Begitu Rain masuk ke kamar itu, Jeanna merasa takut, tapi juga lega. Namun, ketika tatapan Jeanna tertuju ke tangan Rain yang terluka, Jeanna mencelos. Pria itu menarik tangannya ke belakang tubuh dan berkata sengit,
"Kenapa kau di sini?"
Jeanna mengangkat tatapan ke wajah Rain. Ia mencoba menggerakkan kakinya, kali ini ia berhasil melangkah. Namun, di langkah pertamanya, kaki Jeanna kehilangan kekuatan. Ia sudah akan jatuh, tapi Rain menangkap Jeanna dengan memegangi lengannya.
"Apa-apaan …" Rain terdengar kaget.
Tatapan Jeanna tertuju pada tangan Rain yang terluka. Bahkan sebelum Jeanna sadar, ia sudah meraih tangan pria itu. Namun, pria itu menarik tangannya dari tangan Jeanna.
"Apa yang kau lakukan?" sengit pria itu.
Jeanna mendongak menatap pria itu. "Seharusnya saya yang bertanya," ucap Jeanna dengan suara pelan, agar tak mengganggu Kino yang sedang asyik menonton bola. "Apa yang sebenarnya terjadi, Pak? Itu tadi apa?"
Rain tak menjawab. Bibirnya terkatup rapat.