Download App
1.63% Jangan panggil aku Pelacur / Chapter 4: Jejak-jejak Kepemilikan

Chapter 4: Jejak-jejak Kepemilikan

Fanya tidak kuasa lagi menahan tangisnya. Ia terus berteriak, hingga membuat Deka jadi merasa iba. Ia melepaskan tubuh Fanya dari dekapannya.

Menghela nafas berat, Deka memutuskan untuk berlari ke kamar mandi. Ia menuntaskan pelepasannya di kamar mandi.

"Agrhhh sial!" umpatnya. Ia benar-benar frustasi. Baru kali ini ia tidak tega menyetubuhi seorang gadis. Lebih tepatnya baru kali ini ia merasa iba pada orang lain. Apalagi ini orang yang belum ia kenal sama sekali.

Setelah membersihkan diri di kamar mandi, Deka kemudian berlalu dari kamar tempat ia dan Fanya hampir menyatu.

Fanya yang masih dengan isak tangisnya akhirnya memilih menelungkupkan tubuhnya. Rasanya bagian intimnya serasa sakit. Meskipun tidak sampai menyatu, namun saat Deka memasukan salah jarinya tadi dia melakukannya dengan penuh nafsu.

Sementara Deka, ia duduk di ruang tv sambil berniat mencari hiburan. Bukanya menonton tv, ia malah sibuk sendiri dengan pemikirannya.

"Kok bisa sih gue kasian melihat cewek tadi menangis." gumamnya pelan. Ia menjambak sendiri rambutnya berniat untuk sedikit melepaskan kepalanya yang mendadak pusing.

Bosan di ruang tv, Deka memilih untuk keluar mencari hiburan. Ia kembali lagi ke club yang mempertemukannya dengan gadis yang sekarang sedang tertidur di ranjangnya.

Ia berniat untuk mencari wanita lain yang bisa memuaskan hasratnya. Nyatanya melakukan pelepasan sendiri membuatnya tersiksa.

"Agggrh sial," umpatnya.

Ia mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dengan hati dan fikiran yang kacau. Beberapa kali ia juga mengumpat dengan perkataan yang kasar.

Sampai di depan club ia memarkirkan mobilnya dan segera turun. Kemudian ia masuk ke dalam club tersebut. Di sana ia sudah di tunggu oleh teman-temannya yang kebetulan tadi sewaktu di jalan mereka sempat berbincang untuk bertemu di Club.

Setelah bertemu teman-temannya, Deka segera memesan beberapa minuman beralkohol tinggi.

"Lo gila" ucap salah satu temannya yang mendapati Deka memesan minuman berkadar alkohol tinggi.

"Guw lagi butuh hiburan buat ngilangin strees" ucap Deka.

Tak lama kemudian pesanan Deka telah datang. Ia segera meneguk cairan beralkohol tinggi itu. Teman-temannya hanya menghela napas. Pasalnya ia sendiri tidak tau apa penyebab temannya ini bisa segila ini.

Terakhir Deka meminum alkohol berkadar tinggi saat ia sedang patah hati karena di tinggal oleh sang kekasih. Tapi hari ini, Deka kembali meminum minuman itu.

"Bray! cukup lo udah mabuk," ucap seorang temannya yang berusaha menghentikan kegilaan Deka.

"Ahh masa bodoh! gak peduli gue," ucapnya.

Saat Deka tengah mabuk, ia memanggil seorang gadis yang yang tengah berada tidak jauh dari tempatnya duduk.

"Hmmm, lumayan lah!" ucapnya. Setidaknya ini bisa memuaskan hasratnya yang sudah terlanjur membara.

Setelah menemukan gadis yang bisa memuaskan hasratnya, ia segera menggiring gadis tersebut menuju kamar.

"Apa kamu bisa menjamin akan memberikan kepuasan untukku?" tanya Deka pada gadis yang terus merayunya itu.

"Akan aku pastikan kamu akan sangat puas" ucapnya dengan menyerigai.

Tanpa menunggu waktu lama lagi, Deka segera melampiaskan hasratnya pada gadis di depannya.

Tentunya ia dulu yang memimpin pertarungan panas ini, ia mulai melumat habis bibir gadis itu.

Lalu ia turun ke bagian dada. Ia mula memegang gundukan sintal yang ukurannya lumayan dan pas di tangannya itu.

