Azam dan Isabel kembali dibuat tersenyum karena hal itu. Tatapan mata Anin kini mulai terlihat. Jika biasanya tatapan mata Anin selalu kosong.
"Anin, kamu sungguh sudah mengingat kami?" tanya Azam. Anin terdiam tanpa menjawab pertanyaan dari Azam. Bola mata Anin mulai berkaca-kaca. Dan di detik berikutnya cairan bening pun mengalir dari pelupuk matanya.
Azam seketika saja langsung memeluk Anin dengan begitu eratnya. Azam menangis tersedu saat itu. Tak hanya itu, Azam juga langsung mencium rambut Anin.
"Anin, apakah kamu ingat dengan kakakmu ini? Apa kamu ingat, sewaktu kecil kamu selalu saja minta dimanja oleh kakakmu? Kamu mengingatnya, kan? Kakakmu ini selalu memanjakanmu. Dan ya, setiap apapun juga yang kamu inginkan, Kak Azam mulai selalu sebisa mungkin untuk memberikannya padamu. Apa kamu ingat, Anin?" cicit Azam.
"Hiks, Kak Azam ..." tangis Anin.