Download App
6.79% PERNIKAHAN KONTRAK [21+] / Chapter 11: Boneka cantik

Chapter 11: Boneka cantik

"Aku hampir lupa, jika pesta ini aku adakan karena berkat gadis ini. Heh kalian! perkenalkan dia adalah calon istriku."

Semua teman-teman Rey bersorak ria, mereka tidak menyangka jika lelaki brengsek ini akan memperkenalkan seorang gadis cantik itu sebagai calon istirnya. Karena yang selama ini semua orang tahu jika Rey adalah seorang lelaki hidung belang sang hanya suka mempermainkan hati banyak wanita, namun tiba-tiba dia memperkenalkan seorang gadis sebagai calon istrinya? itu cukup membuat para lelaki ini merasa heran.

"Rey sejak kapan kau berpikiran untuk menjalin rumah tangga? wah benar-benar tidak bisa ditebak." ucap seorang teman lelaki itu.

Rey tersenyum kecil, dia tidak ingin menjawab pertanyaan yang tidak ada gunanya itu dan memilih untuk pergi saja. Setidaknya untuk malam ini dia akan membiarkan Camelia bersenang-senang, memberinya sebuah minuman lalu melihat gadis ini menari dengan liar di hadapannya. Pikiran Rey begitu dipenuhi hal-hal kotor, hanya saja dia merasa jijik untuk menyentuh gadis cantik ini. Lebih baik bermain dengan para jalang yang ada diluar sana, dari pada dengan gadis yang sudah berani menghina harga dirinya sebagai lelaki.

Kedua orang ini berjalan sampai di tempat pesta itu berlangsung, Camelia tidak bisa melepaskan pegangan erat itu dilengan Rey. Entah mengapa suasana yang dia rasakan saat ini begitu asing, bahkan sedikit membuatnya ketakutan. Setiap wanita dan lelaki yang ada diruangan ini saling berdekatan bahkan menempel bagaikan perangko, mereka bahkan tidak memiliki perasaan malu sedikit pun ketika Camelia menatapnya dengan tajam.

Sampai tak lama dua orang wanita cantik berjalan menghampiri Rey dan juga gadis ini, mereka menarik lengan lelaki yang sedang Camelia pegang erat hingga terlepas. Kemudian menggoda dan menggerayami dada kekar itu dengan tangan-tangan mereka yang sangat cantik, entah mengapa gadis ini merasa malu sendiri melihatnya dan langsung membalikkan badan. Namun Rey memanggilnya untuk membawakan sebuah minuman, Camelia mengangguk dan berjalan menuju meja tempat minuman-minuman itu di tata.

"Rey, siapa gadis kecil kampungan itu? lalu kenapa kau membawanya ke pesta ini sayang? dia membuat pemandangan menjadi tidak menyenangkan." ucap seorang wanita cantik yang sedang menempel disisi kanan Rey.

Lelaki itu tersenyum kecil, tadinya dia memang tidak berniat untuk mengajak Camelia kemari. Namun gadis itu cukup menarik untuk menghiburnya malam ini, iya setidaknya menjadi boneka pajangan.

"Jaga mulutmu jalang! dia itu calon istriku. Bukankah dia terlihat sangat cantik? iya untuk seorang gadis kampung yang aku temukan di sebuah rumah kumuh." ucap lelaki itu dengan smirk khas diwajahnya.

Kedua wanita cantik itu tertawa kecil, bahkan ketika Camelia datang dan membawakan segelas minuman untuk lelaki brengsek itu. Dia tidak tahan dengan suara kebisingan ini, begitu mendengung di telinganya. Namun Camelia tidak bisa menunjukan perasaan tidak suka itu, karena takut dengan Rey. Jadi sebisa mungkin senyuman palsu miliknya harus terus terpangpang indah hingga acara ini berakhir.

"Rey, kau ingin bermain dengan kami? lama sekali kita tidak bersama." bisik wanita berdress pendek itu.

"Pergilah! aku sedang tidak tertarik dengan kalian saat ini." ucap lelaki itu sembari meneguk minuman yang ada ditangannya.