Setelah itu tangannya turun lagi ke bawah. Ia kemudian melepaskan rok mini yang di pakai oleh gadis tersebut.

"Aku akan bayar mahal kamu jika malam ini aku terpuaskan olwh tubuhmu" ucap Deka yang sudah di penuhi nafsu.

"Pasti! Aku akan memperlakukan tubuhmu dengan sangat manja. Aku pastikan malam ini adalah malam paling indah untukmu," ucapnya.

Ya, tentu saja gadisnitu sangat senang. Di iming-imingi dengan bayaran yang sangat mahal yang di tawarkan oleh Deka.

Setelah itu, mereka benar-benar menyatu. Lenguhan demi leguhan keluar dari mulut keduanya.

Deka sangat menikmati setiap permainan yang di berikan oleh gadisnya. Bahkan leguhan gadis di hadapannya itu terdengar sangat merdu di telinganya.

Hal itu membuat hasratnya naik 2× lipat dari sebelumnya.

Sambil melumat lembut bibir gadis itu, sesekali Deka memberikan gigitan-gigitan kecil yang membuat gadis itu sedikit mengaduh.

"Ohh! baby panggil namaku!" ucap Deka.

"Dekaa, ohh! terus Deka ini sangat nikmat," ucap gadis itu.

Deka tersenyum puas. Gadis itu sungguh sangat lihai dalam memuaskan hasratnya.

"Ahhhh," leguh gadis itu.

Saat akan mendapatkan puncaknya, gadis itu mencengkram erat bahu Deka.

Deka hanya membiarkan gadisnya ini menikmati puncaknya, baru setelah itu ia melanjutkan lagi aktivitasnya.

Tak lama kemudian, Deka pun mendapatkan pelepasannya.

Ahh, tubuh Deka seketika lemah dan ia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas gadis itu.

"Terimakasih untuk malam ini. Nanti akan aku kirim bayarannya. Catat saja no rekeningmu" ucap Deka.

"Baik lah. Sudah ku bilang pasti kamu akan merasakan kepuasan malam ini" ucap gadis itu.

Setelah itu Deka memakai bajunya dan menulis nominal di atas cek sebelum kemudian ia keluar dari kamar itu.

Ya, dia akan pulang dan melihat gadis yang ada di rumahnya malam ini. lebih tepatnya lagi akan menyiksanya karena ia telah berani mempermainkannya hingga ia terpaksa harus mencari jalang untuk menuntaskan gairahnya.

Sampai di rumah, ternyata gadis kecil itu sudah tertidur meringkuk di kamarnya. Bekas cumbuanya tadi sebelum ia pergi masih tercetak jelas di bagian lehernya.

Ahh, mengingat itu Deka jadi merasa geram.

"Kamu terlihat cantik saat tertidur seperti ini. Dan akan aku pastikan aku yang akan mendapatkan yang pertama darimu." gumam Deka.

Kemudian Deka memilih untuk keluar dari kamarnya. Ia malam ini akan tidur di kamar tamu karena kamarnya saat ini sedang berpenghuni.

Merebahkan badanya pada kasur empuk di kamar tamu, ya meskipun masih lebih empukan di kamarnya Deka memikirkan bagaimana caranya agar gadis itu dapat memuaskannya.

Karena belum masuk saja, gadis itu sudah menangis histeris. bagaimana nanti saat masuk, bisa-bisa wajah Deka penuh dengan cakaran gadis itu.

"Oh, my baby. Kamu harus ku dapatkan. Karena sejak awal aku sudah sangat penasaran denganmu." ucapnya.

Karena terlalu lelah, akhirnya Deka tertidur. Aktivitas tadi bersama jalang itu, membuat tenaganya benar-benar terkulai habis.

Jalang itu sangat pandai memainkan tubuhnya, hingga Deka sangat menikmati setiap permainan yang di ciptakan si jalang tersebut.

Ya, Deka akan sering-sering mengunjungi jalang tersebut untuk mendapatkan kepuasan.

Deka sudah sampai di alam mimpinya, berbeda dengan Fanya. Ia terbangun, ketika ia hendak berjalan untuk memunguti kembali bajunya yang berjatuhan, Fanya melihat dirinya di depan cermin. Oh betapa sangat hinanya dirinya saat ini.

Jejak-jejak kepemilikan tercetak jelas di lehernya. Bagaimana ia besok akan bersekolah jika jejak-jejak itu masih ada.

Selamat mambaca gais!!


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C4
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login