Pamannya seorang pendeta di salah satu gereja di kota Buol—kota pusat Kabupaten Buol.
"Ky... kau baik-baik saja?" tanya Pamannya sambil mengambilkan makan pagi untuk keponakannya itu.
"Yah paman," kata Awana sambil melanjutkan baca bukunya setelah meminum susunya.
"Berhenti membaca buku, kau bisa tua lebih dulu,"
"Ayolah paman. Aku tidak akan menjadi tua hanya karena membaca buku,"
"Kau ini..."
"Sekolahmu baik-baik saja?"
"Ya, sangat mudah pelajaran di sini, beda dengan Jakarta,"
"Namanya juga di pelosok Kyra,"
"Ingin pergi jalan-jalan ke pasar sebentar sore? Paman akan mengajakmu,"
"Oke. Aku setuju," kata Kyra menyetujui ajakan pamannya itu.
"Berapa bulan lagi, kau akan ujian kelulusan SMA, sudah punya tujuan kuliah di mana?"
"Em. Amerika. Kakak sudah mendaftarkanku ke sana,"
"Ingin kuliah apa?"
"Entah,"
"Tidak tertarik dengan NASA?"
"Tidak,"
"Terus rumus begitu banyak di kepalamu untuk apa?"