Kedua mata Rey terus tertuju ke pada Camelia, kira-kira apa yang bisa lelaki ini lakukan untuk membuat gadis itu berguna. Setidaknya menghibur malam yang begitu menyenangkan ini dengan hal yang indah. Camelia terus menutupi tubuhnya yang terekspos, bahkan jika boleh dia ingin mengambil selimut untuk menutupi semuanya. Paha, lengan dan sedikit dadanya terbuka seperti ini. Dia tidak tahan! sangat memalukan.

"Heh kenapa kau menutupi tubuh mulus mu seperti itu? biarkan saja lagi pula tidak akan ada yang berani menyentuhmu." ucap Rey dengan smirk khasnya.

"Aku malu, tubuhku terlalu terbuka seperti ini." ucap Camelia dengan wajah yang memelas.

"Ah begitu, jadi kau tidak biasa berpakaian seperti ini? pantas saja. Tapi aku beritahu padamu, jika kau cocok juga dengan pakaian itu. Cantik seperti boneka." ucap Rey dengan senyum manis diwajahnya.

"Begitukah? terima kasih." ucap gadis itu dengan senyum kecil.

Entah mengapa kata seperti boneka itu seolah tengah meledek Camelia, jika dia adalah barang berharga milik Rey yang bisa dia lihat dan permainkan sesuka hatinya. Mungkin memang begitu, namun apa lagi yang bisa Camelia lakukan? jiwa dan raganya sudah dia jual secara suka rela hanya demi sang ibu yang sangat dia sayangi itu. Walau pun mungkin semua kebaikan ini tidak akan pernah menjadi sebuah kasih sayang yang tulus, namun Camelia ikhlas asalkan ibu dan kakaknya bahagia.

***

Hari semakin larut, pesta dirumah yang besar dan mewah ini semakin meriah saja. Semua orang menikmati jamuan yang diberikan Rey, bahkan lelaki itu tidak hentinya mengeluarkan banyak uang untuk perpoya-poya hanya karena berhasil menipu ibunya sendiri. Mungkin jika wanita paruh baya itu tahu jika sang anak bungsu sedang menipunya dengan cara berpura-pura mencari calon istri, bisa saja Rey langsung dicoret dari kartu keluarga.

"Minumlah, aku ingin melihat kau minum dan menikmati pestanya." ucap Rey sembari memberikan segelas minuman ke depan wajah Camelia.

Gadis itu jelas langsung menggelengkan kepalanya, dia tidak pernah sekali pun minum atau mencoba minuman beralkohol. Karena mencium baunya saja dia sangat tidak tahan, namun lelaki tampan ini terus memaksanya hingga Camelia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan lengan yang gemetar dia meneguk sedikit minuman yang Rey berikan, rasanya sangat pahit dan begitu panas di tenggorokan. Camelia ingin muntah! namun lelaki itu malah mentertawakannya. Lalu terus menerus memberikan gadis itu minuman yang banyak sampai Camelia pun tidak kuat lagi untuk berdiri. Wajah dan matanya merah padam karena menahan pusing.

"Bagaimana rasa alkohol enak bukan?" tanya lelaki itu dengan wajah yang penuh tatapan puas.

Camelia memegang kedua kaki Rey dengan sedikit gemetar, dia tertawa kecil sembari terus menatap wajah yang sangat dia benci seumur hidupnya itu. Jika membunuh tidak dosa, mungkin Camelia sudah melakukan hal itu sejak pertama kali mereka bertemu.

"Apa kau belum puas membuat hidupku menderita? jika tidak, kenapa kau tidak bunuh aku saja hm?" tanya gadis itu dengan tatapan mabuknya.

Rey tertawa kecil, gadis ini cukup menarik perhatiannya juga ketika sedang mabuk. Dia pun jongkok lalu memegang dagu yang begitu lancip nan indah itu bagaikan sebuah mahakarya.

"Kau merasa ini sebuah penderitaan? hey Camelia aku belum melakukan apa-apa kau tahu? jadi bersiaplah wahai boneka cantikku."

Rey tertawa bagaikan iblis, dia memang belum melakukan apapun kepada gadis ini. Tetapi Camelia sudah merasa tidak tahan dan begitu menderita, entah apalagi yang akan dilakukan Rey selanjutnya yang jelas itu pasti sangat mengerikan.


Chapter 12: Jangan merepotkan diriku

"Kenapa kau diam saja? berdirilah, aku lihat dari raut wajahmu kau ingin sekali memukulku. Jadi kemari dan pukul aku sepuas hatimu."

Ucapan lelaki brengsek itu membuat Camelia terdiam, dia ingin sekali berdiri namun begitu sulit karena kedua kaki mungil itu terasa sangat lemas tak bertenaga. Hanya tatapan mata yang bisa menjelaskan semuanya, bahkan dia sangat membenci Rey dengan segenap jiwa dan raganya.

Suasana pesta semakin meriah, bahkan orang-orang mabuk terlihat semakin banyak dan lepas kontrol. Rey masih berdiri disana, memandangi wajah sang calon istri dengan senyuman yang puas, dia sesekali mendorong tubuh Camelia agar menari di tengah lantai dansa itu. Bukankah bagus jika dia sedikit menghibur dirinya malam ini? iya pikiran lelaki ini memang sangat gila.

"Aku ingin ke kamarku, astaga tapi rasanya pusing sekali." gumam Camelia pada dirinya sendiri.

Gadis ini mencoba bangkit dengan susah payah, dan melirik ke arah pintu keluar. Namun Camelia kembali terjatuh, bahkan sekarang dia pasrah karena tidak bisa berbuat apa-apa. Semua orang yang ada disana melirik ke arahnya dengan tatapan sinis mereka, karena tidak ingin dipermalukan oleh gadis ini Rey pun menarik lengannya.

Dia menolongku? batin Camelia berharap.

Seperti sebuah mimpi di siang bolong, ketika Rey menarik dan membopong tubuh mungil itu dengan lembut karena para teman-teman serta tamu yang dia undang menatap gadis itu dengan kasihan. Mereka mungkin tahu siapa Camelia sekarang, dan tentu saja hal itu tidak boleh sampai menjadi perbincangan hangat dikalangan teman-teman Rey sendiri. Jika lelaki yang mengakui jika Camelia adalah calon istrinya, namun tidak mau membantu sedikit pun gadis itu ketika jatuh. Beberapa dari mereka mungkin bisa saja melapor kepada sang ibu tentang semua perlakuan Rey.

"Kalian nikmatilah pestanya sampai selesai, karena aku punya sedikit urusan." ucap lelaki itu sembari melambaikan tangannya.

Semua teman-teman yang hadir tersenyum melihat tingkah Rey yang begitu manis memperhatikan Camelia, padahal pada kenyataannya lelaki itu sedang menahan perasaan jijik karena menyentuh dan memanjakan gadis pembawa masalah itu.

Sedikit demi sedikit mereka sampai dikamar mewah yang biasa Rey gunakan untuk mengurung gadis ini, dia menyeretnya bagaikan binatang kemudian mendorong Camelia ke lantai. Gadis itu tersungkur bahkan tidak berdaya tanpa bantuan siapapun, sementara Rey terus menatapnya dengan tajam.

"Kau ini merepotkan sekali, dengar! jangan berperilaku manja hanya karena kau adalah calon istriku. Jika tidak bisa minum, jangan memaksakan diri." ucap lelaki itu.

Camelia menatap tajam, dia tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan lelaki itu kepadanya. "Heh tunggu! bukankah kau yang memaksaku untuk minum?! sudah aku katakan jika aku ini tidak pernah meneguk sedikit pun alkohol didalam hidupku. Jadi tolong, bantu aku untuk berdiri Rey." pinta gadis itu memohon.

Rey berdecik kesal, apa untungnya membantu gadis ini? lagi pula dia tidak akan mendapatkan apapun kecuali perasaan repot. Tanpa berfikir panjang lagi, lelaki itu segera meninggalkan Camelia disana dan kembali menikmati pesta yang harusnya memang dia nikmati. Namun baru saja dia mengunci pintu, gadis itu terus berteriak kencang dan meminta Rey untuk menolongnya. Karena merasa kesal dengan teriakan itu dia membuka pintu dan langsung menyeret Camelia ke atas ranjang, bahkan melemparnya sepeti binatang.

Gadis itu tertawa kecil, apalagi ketika Rey masih berdiri disana sembari memandanginya dengan tatapan yang dingin. "Kenapa kau masih disana? wajahmu itu semakin menyebalkan jika sedang kesal."

"Kau sudah begitu mabuk, berani sekali berkata seperti itu kepadaku. Dasar mulut sialan!" umpat Rey kesal.

Lagi-lagi Camelia kembali tertawa, entah apa yang sangat lucu menurutnya yang jelas tiba-tiba saja suara tawa itu berubah menjadi tangisan. Dia menutupi wajahnya sembari terus berbicara tidak jelas, bahkan sampai membuat kepala lelaki ini pusing. Dia tidak pernah perduli dengan apapun yang terjadi dengan Camelia, hanya saja jika terus merengek dan menangis seperti ini semua orang akan terganggu termasuk dirinya.

"Rey.. kenapa ibuku jahat Rey? kenapa dia hanya menuntut apa yang dia inginkan kepadaku? kenapa dia lebih menyayangi kak Johnny dari pada aku putri bungsunya. Dosa apa yang sudah aku perbuat Rey? katakan!!"

Lelaki itu menatap dingin, dia tidak terlalu menggubris apa yang dibicarakan Camelia. Bagi Rey semua orang yang ada di dunia ini pantas untuk merasakan penderitaan, jadi kepada dia harus mengeluh? hal seperti itu tidak pernah ada gunanya. Dan malah membuat situasi semakin rumit saja.

"Dengar, aku tidak perduli sedikit pun dengan apa yang terjadi dengan hidupmu atau pun keluargamu itu. Yang jelas setelah hari ini berkahir aku tidak ingin ada tangisan atau bahkan rengekan dari mulutmu lagi Camelia, karena jika kau sudah syah menjadi istri kontrakku. Maka kau harus berperilaku dan hidup dengan semua aturan yang harus kau patuhi setiap saatnya! aku tidak ingin kau banyak bertingkah apalagi sampai merepotkan diriku. Dan jangan harap kau juga akan diperlakukan seperti seorang istri sungguhan, karena seperti yang kau tahu jika hubungan kita hanyalah sebatas pernikahan kontrak. Yang akan berakhir jika aku sudah tidak membutuhkan dirimu lagi." ucap lelaki itu rinci.

Camelia tidak mengatakan apapun, dia hanya terus menatap wajah Rey dengan air mata yang masih membasahi kedua pipi cantiknya. Jika hari besok dan kedepannya dia tidak bisa mengekspresikan bagaimana perasaannya nanti, lalu untuk apa dia hidup? semua akan terasa sia-sia saja. Detik demi detiknya akan terasa semakin menderita, dan Camelia pun sudah sangat lelah dengan semua ini.

Gadis itu memegang erat lengan si lelaki bertubuh kekar itu, kemudian menatapnya dengan tajam. "Jika kau tidak ingin terus aku repotkan lagi, kenapa kau tidak bunuh saja aku? karena dengan begitu semua masalah kita akan selesai."

Lelaki itu tersenyum kecil. "Bunuh katamu? itu terlalu mudah, dan aku tidak menyukainya. Kau pikir hutang ibumu bisa selesai begitu saja ketika kau mati? tentu tidak Camelia. Itu tidak akan berarti apa-apa!" bentak Rey sembari melepaskan genggaman Camelia.

Camelia menutup kedua matanya, dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali diam. Jika untuk mati saja terasa begitu sulit, bagaimana dengan hidup? apakah dia mampu melewati hari setelah malam ini.

Semua orang boleh merasa iri karena hanya Camelia yang berhasil menikah dengan lelaki tampan, kaya dan sukses ini. Namun apakah bisa semua itu dia pamerkan? karena pada kenyataannya dia hanya dijadikan sebagai alat untuk menipu ibunya sendiri. Dan hidup Camelia, hanya akan dijadikan sebagai beban yang setiap detiknya akan membuat lelaki bernama Rey itu repot.

"Ya Tuhan! apa aku tidak bisa mati dengan cepat? rasanya semua hidup ini terasa semakin sulit hikss..."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C11
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank 200+ Power Ranking
    Stone 0 Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT