Download App
9.87% PERNIKAHAN KONTRAK [21+] / Chapter 16: Malam pertama

Chapter 16: Malam pertama

"Heh bangun!"

Suara teriakan Rey membuat gadis cantik ini terbangun dari tidurnya, semalaman kemarin Camelia tidak bisa istirahat dengan nyenyak karena mimpi buruk yang terus mengganggunya. Dan sekarang ketika dia baru saja menutup mata lalu masuk ke alam mimpi, suara teriakan Rey membuatnya kaget setengah mati. Jantung Camelia bahkan sampai berdetak kencang, namun lelaki itu tidak memperdulikannya.

"Ada apa Rey? aku ngantuk sekali." ucap Camelia dengan wajah yang melas.

Rey menarik lengan gadis itu dari atas sofa lalu menyeretnya ke dalam kamar pengantin mereka, mata Camelia terus menatap keadaan sekitar. Kenapa lelaki ini mengajak dia kemari? bukankah Rey sudah mengatakan dengan jelas jika mereka tidak akan pernah tidur bersama selamanya. Namun kenapa tiba-tiba berbuat seperti ini?

"Kau harus tidur dikamar ini." ucap lelaki itu sembari membuka jas yang dia kenakan.

Camelia memalingkan wajahnya, dia tidak ingin melihat lagi tubuh kekar Rey yang sangat meresahkan itu. Dan tanpa banyak bicara gadis ini pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Pesta yang sangat meriah itu sudah berakhir, bahkan para tamu dan sanak keluarga pun pulang kerumah mereka masing-masing. Kini hanya tinggal Rey dan juga Camelia yang berada di dalam rumah mewah dan megah ini berdua saja, bahkan para pelayan dibiarkan pulang untuk sementara waktu karena perintah dari Yuna. Dia ingin menciptakan suasana romantis untuk putra bungsunya itu yang baru saja menikah, agar tidak mengganggu ketika dia berbulan madu bersama sang istri. Namun pada kenyataan yang sebenarnya terjadi Rey tidak menginginkan situasi seperti ini, dia begitu membenci Camelia dengan segenap jiwa raga. Walau pun mungkin ada sedikit hasrat untuk menyentuh atau bahkan menjadikannya sebagai mainan semata, tetap saja perlakuan ibu nya itu yang membuat lelaki ini begitu muak.

Waktu menunjukan pukul 22.00

Rey masih terbangun dengan mata yang segar dan bugar, seharian sibuk menyambut para tamu undangan tidak membuat lelaki ini lelah melainkan terjaga hingga sekarang. Dia memandangi jarum jam di dinding kamar yang terus berputar mengelilingi angka-angka itu, mencoba memikirkan hal yang mungkin saja bisa membuatnya mengantuk namun tetap tidak bisa. Sementara itu dilain sisi Camelia sudah tertidur lelap, bahkan walau hanya beralaskan selimut tipis yang Rey berikan untuk menemaninya tidur di lantai yang dingin itu. Tanpa bantal atau pun guling yang mengganjal kepalanya, niat hati ingin menyiksa sang istri malah dia sendiri yang tidak bisa tidur.

"Ah menyebalkan! apa yang harus aku lakukan sekarang?!" ucap lelaki itu dengan wajah yang sangat kesal.

Ini adalah malam pertama yang seharusnya mereka nikmati bukan? namun kenapa terasa begitu hampa. Sang istri yang tertidur lelap di lantai dengan suami yang duduk di samping jendela sembari menikmati sebatang rokok yang ada ditangannya. Rey tidak ingin terjaga semalaman sementara Camelia tidur lelap seperti itu, sampai akhirnya dia memutuskan untuk membangunkan gadis itu dengan bungkus rokok hingga mengenai kepalanya. Camelia terkejut bahkan sampai langsung terbangun, dia baru saja bermimpi indah namun dikejutkan dengan lemparan yang mengenai wajahnya.

"Ada apa?" tanya gadis itu dengan wajah penuh perasaan bingung.

Rey berdecik kesal. "Heh kau enak-enakan tidur itu?! menyebalkan sekali. Harusnya kau yang tidak bisa tidur sekarang bukan aku, jika saja ibu tidak memintaku untuk sekamar dengan gadis kotor sepertimu aku tidak akan pernah mau. Apa gunanya kau disini hah? melayani diriku saja kau tidak mampu!"

Camelia memegangi dadanya sendiri, dia paham maksud dari ucapan lelaki itu. Padahal mereka sudah resmi menjadi suami istri bukan? namun apakah Camelia rela jika tubuhnya disentuh oleh Rey? sementara perasaan benci itu kian bergejolak setiap kali menatap kedua matanya.

