Download App
10.71% Everyday life of Black Fox [Indonesia] / Chapter 3: Curiosity

Chapter 3: Curiosity

-----Police Station-----

"Hiruma Kazune-kun."

mendengar polisi didepanku memanggil nama pemilik tubuh ini sebelumnya, Xion menganggukan kepalanya.

"Kau terpaksa menanyakan pertanyaan itu karena seseorang memaksamu, benar?"

"Benar."

"Kau tidak melakukannya karena kasir itu cantik?"

"Benar."

melihatku dengan curiga, polisi itu kembali menulis pernyataanku dalam laporannya.

"Baiklah, karena sepertinya kau berkata jujur, aku akan melepaskanmu kali ini, tapi jika aku sampai tahu kau melakukan ini dengan sengaja, aku tidak akan segan memenjarakanmu."

Xion ingin membantah kalau ini semua karena paksaan System tapi dia memilih diam karena bagaimanapun juga polisi itu tidak akan percaya.

*tok* *tok*

"Masuk."

Mamalingkan wajah, Xion mencoba untuk menghindari pandangan polisi itu yang terus memandangnya bahkan setelah mendengar ketukan dipintu.

'Oh ayolah paman, kalau kau memandangku terus seperti itu orang lain akan mengira kau homo tau.'

pikir Xion dalam hati, mencoba untuk menenangkan hatinya dengan berpikir kalau polisi didepannya ini tertarik pada laki laki tapi itu justru membuat keadaannya lebih buruk, karena bayangan yang tergambar diotaknya justru menjadi sangat mengerikan.

"Dojima-san, jika kau sudah selesai dengannya, bisakah kau menemaniku kemarkas Shuueigumi?"

Didepan pintu adalah seorang wanita dengan rambut coklat kelabu tidak simetris dengan hanya bagian kirinya saja yang panjang dan rambut panjang bagian kanannya dimodel agar jatuh dibelakang telinga, dia juga mengenakan jas formal coklat kelabu dengan turtleneck hitam didalamnya.

mendengar nama polisi yang menginterogasinya, Xion kaget karena dia sama sekali tak menyangka polisi yang terus memandanginya itu adalah Ryotaro Dojima dari Persona 4.

dan karena dia sudah bertemu Takemi, Xion tidak akan terkejut jika bertemu karakter lain dari Persona 5 tapi dia tidak mengira akan bertemu Sae Niijima secepat ini.

'Model rambut itu benar benar gampang diingat'

memandangi Sae, Xion merasa heran karena dia tidak bereaksi sama seperti saat dia bertemu dengan Takemi.

'Padahal dua duanya adalah waifuku tapi kenapa reaksiku berbeda?'

Sae yang melihat pemuda dihadapannya itu terus mengamatinya, dia mulai merasa tidak nyaman lalu mengerutkan dahinya dan memasang wajah serius untuk mengintimidasinya.

"Aku akan menuntutmu dengan tuduhan pelecehan seksual jika kau terus memandangiku seperti itu."

sadar kalau dia tanpa sengaja memandangi Sae terlalu lama, Xion memalingkan wajahnya.

melihat interaksi pemuda didepannya dengan rekannya, Dojima lalu tertawa.

"Hahaha, Niijima, sepertinya kau membuat bocah ini terpesona."

"Dojima-san!"

Mendengar yang dikatakan rekannya, Sae merasa marah bercampur malu dan dengan cepat meninggalkan mereka.

"Aku akan menunggu dimobil!"

Melihat Sae pergi dengan marah, Xion tak bisa berkata apa apa lalu memandang Dojima.

"Aku boleh pergi sekarang?"

"Ya, kau boleh pergi dan jangan terlibat masalah lagi."

mendengar jawaban Dojima, Xion berdiri dan berjalan menuju pintu.

"Hei, nak, kau masih muda jadi nikmatilah selagi kau bisa, jangan berurusan dengan polisi lagi."

Berhenti sejenak, Xion mengangguk lalu pergi meninggalkan kantor polisi.

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

Melihat kelangit, Xion mengangkat tangannya keatas seakan ingin menggapai bulan,

"Kazune... mulai sekarang itu namaku..."

Matanya bersinar dengan penuh kepastian.

"Aku akan melakukanya dengan baik kali ini dan mengakhirinya dengan sempurna."

mengingat bagaimana dia mati, Xion mengepalkan tangannya karena kesal.

"Benar benar konyol..."

Meninggalkan tempat itu, Kazune dengan cepat pergi menuju tempat tinggalnya didunia ini.

"Cafe LèBlanc..."membisikan kalimat itu, Kazune tak bisa menahan senyumannya yang semakin lama semakin lebar.

sebelumnya Xion dibawa ke kantor polisi saat sedang kabur dari supermarket.

sesampainya disini, Xion langsung ditanyai identitasnya, dia terkejut saat mendapati kalau dia tidak mewarisi ingatan pemilik tubuh sebelumnya.

sambil mengutuk System miliknya yang sama sekali tidak berguna, Xion lalu menjawab kalau dia tidak ingat.

mengira dia terkena cedera dikepala akibat perkelahian setelah melihat pakaiannya, beberapa polisi lalu memeriksa tubuhnya untuk melihat jika ada luka yang harus segera ditangani sedangkan polisi yang lain mencari identitasnya.

melihat tidak ada luka ditubuhnya polisi yang memeriksanya menjadi bingung lalu polisi yang lain datang memberitahu kalau mereka sudah menemukan identitasnya

barulah dia tahu kalau Himura Kazune pemilik tubuh ini sebelumnya telah beberapa minggu tinggal dicafe milik seseorang bernama Sakura Sojiro, juga memiliki catatan hampir membakar cafe karena memasak makanan dengan cara membakarnya.

mendengar bahwa Kazune begitu bodoh, Xion tidak tahu harus berkata apa karena sekarang yang menjadi Kazune adalah dirinya.

tapi melebihi itu semua, Xion menjadi sangat bersemangat saat mengetahui markas operasi Phantom Thief of Hearts adalah tempat tinggalnya.

Apalagi setelah diberitahu System, kalau didunia ini tidak ada makhluk seperti Shadow, ataupun entitas yang ingin menghancurkan dunia.

Xion menjadi lega dan semangatnya makin membara, karena itu artinya dia bisa bertemu dan berinteraksi dengan karakter favoritnya, tanpa perlu khawatir bila dunia tiba tiba hancur.

"Hahahahahahahahaha!!!!"

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

-----Dojima's Car-----

"Dojima-san..., anak itu, apa baik baik saja?"

Menyaksikan remaja yang terus menatapnya tadi tertawa seperti maniak, Sae mulai khawatir, berpikir kalau mereka harusnya mengantar dia kerumah sakit.

"...Aku sudah memeriksa tubuhnya tapi aku tidak menemukan luka sama sekali ditubuhnya, aku juga tidak menemukan memar atau apapun, kepalanya juga baik baik saja."

Mengingat reaksinya saat itu, Dojima bahkan merasa bingung sampai sekarang. melihat Kazune yang saat itu berdiri dihadapannya dengan pakaian yang lusuh dan kotor penuh kotoran dan bercak darah namun tidak memiliki luka sedikitpun bahkan setelah terlibat perkelahian yang membuat pakaiannya jadi seperti itu.

walaupun Dojima adalah detektif, dia bingung menjelaskan bagaimana cara Kazune bisa melakukannya. kecuali, jika Kazune memiliki obat yang bisa menyembuhkan lukanya dengan cepat.

Andai saja Dojima tahu kalau Kazune memiliki System dan juga pil yang bisa mengembalikan tubuhnya ke waktu sebelum dia terluka, dia pasti tidak akan sebingung ini.

Melihat rekannya yang kebingungan, Sae mulai penasaran dengan remaja itu.

'Aku akan memeriksa file tentang anak itu setelah ini selesai.'

Memutuskan untuk berhenti memikirkan soal Kazune, Dojima lalu bertanya pada Sae.

"Oh ya, Niijima, kenapa kita harus pergi ke markas Shuueigumi?"

Tersadar dari lamunannya, Sae lalu menjawab pertanyaan Dojima sambil menyerahkan berkas padanya,

"Sepertinya akan ada mafia yang akan datang ke kota ini untuk negosiasi dengan kelompok mereka, dan pihak Shuueigumi ingin kita untuk tidak menangkap anggota mafia tersebut jika tidak perlu untuk menghindari masalah."

Dojima memandang dengan tajam pada berkas yang diberikan Sae, Dojima berkata dengan pelan,

"Kuharap, mereka tidak melakukan hal bodoh dikotaku, yang membuatku harus menangkap mereka semua."

Merasakan tekanan yang dikeluarkan oleh Dojima, Sae mengangguk dengan serius, lalu menjalankan mobilnya menuju markas Shuueigumi.

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

(A/N: Kazune disini adalah Xion yang sudah menerima kalau didunia ini namanya adalah Kazune)

-----LèBlanc Cafe-----

Melihat bangunan didepannya, Kazune menahan napas lalu menyentuh gagang pintunya.

*klak**klak*

"Terkunci..."

membuang napasnya, Kazune lalu menaruh tangan kanannya didagu dan berpikir.

'Apa aku panjat saja ya?'

melihat kearah lantai dua, Kazune memperhitungkan jarak antara dirinya dengan jendela.

*Buk!*

Memegang kepalanya, Kazune merintih kesakitan lalu menoleh kebelakang untuk mencari orang yang memukul kepalanya.

"Kau pikir tempat ini Hotel yang kau bisa datangi kapan saja, huh?"

Melihat Sojiro masih mengepalkan tangannya, Kazune menelan ludah lalu menunjukan senyuman termanisnya.

"Ahh~ Sojiro-san..., selamat malam."

Melihat senyuman konyol Kazune, mata Sojiro berkedut, merasa merinding seperti ada kecoa merayap ditubuhnya. namun wajahnya berubah menjadi serius setelah melihat pakaian Kazune,

"Kau, berkelahi lagi?"

Melihat tubuh Sojiro yang gemetar penuh amarah, Kazune dengan cepat membuat alasan,

"Ah, ini? pakaianku kotor karena membantu seorang kakek mengecat pagar! kau lihat bercak merahnya? itu adalah cat!"

"Mengecat pagar? malam malam begini?"

Sadar dengan kesalahan yang dibuatnya, Kazune dengan cepat mengelak,

"Pagarnya sangat panjang, jadi butuh waktu lama untuk mengecatnya."

Kazune memandang Sojiro dengan serius, berharap dia melepaskannya kali ini saja.

Melihat wajah Kazune yang serius, Sojiro menghela napas panjang, bertanya tanya apa yang terjadi pada anak ini sehingga tingkahnya menjadi sangat aneh ketika dia kembali.

'Dia menjadi lebih ceria?'

Membayangkan Kazune yang biasanya tidak banyak bicara, dan memandang orang lain seakan orang itu berhutang uang padanya. Sojiro tidak bisa menahan rasa ingin mengusap dahinya, karena dia tahu kalau Kazune itu anak baik, hanya saja dia tidak bisa mengungkapkan perasaanya dengan benar juga karena kecenderungannya untuk tidak mempercayai orang lain yang membuatnya tanpa sadar mengeluarkan aura mengancam.

melihat Sojiro yang entah kenapa tersenyum, Kazune bingung apa yang ada dalam pikirannya tapi karena malam semakin larut, dia memutuskan untuk menyadarkan Sojiro dari lamunannya,

"Sojiro-san, bisakah aku masuk sekarang, aku mengantuk."

Melihat makhluk tidak tahu terima kasih dihadapannya yang membuat dirinya menunggu sampai dini hari, senyuman lembut Sojiro menghilang, digantikan oleh senyuman yang kejam.

"Baiklah, kita masuk." menarik telinga Kazune, Sojiro menyeretnya masuk.

"Sojiro-san! Sojiro-san! jangan seperti ini, akhh?! kenapa kau malah makin menariknya pak tua!!!"

"Hooo~ aku pak tua? dimana sopan santunmu anak muda!!!"

"Aaaakhh?! Sojiro-san, stop! kalau kau menariknya seperti itu nanti putus!!!"

"Biarkan saja putus!!!!"

dan seperti itulah malam berakhir. diiringi jeritan kesakitan Kazune dan jeweran kejam Sojiro.


CREATORS' THOUGHTS
Xionsama23 Xionsama23

Jujur aja saat menulis chapter ini Author bingung mau diapakan karakter Sojiro ini, antara bos tempat kerja atau ayah angkatnya mc tapi karena Author suka sama karakternya si Sojiro, Author memutuskan untuk jadiin dia Ayah angkat *pachi**pachi**pachi*

p.s mungkin akan ada karakter yang author biarkan mati atau idupin tergantung kebutuhan hwhwhw~ uwu)/ ciao~

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login