logan berdiri di depan pintu ruang kerja nya, kaki nya berjalan mondar mandir sambil menunggu gadis bernama Rossi keluar dari kamar nya
Yap...dia ingin memboyong Rossi juga irish pergi bersama ke Maldives
perusahaan logan sedang membangun beberapa cottages untuk pinggir pantai di Maldives dan itu membutuhkan waktu sekitar beberapa bulan
namun dia tidak mungkin meninggalkan Rossi juga irish sendirian di rumah sementara pelayan baru belum juga datang.
dia bahkan tidak mungkin menitipkan mereka pada kedua orang tua nya,.karena bulan ini mereka cukup sibuk.
dia berdecih berkali-kali.. bagaimana cara nya mengatakan ingin membawa Rossi dan Irish untuk ikut dengan nya ke Maldives.
tak lama terdengar suara kaki yang turun dari lantai dua,
logan menoleh ternyata Rossi yang sedang menggendong Irish dan bercanda dengan nya
logan harus memberanikan diri untuk mengatakan hal tersebut karena logan adalah tipe pria yang sedikit sulit bicara terhadap perempuan.
semua orang mengatakan bahwa logan adalah sosok pria dingin. padahal bukan itu sebenarnya..dia adalah sosok pria pemalu yang sulit sekali dekat dengan seseorang terlebih pada wanita
sekilas pria itu tampak sempurna baik fisik maupun harta namun pribadi pemalu nya lah ya membuat nya tidak banyak memiliki teman dekat.
logan memanggil Rossi seraya menelan ludah, sontak perempuan cantik itu menoleh dan tersenyum
" iya tuan.." sahut nya
logan lagi-lagi bingung untuk mengatakan sesuatu, dia menghela nafas panjang dan menatap serius wajah Rossi
" begini..aku akan ke luar negri sekitar sebulan, dan aku tidak mungkin meninggalkan kalian berdua di rumah jadi aku ingin kalian ikut dengan ku ke Maldives" ucap logan
mata Rossi membulat sempurna, bibir nya melebar seperti bulan sabit, dia tersenyum senang Maldives..sebuah pulau yang terkena dengan keindahan nya dan dia hanya pernah melihat dari tv kini akan ikut bersama ke sana?
wow .dia hampir berteriak mendengar nya
" Maldives tuan..tentu saja aku mau," sahut Rossi senang
logan bisa bernafas lega pasalnya tanpa perlu membujuk nya, gadis itu telah menyetujui untuk ikut bersama ke Maldives.
" siap kan baju Irish dan juga baju mu..kita pergi besok" sahut logan tersenyum dan beranjak pergi dari rumah tersebut
Rossi tak terpejam saat melihat senyuman dari bibir logan, entah sudah berapa lama dia menyadari bahwa logan adalah pria tampan yang mempesona
bahkan Brian tidak ada seujung kuku pun jika di samakan dengan pria tampan tersebut.
sungguh bodoh dia kala itu karena terhipnotis dengan rayuan pria pengangguran tersebut.. rasanya ingin sekali dia memutar waktu dan tidak ingin bertemu dengan pria semacam Brian
andai saja mereka di pertemuan kembali mungkin dia akan memukul pria pengangguran itu habis-habisan.
seharusnya saat ini dia masih menjadi seorang gadis yang sedang kuliah di kampung halaman, bukan menjadi seorang ibu yang gagal karena Brian telah menjual sang anak entah beberapa ribu atau juta dollar yang dia dapatkan.
Rossi buru-buru membuang jauh-jauh pikiran nya tentang si busuk Brian, kali ini laki-laki pengangguran itu harus benar-benar terlepas dari memori nya
dia pun segera naik kelantai dua dan mengemas pakaian nya juga pakaian Irish
gadis itu terbayang akan keindahan Maldives serta hamparan pasir putih di pinggir pantai, dia tidak menyangka jika dia akan pergi kesebuah pulau yang menjadi impian nya
setidaknya dia harus berterima kasih pada tuan Logan, meskipun Beker sebagai pengasuh anak nya tapi tuan logan sudah dengan Sudi mengajak nya ikut
coba bayangkan jika dia masih bersama Brian, boro-boro Maldives, yang ada dia di suruh Bekerja dan menghasilkan uang ratusan dollar untuk nya berjudi..dasar pria pengangguran!
gadis itu tersenyum senang, dia lagi-lagi tidak bisa membayangkan hal indah di Maldives terlebih bersama dengan pria setampan logan
ya... Tuhan, apa yang telah dia pikirkan? bagaimana bisa dia memikirkan atasan sendiri
seharusnya dia bersyukur karena pria itu telah membuat nya menikmati bangku kuliah..lalu dia mendambakan pria tersebut? tidak...ku mohon jangan berlebihan, batin gadis itu.
disisi lain
" Bagaimana ini aku kalah lagi? brengsek." gerutu pria berpostur tubuh lumayan besar dan tinggi
pria berambut pirang tersebut berdiri dan mendorong meja sambil berteriak
" argghhh" kesal nya
" hei Brian, apa yang kau lakukan...kau menghancurkan tempat judi kami" keluh salah satu teman nya yang protes akan tingkah sang teman tersebut
Brian mengusap wajah nya kasar, dia langsung menoleh dan negara kearah teman nya yang bernama Julio.
" pinjamkan aku uang, perut ku lapar dan ingin membeli burger dengan porsi besar" ucap pria itu santai
mata Julio. terbelalak saat mendengar penuturan Brian
" meminjam kan mu yang? bagaimana bisa, kau bahkan belum mengganti uangku 500 dollar, kau pikir uang itu adalah uang yang sedikit? itu cukup untuk biaya makan ku beberapa hari" sahut Julio kesal
Brian menarik kerah baju Julio dan hendak memukul nya, namun Julio tertawa terbahak bahak dan mencengkeram tangan Brian lalu menatap nya sinis
" kau bodoh...gadis seperti Rossi kau sia-sia kan.. sekarang lihat hasil nya, kau pun harus mengemis untuk mendapatkan uang, cih." sahut Julio terkekeh
Bugh..
Julio terpelanting saat rahang tegas nya di pukul oleh tangan kekar Brian.
" siap...berani sekali kau mengatakan hal itu di depan ku" geram Brian tak suka
dia memang menyesal karena meninggalkan Rossi begitu saja, seharusnya dia bisa menjaga Rossi dan mendapatkan pundi-pundi uang dari gadis tersebut.
lalu sekarang..apa yang dia akan lakukan, toh Rossi kini seperti hilang di telan bumi tak ada kabar dari nya sama sekali
bahkan apartemen kumuh mereka pun tampak tak berpenghuni,
tidak mungkin gadis itu pulang kampung, toh orang tua nya sudah membuang gadis tersebut.
lagi-lagi Brian berteriak kesal dan pergi dari lokasi perjudian tersebut.
dia harus menemukan Rossi dan menjadikan nya sebagai pencetak uang untuk diri nya makan juga berjudi
karena hanya Rossi lah gadis bodoh yang tergila-gila pada ketampanan seorang Brian, padahal dengan jelas bahwa pria itu hanya memanfaatkan nya untuk numpang hidup dan bersenang-senang tanpa membayar sepeserpun.
Pria tengik yang ingin hidup senang tanpa bekerja dan berjudi juga membeli alkohol favorit nya.
hidup pria pengangguran itu hanya sebatas minum juga mabuk dan berjudi
cih ..
Brian berjalan sempoyongan, perut nya benar benar lapar dan dia tidak mungkin meminjam uang dari teman-teman nya,
pria itu bahkan belum membayar sepeserpun hutang yang dia miliki pada orang lain.
pria tampan itu memegang perut nya yang lapar dan duduk di pinggir jalan.
saat dia sedang duduk, terlihat beberapa orang melempar kan koin kearah nya dan membuat Brian menoleh.
" tidak ada salahnya..yang penting aku bisa membeli makan, tunggu saja Rossi..aku akan menemukan mu dan menjadikan mu bank berjalan untuk ku. kalau perlu hidup lah menjadi jalang agar aku bisa maraup keuntungan yang besar" gumam pria itu terkekeh.