Aku berjalan pelan membuka pintu. Terlihat Pricilla yang sedang duduk termenung di atas bangsal. Ia pun terperanjat ketika tahu bahwa aku lah yang masuk ke dalam menemuinya.
"Arini?" desis Pricilla yang masih terkulai lemas dengan mata sendu yang terpancar di raut wajahnya. Aku pun berjalan mendekati Pricilla seraya tersenyum kecil padanya. "Pricilla ...." Belum sempat aku menanyakan kabar Pricilla, dia sudah menyelaku. "Kenapa kamu ada di sini, Arini? Di mana, Mas Anton?" Pricilla terlihat sangat kesal padaku. "Tenang dulu, Pricilla! Aku datang hanya ingin membantumu terbebas dari suamimu itu," imbuhku.
"Untuk apa? Aku tidak butuh bantuanmu! Cepat kamu panggil Mas Anton sekarang juga!" teriak Pricilla. Lalu, ia pun merasakan sakit saat bersikeras untuk bangun dari tidurnya. "Jangan bergerak dulu, Pricilla. Kamu belum sepenuhnya sembuh." Aku pun membantu Pricilla untuk lebih tenang dan mau ku ajak bicara secara baik-baik.