Tanpa sadar Cia melambaikan tangannya yang di balas Dhika dengan kaku. Tidak kuat melihat istrinya, dia langsung berbalik dan masuk kedalam mobil yang akan mengantarnya. Dia sama sekali tidak berbalik untuk melihat wajah Cia.
Jika lebih lama, mungkin dia bisa membatalkan segalanya. Cia sudah terlalu dalam masuk kedalam hatinya, baru kali ini rasanya dia berat meninggalkan seseorang.
Cia mendesah pelan, akhirnya mereka benar-benar berpisah. Sarah memeluknya untuk memberi kekuatan.
"Sayang, jangan sedih. Fokus sama sekolah, lulus segera susul Dhika." Sinta juga memeluknya. Dia menyayangi Cia seperi putrinya sendiri.
"Iya ma, Cia nggak apa-apa. Sedih wajarkan ya? Besok-besok juga udah tenang."
Sinta mengangguk, "ya, mama tau kamu bisa melewatinya. Lagipula kapanpun kamu nyerah, tinggal pergi." Cia mengangguk.
Kedua keluarga itu berpisah di bandara untuk melanjutkan aktifvitas masing-masing.