"Jadi ini tempatnya?"
Asheel dan Narberal telah sampai di suatu tempat. Banyak kedai di sepanjang jalan dan suasananya agak ramai. Orang-orang sering lewat dan berkerumun, memiliki aktivitasnya masing-masing.
Ini adalah tempat tertentu yang mereka kunjungi. Saat ini mereka sedang berada di Asakusa, Tokyo. Di sana mereka memasuki tempat yang memiliki suasana seperti festival kecil. Tapi jika dibilang itu bukan festival biasa karena semua kedai di sini hanya berisi ramen.
Benar, ramen!
Di mana-mana, kedai disini hanya berisi ramen, dari awal sampai ujung. Ini adalah Asakusa, yang dibilang tempat asal mula lahirnya Ramen House berada.
Ramen House paling awal adalah Lai Lai di Asakusa, Tokyo pada 43 tahun Meiji. Toko ini telah memulai sup tradisional ala Jepang yang memiliki kaldu bonito dan rumput laut yang dicampur dengan tulang babi atau sup tulang ayam yang menjadi ramen kecap ala Tokyo.
Seiring berjalannya waktu, ramen bukanlah makanan yang murah dan mudah lagi. Setelah penelitian terus menerus dan penciptaan kembali oleh orang Jepang, itu telah menjadi gourmet populer dan terkenal. Dikatakan bahwa pada tahun 1990-an, Ramen House bermunculan di seluruh Jepang dan dengan cepat menjadi tujuan wajib bagi para turis dan pendatang dari luar.
Itulah sebabnya di Asakusa terdapat tempat berkumpulnya Ramen House di seluruh Jepang. Seseorang tidak perlu berkeliling Jepang jika hanya ingin makan ramen, mereka hanya perlu datang ke sini dan mampir, karena variasi ramen dari berbagai wilayah di Jepang terdapat disini. Bukan hanya Jepang, bahkan ramen dari berbagai negara juga tersedia di tempat ini.
Ramen Prancis, Italia, Amerika...
Variasi dari ramen-ramen di berbagai negara juga berada di tempat khusus Asakusa yang menjadikan tempat ini sangat populer di kalangan pecinta ramen.
"Ayo masuk!"
Asheel menarik tangan Narberal dan mengajaknya berkeliling. Mereka menelusuri seluruh tempat untuk melihat kedai mana yang mereka ingin kunjungi. Pada akhirnya, mereka hanya berputar-putar di sekitar tempat ini.
"Sulit untuk memutuskan, aku ingin mencoba banyak hal." Asheel berkata pada dirinya sendiri. Jika hanya bersama Sera, maka dia akan mengunjungi kedai ramen itu satu per satu, tapi ini adalah Narberal dan dia juga harus memikirkannya.
"Tidak usah pedulikan saya, Asheel-sama bebas melakukan apapun tanpa memikirkan saya." Kata Narberal yang sepertinya tahu apa yang di khawatirkan Asheel.
"Tidak bisa begitu, aku ingin kita berdua bersenang-senang bersama." Kata Asheel.
Narberal merasakan perasaan hangat di hatinya dan dia meletakkan tinjunya di dadanya sendiri, mencoba mencari tahu apa perasaan itu.
Setelah beberapa pemikiran di otaknya, Asheel akhirnya memutuskan untuk mampir di salah satu kedai ramen di sana. Mereka sampai di depan kedai yang spanduk tokonya bertuliskan Ichiran Asakusa.
Pada akhirnya, Asheel memilih Ichiran yang menurutnya ramen paling poluler disini. Mereka segera masuk dan memilih menu yang terdapat di Vending Machine. Setelah membayar, mereka menunggu di tempat yang disediakan untuk makan. Setiap orang diberi tempat makan yang cukup untuk satu orang, dengan dipisahkan tirai sehingga bisa merasa nyaman jika saja mereka datang sendirian atau tidak ingin dekat-dekat dengan orang asing. Tentu saja tirai bisa dilepas membuat mereka yang datang berkelompok bisa menikmati ramen bersama-sama.
Asheel dan Narberal duduk bersebalahan dan langsung mencopot tirai yang memisahkan mereka berdua. Mereka mengisi formulir kertas kecil dengan banyak pilihan untuk dipilih. Isi setiap kategori untuk menyesuaikan kekuatan rasa, kandungan minyak , bawang putih, daun bawang, daging babi, kepedasan dan tekstur mie.
Mereka berdua sedikit berdiskusi saat memilihnya, lalu mereka menyerahkannya.
"Ini adalah pertama kalinya saya makan ramen." Narberal berkata dari samping.
"Aku senang bisa menjadi yang pertama untuk menemanimu dalam pengalaman pertamamu."
"T-tolong jangan mengatakan kata-kata yang bisa membuat salah paham."
Asheel mengeluarkan senyum nakal di wajahnya saat dia mencoba menggoda Narberal. Biasanya Narberal akan menatap orang yang memujinya dengan merendahkan mereka, tapi orang yang mengatakannya adalah salah satu dari Tuannya sendiri, membuatnya mendapat reaksi tersipu dan wajahnya yang memerah darinya. Kata-katanya bisa membuatnya salah paham, tapi dia tahu bahwa Asheel hanya menggodanya yang membuatnya tidak berdaya.
