"Siren, dari mana saja kau? Nona Seya menelponmu sedari tadi," celetuk seorang pria yang suaranya sudah sangat familiar di telinga Siren.
Perempuan yang kerap akrab disapa Siren tersebut menoleh ke arah pria yang memanggilnya. Dia menatap pria itu dengan malas sekaligus kesal. "Kau buta, ya? Apa kau tidak melihatku sedang sibuk memindahkan semua barang-barang ini, Leo?" cibir Siren.
"Apa tidak ada staff lain yang bisa melakukan tugas tersebut, Siren? Panggilan dari Nona Seya kali ini sepertinya sangat penting. Dia sangat ingin berbicara denganmu saat ini."
"Tidak ada staff lain yang sedang bertugas di hari libur seperti ini, Leo. Hanya kita saja yang selalu berada di dalam lab setiap harinya. Aku bisa saja menjawab panggilan Nona Seya sekarang, tetapi kau yang harus menggantikanku memindahkan semua barang-barang ini? Bagaimana? Setuju tidak?" Siren mencoba membuat kesepakatan yang bisa menguntungkannya.