Cia menarik napas lalu melanjutkan, "kami akur dengan banyak kejadian yang terjadi, dan memutuskan setiap keputusan yang di ambil harus sama-sama nyaman. Nah, Cia belum siap pindah, singkatnya belum bisa meninggalkan dunia yang Cia jalani dulu sebelum menikah."
Cia menatap kakeknya dengan serius, "udah panjang lebar gini Cia jelasin, kakek paham nggak?"
Tama dan Sinta ingin terbahak mendengar ucapan menantu mereka. Gadis cantik ini benar-benar luar biasa. Bisa membuat orang kehabisan kata-kata.
"Jelas, bahkan kalimatmu mubazir. Intinya kamu belum bisa jauh dari orangtua dan pergaulanmu."
Cia nyengir kuda dan mengangguk, "iya, jadi Cia jelasin ke pak Mahar dan dia bisa memahami itu. Lagian hubungan jarak jauh nggak buruk kok, kami janji saling setia dan percaya."
"Nak, kamu terlalu naif kalau percaya dia pria setia."
Dhika menatap kakeknya dengan dalam. Dia tidak suka di nilai tidak setia. Apa kurang yang dia tunjukkan selama ini?