dia bersama seorang lelaki yang mungkin saja pacarnya." ucap David sembari melahap makanan yang ada dihadapannya.
Rey terdiam, siapa laki-laki yang kakaknya maksud itu? apakah mungkin teman kerja Mina? ketika mereka belum bertemu di taman itu? perasaan lelaki ini benar-benar dipenuhi kecurigaan. Dia hanya takut jika sampai Mina memiliki lelaki pujaan lain yang lebih segalanya dari Rey, padahal mereka baru saja menjalin hubungan namun perasaan cemburu dan curiga terus saja muncul secara berlebihan.
Aku harus mencari tahu siapa lelaki itu, iya mungkin saja dia orang yang mengincar Mina juga. Bukankah itu kemungkinan yang menyebalkan? batin Rey kesal.
Setelah makan siang ini dia langsung menanyakan semua kebenaran itu kepada kekasihnya, dan Mina pun menjelaskan jika apa yang sedang dilihat oleh David pagi itu hanyalah sebuah salah paham. Lelaki yang sedang pergi bersamanya itu adalah teman dekat Mina, mereka memiliki pekerjaan yang sama juga di dunia fashion. Oleh karena itu mereka akan terus sering bersama, dan gadis ini berharap jika Rey akan memahaminya.
***
Beberapa bulan setelah mereka berkencan, Rey dan juga Mina semakin dekat. Bahkan lelaki yang dahulunya terlihat begitu polos itu mulai menunjukan sifat alaminya sebagai seorang pria normal. Rey meminta hal-hal kecil tentang bersentuhan, seperti berciuman bahkan memegang tubuh indah kekasihnya itu. Karena gadis yang bebas Mina pun mengiyakan keinginan kekasihnya, selama mereka saling menikmati tidak ada salahnya. Bahkan ketika suatu malam disaat hari ulang tahun Rey, lelaki ini meminta hal yang diluar dugaan. Mereka mabuk sampai parah lalu melakukan hubungan intim tanpa sebuah pengaman, dan yang lebih mengagetkan lagi. Lelaki ini merasakan sesuatu yang aneh tentang barang milik Mina, walau pun mungkin ini adalah pertama kalinya dia bersentuhan atau bahkan berhubungan dengan seorang gadis. Rey tahu jika rasa perawan bukanlah seperti ini, bahkan terlihat begitu jelas jika Mina menikmati malam pertama mereka.
"Bukankah seharusnya kau merasa sakit?" tanya lelaki itu dengan polosnya setelah selesai melakukan seks pertama dengan Mina.
Gadis itu tersenyum kecil dengan sembari mengusap wajah lelaki yang masih diam di atas tubuhnya. "Iya memang sedikit sakit, hanya saja kau bermain begitu baik sehingga aku menyukainya."
"Ah begitu, aku kira kau sudah melakukannya dengan orang lain sebelum bersamaku." ucap Rey penuh curiga.
"Kau menuduh kekasihmu sembarangan? Rey aku tidak akan melakukan semua itu dengan orang lain. Kau jahat sekali..."
"Aku hanya takut kehilanganmu."
Tidak ada yang bisa Rey ucapkan lagi ketika semua pikiran dan hatinya sedang kalut dipenuhi perasaan cemburu, dia benar-benar tidak bisa membiarkan jika sampai Mina disentuh oleh lelaki lain. Obsesi cinta yang sudah Rey rasakan sejak dulu membuat lelaki ini semakin menjadi-jadi, bahkan mungkin keegoisan pun mulai muncul di dalam hubungan mereka dan membuat Mina sedikit tidak nyaman.
"Rey, bukankah kita sudah berjanji untuk saling mempercayai satu sama lain? jika kau sudah memutuskan itu maka seharusnya kau juga percaya kepadaku. Aku tidak mungkin mengkhianati lelaki yang sangat aku cintai seperti dirimu." ucap gadis itu dengan senyuman manis dibibirnya.
Rey menatap tajam, memilah satu persatu kata-kata yang keluar dari mulut manis seorang Mina. Dia bisa saja berkata jujur atau pun bohong tentang semua yang dikatakannya, namun demi sebuah rasa cinta dan kasih sayang. Rey harus mempercayai semuanya.
Sebuah kecupan manis lelaki itu luncurkan di kening sang kekasih kemudian melanjutkannya dengan ciuman mesra, ini akan menjadi terakhir kalinya Rey mencurigai Mina dengan segala pikiran buruk yang ada didalam kepalanya. Dan membangun sebuah kepercayaan yang tidak akan pernah goyang oleh siapa dan apapun itu.
"Maafkan aku ya Mina, aku memang terlalu mencintaimu sampai seperti ini. Jadi tolong jangan marah atau apapun okay? dan berikan aku kesempatan sekali lagi." ucap Rey dengan wajah yang memelas.
Gadis itu pun mengangguk patuh, dia memeluk Rey sebagai tanda jika Mina sudah memaafkan semua tuduhan dan kecurigaannya selama ini.
