Fandi duduk di sebelah Bagas dan Sarah, udah mirip orangtua dan anak kalo posisinya begini.
"Fan—"
"Aku dan Maya tidak akan pernah menikah, untuk masalah kalian aku tidak ikut campur. Aku juga harus menjaga milikku. Seperti yang kalian tau, berselisih dengan Sandjaya tidak menguntungkan sama sekali."
Wicaksono mengepal kuat tangannya begitupun dengan istrinya yang terpaku dengan perubahan Fandi. Dulu anak ini sangat penurut dan santun, selalu melakukan apa yang di perintahkan tanpa membantah tapi sekarang? Anak itu seperti memiliki taring.
"Nak, kenapa kau bicara seperti itu. Jangan lupakan kami hanya karena kau memiliki keluarga baru," ucap istrinya Wicaksono yang bernama Laras.
Fandi tersenyum simpul, "sedikitpun aku tidak lupa dengan kalian. Setiap perbuatan kalian, aku ingat dengan baik."