"Yah, menyenangkan untuk menggodamu. Mungkin aku tidak bisa selamanya seperti ini." Asheel mengucapkan kalimat kedua dengan sedih.
Narberal merasakan perasaan kesal dan bahagia yang tercampur, tapi dia mengerutkan kening setelah mendengar kalimat selanjutnya.
Sepertinya dia memahaminya jadi dia bertanya, "Apa maksud perkataan Anda, Asheel-sama?"
Asheel menghela nafas beberapa saat sebelum mengatakannya, "Apa kau tahu asal usulku?"
Narberal yang tidak tahu apa-apa jelas bingung.
"Mohon maafkan ketidaktahuan saya, dalam ingatan saya selama ini hanyalah saat saya diciptakan sampai sekarang." Dia menundukkan kepalanya setelah berbicara.
"Itu tidak aneh, aku hanya pernah mengatakannya pada para Guardian saat itu." Asheel melambaikan tangannya saat dia memegang bahu Narberal.
"Lalu apa masalahnya?" Narberal memiringkan kepalanya.
"Awalnya aku adalah Penguasa Kekacauan yang memerintah dunia Iblis saat itu. Itu terjadi di alam yang lebih tinggi keberadaannya."
Narberal mendengarkan dan tidak bisa tidak merasa kagum terhadap Tuannya. Dia baru mendengarnya kali ini.
"Gelar Penguasa Kekacauan bukan hanya nama, aku menciptakan kekacauan dimanapun aku berada. Setiap kali aku menginjakkan kaki di suatu tempat, maka itu akan berubah menjadi kekacauan, sengaja atau tidak disengaja, wilayah yang aku langkahi secara mutlak akan menjadi kacau.
Saat itu, Iblis di dalam Abyss sedang dalam masa kejayaannya. Di masa itu pula, aku merenung memikirkan diriku sendiri, setelah itupun aku mengingat asal usulku sendiri sehingga aku membuang segala kemuliaan itu.
Aku terlahir dari Chaos (kekacauan) yang dibawa oleh Abyss, tercipta dari kumpulan energi yang selama ini berkumpul sehingga itu menyatu dan melahirkan jiwa dalam prosesnya. Itulah jati diriku yang sebenarnya."
Asheel mengatakan semua itu dengan perlahan. Dia tidak mengharapkan apapun dari Narberal setelah menceritakan semua ini, dia hanya merasa frustasi sepanjang waktu karena sifat bawaan Chaos-nya, sehingga dia ingin melepaskan curahan hatinya kepada seseorang. Kebetulan Narberal yang terpilih dari semua orang, dan entah kenapa juga dia menceritakan itu padanya.
"Sebagai makhluk yang tercipta dari Chaos, aku mewarisi sifat itu. Sifat Chaos selalu berubah-ubah tidak menentu karena itu memang dasar dari terciptanya diriku. Hal itu membuatku tidak yakin akan masa depanku. Akankah aku akan membawa kekacauan di manapun aku berada? Memikirkan semua itu tidak ada gunanya, aku tahu itu. Karena itu, aku naik ke alam yang lebih tinggi, diakui oleh Abyss, dan mendapat otoritas untuk mengendalikannya."
Dia menceritakan beberapa hal tentang dirinya. Setelah dia naik ke Alam Dewa Sejati, dimana Supreme One atau Ancient One yang menciptakan Abyss berada, Asheel dan Supreme One melakukan reuni setelah sekian lama sejak Supreme One sendiri yang menempatkannya ke dalam Dunia Iblis di bagian terdalam Abyss.
Setelah itupun, Supreme One menyarankan suatu metode untuk menekan sifat bawaan Chaos-nya.
Saat mengingatnya, Asheel tiba-tiba mengalami sakit kepala yang hebat. Otaknya berdenyut-denyut dan seperti akan meledak kapan saja. Tapi dia tidak menunjukannya diluar, bahkan tidak mengubah ekspresinya setelah mengalami rasa sakit itu. Bahkan jika otaknya meledak, dia tidak akan mati sejak itu bukan tubuh aslinya.
Sakit kepala itu disebabkan karena dia mencoba mengingat sesuatu yang seharusnya tidak dia ingat. Dia telah menyegel ingatan tentang kenapa dia bisa tetap normal dan menjalani kehidupan bahagia di alam yang lebih rendah. Segel berfungsi agar dia bisa melupakan alasan itu serta menenangkan pikirannya sendiri.
Makhluk Chaos seperti dirinya tidak akan pernah bisa tenang. Itu karena dia adalah wujud dari kekacauan!
Separuh dirinya tidak mengijinkannya untuk menjadi tenang bagaimanapun caranya.
Oleh karena itu, Supreme One menyarankan metode khusus untuknya, dan jika dia mengingatnya maka sifat bawaan Chaos-nya akan kembali ke dirinya.
Lagipula jika seorang Makhluk Chaos membuat kekacauan, dampaknya akan tersebar ke berbagai tempat di Abyss, dan itu akan menciptakan malapetaka berdarah.
Jadi, Makhluk Chaos yang tenang adalah yang terbaik.
Saya tidak tahu kebenaran dari ramen asakusa, saya hanya menonton Anime 'Ramen Daisuki Koizumi-san' dan mengambilnya dari itu.
Thx