***
"Kau lama sekali, padahal ini adalah hari ulang tahunmu sayang. Katakan, apa kau masih menemui lelaki kaya itu? cih.. menyebalkan."
Seorang lelaki tampan berkulit coklat terlihat begitu kesal karena mendapati jika gadis yang sangat dicintainya itu telah bersama lelaki lain. Beni, sebenarnya sudah sejak lama lelaki ini menjalin hubungan secara diam-diam dengan Mina. Mereka berselingkuh dibelakang Rey karena kontrak fisik yang tanpa sengaja keduanya lakukan ketika malam tahun baru saat itu, Mina yang merasa kesal dan geram dengan sikap Rey yang akhir-akhir ini membuatnya muak. Menyatakan sebuah perselingkuhan yang mungkin bisa saja membuat lelaki itu sakit hati, bukan hanya semata-mata hanya untuk bersenang-senang. Hanya saja dia merasa lebih nyaman bersama Beni, ketimbang dengan lelaki polos namun bersikap egois itu.
Bagi Mina sikap Rey begitu berlebihan hanya karena mereka saling mencintai dan menjalin hubungan, dan sebagai seorang gadis yang bebas Mina tidak terlalu menyukai sikap seperti itu . Di umurnya yang masih terbilang sangat muda, dia juga ingin merasakan hidup enak dan menikmati kencan bersama lelaki lain. Mungkin ini adalah efek dari pada pergaulan yang dia jalani selama diluar negri. Para wanita bebas berkencan tanpa harus memikirkan masa muda mereka.
"Mina kenapa diam saja? kau tidak ingin bertemu denganku lagi? jahat sekali." ucap Beni kesal.
Mina berjalan mendekat kemudian memeluk lelaki berkulit coklat eksotis itu dari belakang. "Jangan marah begitu, kau tahu betul kan bagaimana sikap lelaki itu ketika sedang bersamaku, menyentuh panggil saja aku tidak bisa lagi untuk menghubungi mu. Jadi tolong bersikaplah sedikit dewasa seperti biasanya bukan seperti lelaki itu, jika aku tidak ingin bertemu lagi dengan untuk apa aku kemari sekarang? Beni kau akan menjadi seorang pencemburu juga seperti Rey?"
"Tentu saja tidak, aku akan menjadi seorang lelaki yang paling mengerti dirimu di dunia ini Mina. Oh maaf sudah membahas hal lain di hari ulang tahun mu yang begitu spesial malam ini, dan aku juga sudah menyiapkan beberapa kejutan kecil untuk menikmati pesta pribadi ini." ucap Beni sembari menunjukkan sebuah karangan bunga yang dia simpan di bawah meja pahat itu.
Gadis cantik itu hanya tersenyum, lagi-lagi sebuah karangan bunga dia dapatkan. Padahal ini bukan hari kematiannya kan emang kenapa selalu saja benda itu yang dia dapatkan dari para lelaki? memang bunga adalah ah tanaman indah yang begitu Mina cintai. Namun di atas segalanya dia lebih menyukai uang dan perhiasan.
"Terima kasih, lagi-lagi aku mendapatkan bunga dari kekasihku yang satunya. Apa kalian menyuruhku untuk mati? rasanya hidupku sebentar lagi akan penuh dengan karangan bunga." ucap gadis itu melantur.
Mendengar ucapan Mina, Beni langsung menunjukan gadis itu sebuah cincin berlian. Ini adalah hadiah sebenarnya yang ingin dia berikan untuk Mina, dan mungkin dengan niat serius yang ingin lelaki ini lakukan untuk hubungan mereka kedepannya. Mina tersenyum bahagia, mungkin ini akan menjadi sebuah pilihan yang sulit ketika dua lelaki tampan dan kaya raya mengajaknya untuk berhubungan serius. Entah Rey atau pun Beni yang dia pilih nanti, Mina harus memikirkan hal itu lebih baik lagi.
"Jadi siapa yang akan kau pilih sayang? aku atau bocah kaya itu?" tanya Beni sembari menarik Mina ke pelukannya.
Mina menatap dengan penuh keraguan, apa ini sebuah keseriusan yang nyata? atau mungkin hanya permainan Beni sesaat. Dia hanya takut jika sampai salah melangkah lalu memilih lelaki eksotis ini. Karena bagaimana pun Rey jauh lebih kaya dan tampan darinya.
"Aku ingin kau membuktikan jika semua ucapanmu itu benar-benar serius. Jadi bagaimana? kau menerima permintaanku itu Beni." bisik Mina ditelinga lelaki tampan itu.
Beni berfikir sejenak, kenapa gadis ini begitu so jual mahal? padahal semua permintaan berupa barang, uang dan hal lainnya sudah dia berikan selama ini. Namun tetap saja Mina seolah mempermainkan perasaannya, kira-kira apa Beni akan tahan dengan sikap gadis itu?! tentu saja tidak.
"Kau ingin aku melakukan sesuatu? baiklah. Kita tunggu saja okay?"
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT