Aku meraih tangannya tanpa berpikir dan mengusap mataku. "Maaf, Ki. Seharusnya aku tidak mendorong atau—"
"Hei." Kiki memegang daguku dan mengusap ibu jarinya di sepanjang rahangku. "Jangan lakukan itu. Aku sudah menghabiskan waktu ku dalam terapi juga, kamu tahu. Aku baik-baik saja. Aku tidak akan membiarkan hantu-hantu itu menang."
"Bagus. Aku… terima kasih sudah memberitahuku."
"Yah, kamu agaknya tidak memberiku pilihan," katanya, mengacak-acak rambutku dengan baik.
"Aku yang terburuk," aku mengakui. "Tapi malam ini masuk akal sekarang. Dia terdengar… bermasalah."