Dengan tatapan yang penuh keraguan Camelia berdiri dari tempatnya tidur sekarang, dia berjalan ke arah Rey dengan sedikit perasaan takut.

"Kau ingin meminta hak mu sebagai seorang suami?" tanya gadis itu dengan polosnya.

Lelaki itu tersenyum tipis. "Jangan bercanda! kau tidak masuk ke dalam kriteria wanita yang ingin aku tiduri. Aku berkata seperti tadi agar kau berfikir jika tidur ketika orang lain sedang kesulitan untuk istirahat adalah sebuah penghinaan, dan aku tidak suka kau melakukan hal seperti itu. Kau paham?"

Camelia hanya mengangguk lalu berdiri disana sembari memandangi Rey yang sedang merokok, padahal seluruh tubuhnya begitu lelah bahkan tidak sanggup lagi untuk menahan perasaan ngantuk. Tetapi lelaki yang kini menjadi suaminya itu malah meminta hal yang macam-macam, dia meminta Camelia untuk bolak-balik ke dapur mengambilkan sesuatu yang sama sekali tidak lelaki itu sentuh. Seperti minuman, cemilan atau bahkan makanan yang harus Camelia persiapkan terlebih dahulu. Mungkin Rey hanya ingin membuat gadis itu kesal, atau bahkan muak dengan perlakuan suaminya. Karena hanya dengan begitu dia akan merasa bahagia.

Waktu terus bergulir, bahkan hampir memasuki subuh. Mata lelaki itu sudah mulai mengantuk sekarang, sampai akhirnya Rey pun tertidur dengan ponsel yang masih menyala. Camelia masih berdiri disana seperti yang diperintahkan Rey, namun karena merasa aman dan lelaki itu tidak akan bangun. Dia pun mengambil kesempatan untuk ikut beristirahat, dengan kondisi tempat tidur yang tidak nyaman gadis itu merentangkan tubuhnya di atas selimut tipis yang sudah mulai menyerap udara dingin sekitar. Mungkin ini terlihat begitu kejam, namun setidaknya lebih baik dari pada Camelia harus tidur diluar rumah. Ingin sekali malam ini cepat berakhir, agar dia bisa kembali beristirahat dengan nyaman dikamar yang sebelumnya dia tempati.

Malam pertama yang harusnya terasa begitu indah, kini malah menjadi kenangan tidak menyenangkan yang akan Camelia ingat seumur hidupnya. Disaat dia baru saja merasakan apa itu pernikahan? hanya bisa dikenang sebagai sebuah permainan konyol yang membuatnya semakin membenci Rey.


Chapter 17: Hanya karena bunga

Malam yang penuh dengan perasaan kesal itu sudah berakhir, kini pagi yang indah dengan sinar matahari yang hangat pun siap menyambut hari pasangan yang baru saja menikah kemarin itu. Karena harus menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yang baik, Camelia bangun pagi sekali. Dia bahkan menyiapkan beberapa makanan untuk lelaki itu sarapan, dan semoga saja sesuai dengan seleranya.

Semua pekerjaan di rumah pun Camelia ambil alih, dari mulai membersihkan lantai bahkan hal lain yang biasa dilakukan oleh para pelayan. Mungkin bagi gadis ini wajar saja, karena itu juga tugasnya sebagai seorang istri yang baik untuk Rey sekarang. Walau pun mungkin tidak ada perasaan istimewa yang dia rasakan, setidaknya sebagai seorang yang harus membalas budi. Camelia mesti melakukan semuanya.

"Akhirnya selesai juga."

Camelia menatap ke arah jam dinding, dan ternyata sudah hampir menunjukan pukul 9 pagi. Lelaki itu masih belum bangun untuk menyambut hari baru mereka, dan Camelia pun berniat untuk menghampirinya di kamar. Namun ketika dia kesana, Rey sudah tidak ada. Bahkan beberapa kali gadis ini memanggil tidak ada jawaban, Camelia penasaran dimana lelaki itu berada. Sampai akhirnya dia mencari ke setiap sudut ruangan.

"Rey! kau disana?"

Camelia memanggil nama lelaki itu berkali-kali karena melihat sebuah pintu terbuka, dan benar saja Rey pun keluar dari sana dengan tangan yang berlumuran darah. Gadis ini terkejut bukan main, bahkan sampai memegangi dadanya sendiri.

"Apa yang kau lakukan disana? darah apa itu Rey?" tanya Camelia kepada suaminya.

Rey dengan segera menutup pintu ruangan yang baru saja dia masuki, kemudian mengelapkan darah yang bercucuran dari lengannya sendiri. Dia menatap santai ke arah Camelia dengan senyuman tipis dibibirnya.

"Hanya bersenang-senang sedikit, kenapa kau mencariku?" tanya lelaki itu.

Camelia menunjuk ke arah ruang makan dengan sedikit gemetar. "Itu, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Jika kau tidak keberatan makanlah dulu."

Rey tidak menjawab ajakan Camelia dan langsung begitu pergi begitu saja untuk melihat apa yang sudah dikerjakan gadis ini, beberapa hidangan memang nampak di atas meja. Lengkap dengan sayur atau pun buah-buahan segar, tetapi ada hal yang membuat lelaki ini tidak berselera yaitu beberapa tangkai bunga mawar yang Camelia letakan di tengah-tengah meja makan sebagai pemanis. Itu sangat memuakkan!

"Kau membuat selera makan ku hilang Camelia." ucap lelaki itu sembari berbalik dan hendak meninggalkan Camelia disana.

Namun gadis itu menahannya dan menanyakan apakah ada yang salah dengan hidangan yang dia buat? bukankah ini sesuai dengan informasi yang Camelia dapat dari para pelayan?! namun kenapa Rey masih mengatakan tidak berselera.

"Apa salahnya dengan hidangan itu?" tanya Camelia dengan nada yang sedikit menekan karena perasaan kesal.

Rey tidak suka mendengar nada pembicaraan gadis itu dan langsung menamparnya dengan sangat keras, dia menarik lengan Camelia untuk melihat apa yang sangat tidak Rey suka dengan apa yang gadis itu persiapkan padanya.

Brakkk !

Vas bunga yang baru saja gadis ini letakan di atas meja Rey pecahkan tepat dibawah kakinya, lelaki itu kemudian tersenyum puas ketika melihat ekspresi takut sang istri sampai menggetarkan kedua tangannya.

"Jangan letakan bunga itu di dekat makananku, atau tanganmu akan aku potong!" ancam lelaki itu kesal.

"Apa salahnya? aku menemukan bunga ini ketika membersihkan halaman tadi. Mungkin tertinggal ketika para pelayanan memungut semua sisa pernikahan kemarin Rey, maaf jika aku sudah membuatmu marah hanya karena bunga itu. Maafkan aku Rey." ucap gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Bodoh! makannya dengarkan ini baik-baik, harusnya kau tanyakan pada pelayan atau pun orang lain yang ada dirumah ini jika aku sangat membenci bunga dan apapun yang berkaitan dengannya! awas saja jika kau sampai melakukan kesalahan seperti ini lagi, aku tidak akan segan untuk mengurungmu di lantai bawah tanah itu. Membusuk lah kau disana Camelia!"

Rey pergi begitu saja setelah membentak dan mencaci sang istri hanya karena sebuah bunga yang gadis ini letakan di atas meja makannya. Mungkin Camelia tidak akan pernah tahu apa dan kenapa lelaki itu sampai bisa semarah ini, namun kata-kata yang keluar dari mulutnya itu sangat menyakitkan. Dengan sekuat tenaga dia menahan tangis sembari membersihkan pecahan vas bunga yang berserakan dibawah kakinya, Camelia harus kuat! dia tidak boleh sampai meneteskan air mata karena hal seperti ini. Karena jika sampai Rey melihatnya, dia akan kembali merasakan penderitaan yang lebih menyakitkan dari pada sekarang.

***

Sementara itu dilain tempat, Rey sedang bergegas untuk membersihkan seluruh tangan dan juga piyama miliknya yang berlumuran dengan darah. Seluruh tubuhnya seakan bergetar setelah melihat bunga mawar yang Camelia letakan di meja makan tadi, padahal perasaan seperti ini sudah jarang sekali dia rasakan cukup lama. Namun gara-gara kecerobohan gadis itu, perasaan sakit dihati Rey kembali muncul ke permukaan.

"Argh sialan! aku benci perasaan ini, Camelia awas saja kau!"

Rey melepaskan semua pakaian yang menempel dari tubuhnya, lalu mengguyurnya dengan air dingin. Berharap semua ketegangan, rasa sakit dan trauma dikepalanya itu segera lenyap. Mungkin tidak banyak yang tahu apa yang sudah terjadi dengan lelaki ini dimasa lalu hingga sebuah bunga saja bisa sampai membuat dia seperti ini, yang jelas bagi Rey itu adalah trauma yang begitu mendalam hingga membekas sampai sekarang. Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya terjadi, hal itu masih akan terus muncul ketika dia melihat sebuah bunga melintas dihadapannya.

"Pergilah!! jangan muncul lagi di ingatanku sialan! aku benci mengingatmu seperti ini..."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C16
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank 200+ Power Ranking
    Stone 0 Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT