Download App
4.92% Miliki Aku Dengan Ketulusanmu / Chapter 20: Jadi, Siapa Itu Gretta?

Chapter 20: Jadi, Siapa Itu Gretta?

Apartemen Kota M

Kamar Alrescha

[Aku sedang tidak melakukan apa-apa. Kalau kamu?]

Alrescha berjalan membuka pintu balkon kamarnya. Sungguh, ia sangat bersyukur karena feeling-nya tepat, menebak jika ia akan mendapatkan kesenangan saat kembali ke kamar.

Untung saja panggilan itu belum berakhir nada deringnya, kalau tidak ia akan mengacuhkan handphonenya yang tergeletak di atas kasur dan kehilangan kesempatan berbincang seperti ini.

"Aku sedang melihat langit malam. Coba lah kamu juga lihat, langitnya indah," jawab Alrescha seraya menengadahkan wajahnya ke atas sana.

[Hoo…, benar kah? Kalau begitu aku akan ikut melihatnya, tunggu sebentar!]

Dari sini, Alrescha bisa mendengar suara langkah kaki dan juga pintu seakan digeser, sebelum akhirnya suara desiran angin.

[Kamu benar, Al. Ini sangat indah.]

Ah!

Seketika senyumnya mengembang, Alrescha melihat langit di sana membayangkan wajah gadis dalam sambungannya ada di sana, ikut memamerkan senyuman untuknya.

"Benar kan. Apa kataku. Ah! Apa aku menggangumu?" tanya Alrescha dengan nada tak enak.

Suara kekehan terdengar memenuhi indra pendengarannya, seketika pipinya tersipu dengan hati berdesir membayangkan jika wajah dengan tawa itu ada di depannya saat ini.

[Tidak, tentu saja tidak menggangu.]

"Syukurlah…," desah Alrescha dengan hembusan napas diam-diam "Jadi, sedang apa kamu?" lanjutnya bertanya.

[Aku sedang melihat langit.]

"Astaga Gretta..., aku serius," sahut Alrescha gemas dan tawa terdengar merdu setelahnya.

[Ha-ha-ha..., bisa ngambek juga ya?]

Alrescha lagi-lagi tersipu, ia banyak berbincang dengan Gretta. Ia juga menanyakan banyak hal hingga tak terasa waktu kian larut dan keduanya menyudahi dengan senyum di bibirnya.

[Baiklah Al. Sampai ketemu nanti.]

"Sampai ketemu nanti, Gretta."

Tut!

Panggilan berakhir, Alrescha melihat langit malam di sana dengan gelengan kepala dan ia hampir saja kembali tersenyum lebar, andai saja tidak mendengar suara deheman serta siulan menggoda sang kakak.

"Ehemm…. Jadi, siapa itu Gretta?"

Deg!

"Kak!"

Alrescha segera menoleh dan menatap sang kakak kaget. Namun tidak lama, ia kembali mengubah raut wajahnya menjadi biasa dan berusaha tidak menampilkan ekpresi berarti.

"Jadi, bisa kasih tahu dong, siapa itu Gretta. Sepertinya sangat spesial sampai membuatmu ramai seperti itu," ledek sang kakak dengan senyum dan alis bergerak naik turun menggoda.

"Apa sih, nggak lucu Kak. Sudah ah! Aku mau istirahat," sahut Alrescha tanpa menjawab, ia melewati sang kakak dan berdiri di antara pintu masuk "Lagian datang kok seperti hantu, tidak terasa hawa keberadaannya," lanjutnya menyindir, sebelum akhirnya benar-benar memasuki kamarnya kembali.

Sang kakak tergelak, ia mengikuti jejak sang adik dan ikut masuk kemudian berdiri di hadapan sang adik, yang kini sok sibuk merebahkan diri mencari posisi.

"Siapa yang seperti hantu? Kamunya saja yang terlalu fokus dengan sambunganmu. Kakak masuk dan memanggil pun kamu tak dengar," tandas sang kakak yang tidak terima.

Enak saja hantu, tampan seperti ini kok disamakan dengan mahluk kasat mata. Memang sih ia jomblo, tapi ia kan jomblo tampan, uhuk.

"O…"

Sang kakak mendengkus mendengar respon adiknya yang sangat datar dan singkat. Ia melangkah dan duduk di samping adiknya yang tengkurap, kemudian ikut merebahkan dirinya di sana.

"Ck, jangan ganggu, tidur di kamar sendiri sana," sewot Alrescha seraya mendorong tubuh sang kakak sampai hampir terjatuh.

"Astaga Al! Jahat banget sih," sungut sang kakak namun tetap saja setelahnya ia tergelak, karena merasa sang adik berubah tidak sedingin biasanya.

"Ck, berisik! Sudah sana pergi," usir Alrescha semakin kejam.

Sang kakak pun mengalah dan kembali berdiri di sini ranjang masih dengan kekehannya. Ia menatap adiknya dengan tatapan tak terbaca kemudian menggelengkan kepala kecil.

"Baiklah, Kakak pergi. Tapi, besok jangan lupa setelah kuliah ke kantor langsung ya," wantinya memperingat.

Alrescha hanya bergumam dengan wajah tenggelam di bantal bulu angsanya , kemudian kembali terangkat saat mendengar debaman pintu dan memastikan sang kakak meninggalkan kamarnya.

Blam!

Tubuhnya berguling dan terlentang menatap langit-langit kamar. Ia membawa sebelah lengannya di kening dan kemudian kembali tersenyum kecil.

"Gretta…"

***

Mansion Grinson

Sambungan bersama Alrescha baru saja selesai, Gretta yang merasa baikan kembali bisa tersenyum meski tipis.

Sejenak ia menatap langit di atas sana, kemudian berjalan memasuki kamarnya kembali. Ia juga merebahkan tubuhnya di ranjang king size dan memeluk bantal guling yang selalu menemaninya.

"Setidaknya, malam sebelum aku memejamkan mata ada seseorang yang membuatku tersenyum," bisiknya dan kemudian memejamkan matanya.

Tuhan, apakah suatu saat aku akan mendapatkan seseorang yang bisa membuatku tersenyum seperti ini?

Skip

Ke esokan harinya…

Pagi datang dengan cepat, dengan sinar matahari terang yang menerpa wajah gadis cantik di atas ranjangnya.

Srakk!

"Nona Gretta. Bangun Non, sudah siang!"

Suara lembut seorang wanita yang memanggil nama sang nona, membuat perlahan kelopak mata itu terbuka dan memperlihatkan biru seindah samudera.

Kelopak mata itu berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya terbangun dan si empunya mata sendiri membawa tubuhnya menyandar.

"Nanny…," gumamnya serak.

Tangannya mengucek kelopak matanya pelan dan kemudian fokus melihat sang nanny yang kini sibuk mengikat tira hordeng kamarnya.

"Ya Nona? Sudah siang ini, tidur pukul berapa sih. Bisa wajahnya lelah seperti itu," sahut nanny Anna khawatir.

Sang nona yang ditanya hanya bisa menggelengkan kepalanya, tidak mungkin ia mengatakan jika wajah lelahnya karena sang nenek dengan perintah seenaknya atau memberitahu kalau ia semalam tidur larut karena mengobrol dengan orang asing.

"Tidak Nanny. Tidur seperti biasa kok," jawab Gretta berbohong.

Ia menurunkan kedua kakinya dan berdiri sambil merenggangkan tubuh, kemudian berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Anna yang akhirnya mengangguk, mengerti.

"Baiklah. Nanti sarapan Nanny siapkan dan Nyonya besar serta Ibu sudah pergi ke kantor," tukas Anna memberitahu.

"Gretta mengerti," sahut Gretta singkat dan menutup pintu setelahnya.

Beberapa saat kemudian…

Sekitar satu jam kemudian, Gretta kini sudah siap dengan terusan selutut dan juga sepatu sneakers berwarna putihnya. Ia menuruni tangga dan menuju ruang makan untuk sarapan bersama.

Gretta juga duduk seperti biasa di kursi biasanya duduk. Namun, entah mengapa suasana hari ini terasa berbeda. Ia merasa akan merindukan ini semua dan juga nanny Anna yang menyiapkannya makan seperti ini.

"Non, rotinya seperti biasa ya. Jangan lupa jus apelnya di minum juga," ujar Anna seraya meletakan segela jus di samping kiri sang nona.

"Emh.., terima kasih, Nanny," sahut Gretta tumben sekali mengucapkan terima kasih dengan senyum lebar dan ini membuat Anna yang melihatnya terdiam, tertegun.

"Err…, kenapa Nanny?" lanjut Gretta bertanya bingung, saat sang nanny hanya diam di sampingnya.

Anna tersentak kecil dan menggelengkan kepalanya "Tidak ada Non, (Berapa lama aku tidak melihat senyum itu)" jawab Anna dan melanjutkannya dalam hati.

"Oh, oke," gumam Gretta dan kemudian mulai memakan sarapan dengan perasaan aneh.

Sebenarnya ada apa denganku?

Gretta menyelesaikan acara makannya dan kemudian berdiri, seraya menyampirkan tas di bahunya. Ia juga menghadap ke semua pelayan yang ada di sana dan kembali berterima kasih serta memasang senyum, senyum yang selama ini jarang di lihat orang-orang.

"Gretta berangkat. Terima kasih semuanya! Gretta, sayang kalian."

Eh?

Bersambung


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C20
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login