"David!" pekik Harry saat peluru mengenai tepat diperut David. Pria itu langsung tak sadarkan diri dalam posisinya.
"Brengsek! Keluar kalian!" teriak Harry entah pada siapa. Tak ada siapapun di perbatasan kota.
Suara tawa menggelegar di tengah-tengah kegelapan membuatnya segera memfokuskan pandangannya. Ia memicing melihat siluet seseorang yang mulai mendekatinya dengan beberapa orang di belakangnya.
"Siapa kau?" tanya Harry begitu orang itu berada agak jauh di depannya. Berjarak, tapi tak memungkiri jika orang itu sengaja memperlihatkan rupa agar Harry melihatnya.
Bukannya menjawab pertanyaan pria tangan kanan Lucas. Pria itu malah tersenyum puas melihat seseorang di dalam mobil yang tak bergerak sedikitpun. Dia sudah mati tanpa perlu ia yang bertindak. Hah! Erg membohonginya? Nyatanya semudah ini melenyapkan tuan sombong itu. Bahkan hanya menembak satu peluru ke ban mobil dan sopir itu menabrak pohon besar hingga mereka semua terluka.
"Tak perlu mengenalku. Aku hanya ingin memastikan tuanmu sudah mati," ujarnya lalu berbalik ingin menuju ke mobil, dimana tubuh Lucas tak sadarkan diri dengan darah yang mengotori wajahnya.
Dorr!
"Argh ... keparat! Bawa dia!" perintah Giolson menatap marah pada pria tangan kanan Lucas yang menembaknya. Astaga ... kakinya!
Beberapa orang mulai mendekati Harry yang masih mencoba memfokuskan pandangannya. Pistol ditangannya jatuh begitu saja saat ia merasakan sakit pada kepalanya dengan tubuh terhuyung-huyung.
"Tuan dia tak sengaja. Kau lihat sendiri dia kesakitan dibagian kepala dan pistolnya terjatuh," ujar pria di samping Giolson yang bisa dipastikan dia tangan kanan pria itu.
"Tetap saja. Bunuh dia."
Dorr! Dorr! Dorr!
Dorr! Dorr! Dorr!
Beberapa orang yang mendekati Harry tergeletak begitu saja di aspal. Sementara Giolson menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya. Pria yang tadi tertembak ternyata sudah berdiri dan menembaki anak buahnya. Bagaimana bisa? Sangat jelas ia tadi melihat pria itu tertembak dan tergeletak tak sadarkan diri di aspal. Tapi ini?
"Brengsek kita terperangkap, Tuan," ujar pria tangan kanannya dengan cemas. Sial. Kenapa anak buahnya habis sebelum benar-benar menang melawan anak buah Lucas yang hanya dua? Mereka bodoh!
Giolson mengambil pistol dan mengarahkannya pada pria yang berdiri itu. Tapi sebelum pelatuknya ia tarik …
Dorr!
Pria di sampingnya sudah tergeletak dengan darah yang mengalir deras dari keningnya. Ia kembali ingin menembak pria itu tapi tak jadi. Ia menurunkan pistolnya saat seseorang keluar dari dalam mobil. Itu ... bagimana bisa?
Lucas berdiri tepat di samping mobil dengan tangan yang saling bersedekap. Senyuman devil keluar begitu saja dari bibirnya meski wajah itu penuh darah.
"Brengsek!" umpat Giolson lalu kembali mengarahkan pistolnya pada Lucas.
Dorr!
Tubuhnya tergeletak di aspal begitu peluru mengenai dadanya sebelum ia berhasil menarik pelatuknya untuk menembak Lucas.
Lucas tersenyum simpul melihat tubuh pria itu sudah tak bergerak. Memang siapa dia hingga ingin melawan Lucas?
Lucas melirik Harry yang masih tergeletak dengan tangan memegang bagian kepala. Astaga pria itu bodoh atau apa? Jelas-jelas ia mendengar semuanya. Tapi kenapa ia masih dalam posisinya?
"Bunuh si bodoh Harry jika ia masih diam di sana."
David menghela napas lelah melihat temannya yang benar-benar bodoh itu. Ia ketiduran? Kenapa ia tak segera bangun mendengar ucapan tuannya.
Dorr!
"Astaga jantungku!" ujar Harry yang langsung berdiri karena suara ledakan tepat di samping telinganya. Ia menatap David yang memutar bola matanya dengan pistol yang mengarah pada Harry.
"Brengsek kau, David!" umpatnya lalu ingin membalas perbuatan David padanya, tapi pria itu langsung mendekat ke arah tuannya. Astaga ia meminta perlindungan tuannya? Cih ... pengecut sekali.
"Kau tak apa?" tanya Lucas pada David yang tertembak dibagian perut. David menggeleng dengan senyuman tipis meski satu tangannya memegangi perutnya.
Sebuah mobil berhenti tepat di samping Lucas dan David. Mereka lantas masuk dan mobil melaju. Meninggalkan Harry yang masih belum terima dengan perbuatan David kepadanya.
Harry. Pria itu melotot tak percaya. Ia ditinggalkan? Yang benar saja!
"TUAN KAU MENINGGALKANKU!"
tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^