Download App
10.47% In The Heart Of The Rock / Chapter 11: Rock Eater

Chapter 11: Rock Eater

Sungguh pemandangan yang memukau. Cahaya-cahaya itu terus masuk ke mataku, ciptakan rangkaian titik-titik kemilau indah, biaskan kegelapan tampakkan karya Tuhan. Langit malam hiaskan cahaya bintang. Beruntung hari ini Tuhan masih memberiku kesempatan untuk menikmati malam yang indah, setelah kejadian tak biasa yang aku alami tadi. Hari ini memang melelahkan. Sempat terpikir olehku untuk menerima ajakan Reva dan menginap di penginapan di tengah kota. Namun, banyak pertimbangan yang terpikir olehku. Walaupun kami sudah berkenalan satu sama lain, tapi dia tetaplah orang asing. Aku harus berhati-hati, sepertinya dia merencanakan sesuatu, aku tidak mau tertipu dengan sandiwaranya lagi. Saat ini tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa dipercaya. Sepertinya tingkat keinginan individual setiap orang saat ini sudah mendekati puncaknya. Hampir tidak ada satu pun orang yang hidup bersama-sama atau dalam satu kelompok untuk bekerja sama.

Dalam beberapa tahun terakhir ini pun, selama perjalanan perburuan aku hampir tidak pernah bertemu dengan satu pun dari sebuah kelompok, grup ataupun keluarga besar. Semua bekerja secara individual. Hanya satu atau dua kelompok kecil saja yang berhasil aku jumpai, itu pun hanya terdiri dari beberapa orang saja. Satu kelompok yang pernah aku jumpai yaitu dua keluarga muda yang berasal dari wilayah Suku Tenggara. Mereka melakukan pekerjaan yang sama dengan pekerjaanku yaitu pemburu kristal. Karena kondisi yang mendesak saat itu, kami pun memutuskan untuk bekerja sama. Beberapa hari melakukan pemburuan bersama. Banyak kejanggalan yang aku rasakan. Mereka adalah keluarga dan berada pada satu kelompok perburuan, tetapi sama sekali tidak mempunyai rasa kepercayaan satu sama lain. Sempat berpikir untuk langsung memisahkan diri, tetapi kondisi pada saat itu benar-benar tidak bisa diprediksi.

Pada saat itu aku berada pada satu lokasi perburuan di Mounthild bagian selatan. Goa Rick adalah salah satu dari 10 lokasi perburuan besar di daerah Mounthild Selatan. Namun, saat itu mengingat buruknya kondisi di dalam Goa, telah diberlakukan peraturan bahwa pemburu seorang diri tidak diizinkan untuk memasuki Goa. Pemburu harus membentuk kelompok minimal lima orang untuk melakukan perburuan di dalam Goa. Memang tujuan dari peraturan tersebut adalah untuk keamanan para pemburu itu sendiri. Kondisi Goa yang sudah sangat tua, keberadaan Leak yang tidak dapat diprediksi menjadi pertimbangan para wakil pemerintah yang ditugaskan di gerbang masuk Goa. Di setiap lokasi perburuan kristal, minimal pasti mempunyai seorang penjaga yang bertugas di depan pintu masuk lokasi.

Lokasi perburuan biasanya hanya dijaga satu penjaga saja, tapi karena Goa Rick termasuk lokasi perburuan besar yang banyak didatangi pemburu, pemerintah pun berusaha untuk tetap menjaga keamanan lokasi dengan menambah personil penjaga di lokasi tersebut. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa para pemburu tetap mentaati hukum perburuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Para penjaga umumnya adalah pasukan pemerintah yang mempunyai keahlian khusus dan kelebihan kekuatan fisik di atas rata-rata pasukan pemerintah. Biasanya para pemburu tidak akan berani untuk melakukan perlawanan secara fisik karena mereka sadar akan perbedaan kekuatan yang mereka hadapi. Namun, pemerintah juga mencium adanya bau tindak kecurangan, suap dan korupsi. Banyak penjaga lokasi yang umumnya bertugas sendiri yang memberlakukan pungutan bayaran/pajak masuk dengan paksa. Ada juga penjaga lokasi buruan strategis yang hanya memberikan izin masuk kepada beberapa pemburu kuat saja tanpa mengizinkan pemburu lain untuk masuk, tentu saja mereka sudah disuap. Itulah yang menjadi pertimbangan lain dari pemerintah untuk menambah personil penjaga lokasi pemburuan kristal.

Setelah menunggu beberapa saat, karena jika hanya sendirian, aku tidak akan diizinkan untuk masuk ke dalam Goa. Datanglah dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Sepertinya mereka juga hendak melakukan perburuan di Goa ini. Mereka terlihat berbincang-bincang dengan salah satu penjaga yang terlihat tidak mengizinkan keempat orang pemburu tersebut untuk masuk ke dalam Goa. Tak lama, salah satu dari penjaga itu memanggilku yang sedang duduk di bawah pohon pinus yang berada di sisi kanan pintu masuk goa. Aku pun mengerti maksud dari penjaga tersebut. Aku pakai kembali tas dan perlengkapan yang tadi aku lepaskan dan letakkan di pinggir pohon tempat aku menunggu, bersiap-siap untuk mulai perburuan bersama keempat pemburu tadi.

Seperti yang aku duga, penjaga tersebut memintaku untuk bergabung bersama empat orang pemburu tadi yang ternyata mereka adalah satu kelompok perburuan. Pertama kalinya dalam 3 tahun perburuan aku bertemu dan bergabung dengan kelompok pemburu. Walaupun ini kelompok yang kecil, tapi sudah cukup memenuhi syarat untuk memasuki Goa dan melakukan perburuan. Setelah berkenalan satu sama lain dan melakukan perbincangan terkait teknis pemburuan dan bagi hasil perburuan. Kami pun mencapai kesepakatan dan mendaftarkan nama kami semua sebagai satu kelompok kepada penjaga.

"Ini hanya untuk perburuan di Goa Rick saja, setelah bagi hasil buruan nanti kau bebas untuk kembali melakukan Solo Hunting," ucap salah satu anggota kelompok yang bernama Tommy.

Sepertinya Tommy adalah ketua kelompok kecil tadi, karena dari awal bertemu dan berbincang dia selalu mendominasi percakapan dan terlihat sangat vocal. Anggota pria yang satunya lagi bernama Jack dan dua anggota perempuan lainnya bernama Rin dan Lala.

"Terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk melakukan perburuan bersama kalian," balasku padanya.

Kami pun bersama-sama memasuki Goa tersebut. Sesuai kesepakatan, dua orang dari tim yaitu Tommy dan Rin fokus untuk menjaga keamanan tim dari keberadaan Leak, dan tiga orang lainnya fokus untuk mencari keberadaan Rock Eater. Tidak ada satu pun kata yang terucap, kami terus berusaha untuk menjaga kesunyian, sebagaimana pemburu-pemburu pada umumnya. Leak dan RE sangat sensitif terhadap suara. Melihat cara kerja anggota kelompok ini, hal yang aku sadari sepertinya mereka ada dua pasang kekasih atau mungkin suami istri. Tommy yang terlihat terus mengawasi Rin dan Jack yang terus-menerus merada di samping Lala. Mereka juga sepertinya sudah lama melakukan perburuan bersama-sama, terlihat dari cara mereka berkomunikasi, tanpa mengeluarkan satu patah kata pun, mereka masih bisa terus berkomukasi dan mengatur teknis perburuan dengan sangat tenang. Harus aku akui, teknik perburuan yang mereka lakukan adalah teknik perburuan yang sudah di atas level amatir. Beberapa titik keberadaan RE yang sempat aku rasakan, berhasil mereka temukan juga, tapi kami sama sekali belum berhasil menemukannya.

Setelah Dua jam dan kami sama sekali belum berhasil menemukan keberadaan RE kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak.

"Hei, pemburu asing, apa kau punya nama?"

"Panggil saja aku, Ely..."

"Jack, bisakah kau sedikit lebih sopan padanya?" ucap Tommy pelan.

"Dia sendiri yang tidak sopan, seenaknya saja bergabung ke dalam kelompok kita. Dan kau, Ely... apa kau benar-benar bisa melakukan tugasmu untuk mencari keberadaan RE? Aku tidak yakin karena dari tadi aku hanya melihatmu berjalan mengikuti kami dari belakang tanpa melakukan apa pun."

"Tenangkan dirimu, Jack! Kita harus fokus pada buruan kita, aku yakin Ely juga seperti itu, karena dia juga seorang pemburu. Iya, kan, Ely?"

Terlihat Tommy menanyakan hal itu padaku dan aku hanya bisa menjawabnya dengan anggukan. Aku melihat kekesalan di wajah Jack. Aku yakin sepertinya dia tidak suka dengan keberadaanku di sini bersama mereka. Atau mungkin dia sedikit tidak menyetujui kesepakatan bagi hasil tadi. Cara bagi hasil yang disepakati tadi sederhana saja, kami hanya membagi rata hasil buruan untuk kami berlima, tidak kurang tidak lebih. Sepertinya Jack yang melihat aku dari tadi diam saja tanpa melakukan apa pun merasa tidak adil dengan sistem bagi hasil yang telah disepakati.

Sepertinya aku harus melakukan sesuatu untuk membuat mereka mengakui keberadaanku di sini. Saat ini kami masih jauh dari pusat Goa, itulah alasan sebenarnya kenapa kami tidak menemukan satu pun RE. Hawa keberadaan RE yang kami rasakan tadi pun hanya beberapa saja dan sangat lemah. Ekstraksi yang Jack dan Lala lakukan pada beberapa titik pun tidak berhasil memunculkan RE ke permukaan.

Ada satu cara yang biasa aku lakukan untuk bisa memunculkan RE di area yang masih jauh dari pusat Lokasi buruan. Namun, cara ini akan membutuhkan keahlian khusus dan umpan berupa kristal. Aku bisa melakukan teknik Re-Extraction untuk memancing RE. Aku ambil satu pecahan kecil Corundum dan satu bongkah batuan kristal air dari tas.

Melihat apa yang aku lakukan, aku pun langsung melihat senyuman di wajah Tommy, dan sepertinya dia paham dengan apa yang aku rencanakan. Aku letakkan pecahan Corundum dan bongkahan kristal air di atas tanah. Aku tekankan kristal-kristal itu ke dalam tanah sampai benar-benar tenggelam dan terus menekannya serta melakukan teknik Re-Extraction. Cahaya biru pun muncul dari sela-sela jari tanganku dan di sekeliling kristal yang aku benamkan. Perlahan-lahan cahaya biru itu terus meredup dan akhirnya hanya terlihat cahaya putih samar-samar. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya aku merasakan keberadaan RE. Segera aku lakukan teknik ekstraksi seperti yang Jack dan Lala lakukan tadi. Cahaya putih yang terus bertambah terang dan perlahan-lahan terus berubah menjadi cahaya biru. Cahaya biru tersebut semakin pekat dan terasa semakin berat.

"Jangan diam saja, Jack! Lala! Cepat bantu dia." Terdengar Tommy berteriak menyadarkan Jack dan Lala yang semenjak tadi terus melihat teknik memancing yang aku lakukan.

"Ba-Baik, Tommy," jawab Lala.

Tanpa ragu lagi mereka datang mendekatiku dan mengarahkan kedua tangan mereka ke arah cahaya biru pekat yang aku munculkan tadi. Kami bertiga pun terus melakukan teknik extraksi. Kami terus menarik cahaya pekat tersebut ke arah atas dengan sekuat tenaga dan akhirnya RE pun muncul ke permukaan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C11
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login