Harry menatap semua orang yang ada di ruang meeting. Mereka tampak kebingungan dengan kertas masing-masing ditangan.
"Tarik semua saham yang kita tanam di perusahaan Yuiko. Ambil semua yang seharusnya milik kita dan jangan sampai meninggalkan apapun," ujar Harry yang melihat ke arah layar proyektor di depannya.
Di sana ada seseorang yang memang bertugas menjelaskan masalah tentang perusahaan Yuiko yang sembunyi-sembunyi menerima saham lain. Padahal mereka sudah berjanji hanya menerima saham dari Lucas. Tentu dengan cepat orang-orang Lucas tau. Tuannya memang sengaja mengirim mata-mata untuk berjaga pada perusahaan yang baru saja naik itu. Dan kini mereka mencoba membodohi tuannya dengan menyembunyikan saham lain dari investor asing.
"Itu sedikit merugikan kita, Harry," sahut salah satu dewan di sana. Ia memandang Harry ragu.
"Itu tidak seberapa dibandingkan dengan kerugian yang mereka alami, Tuan Wilson. Kita hanya rugi 15 persen, sedangkan mereka rugi hingga 85 persen. Itu hukuman untuk mereka karena berani bermain di belakang tuan. Tak hanya bangkrut, setiap karyawannya akan dilelang rumah dan hartanya. Mereka tak akan memiliki apapun untuk bertahan hidup untuk selanjutnya."
Semua orang mulai mengangguk setuju dengan keputusan Harry. Penghianat harus dibinasakan sebelum mereka semakin melunjak. Itu yang selalu Lucas katakan dan Harry melakukan itu sekarang, sepertinya dia sudah menguasai pemikiran-pemikiran tak terduga dari tuannya sebab sudah lama bersama dan mereka para anak buah dan karyawan setuju dengan itu. Mereka juga benci seorang penghianat.
"Satu lagi, pecat semua karyawan yang kita pekerjakan di sana. Mereka sama-sama tidak becus mengerjakan tugasnya. Buat mereka benar-benar menderita dan setelah itu bunuh mereka secara perlahan dengan kesusahan dan penderitaan tiada ujung!" ucap Harry lantang. Ia sangat geram pada karyawan di sana. Padahal dulu sudah diberi penjelasan kalau tugas mereka hanya mengawasi perkembangan perusahaan itu tapi nyatanya mereka malah ikut campur memberikan jalan pada tuan busuk seperti Tuan Meqwio yang mengurus di sana. Bajingan seperti mereka harus dibinasakan!
"Baik!" jawab mereka menyetujui. Harry memang sadis, tak jauh beda dengan tuannya. Hanya saja dia memiliki sedikit kasihan pada mereka. Ingat! Hanya sedikit sebelum akhirnya tetap dibunuh. Mengenaskan!
Salah satu dewan mengacungkan tangannya. Harry lantas melihat ke arahnya.
"Harry. Boleh ku tau dimana tuan? Kenapa kau yang menangani masalah ini?" tanyanya ragu. Sebenarnya bukan hanya dia, mereka yang ada di ruangan itu juga bertanya-tanya dalam hati sejak tadi. Hanya saja mereka tak berani mengatakannya langsung.
Harry terdiam sebentar. Tak mungkin ia menjawab Lucas sedang sakit karna keracunan bukan? Itu hanya akan menambah kecurigaan mereka pada Lucas apalagi Lucas tak tau permasalahan ini. Ah sudahlah ... Harry semakin merasa bersalah mengingat tubuh lemah tuannya di ranjang. Lebih baik ia segera menyelesaikan urusan perusahaan dan kembali menjaga tuannya di mansion. Argh ... ia harus segera menyelesaikan masalah ini.
"Tuan sedang latihan memanah dan tak mau diganggu apapun itu. Jadi aku yang datang kemari," jawab Harry. Tentu saja berbohong. Pria itu memang ahli dalan segala hal termasuk melakukan drama seperti Erix. Astaga ... kenapa ia berpikir dirinya sama seperti Erix? Itu menjijikkan! Dia bukan pria dengan banyak wanita seperti Erix.
"Tapi ini masalah penting. Apa benar tuan tak mau datang?" tanya dewan komisaris lagi. Ia sedikit memiliki kecurigaan pada jawaban Harry. Biasanya tuan Lucas tetap datang meski hanya sebentar mengurus setiap masalah. Tapi kali ini? Hanya karena latihan memanah dan Lucas tak memperdulikan perusahaan? Yang benar saja.
"Apa aku bisa membantah ucapan tuan Lucas?" Harry bertanya balik. Ia menaikkan satu alisnya.
Semua orang yang berada di ruang meeting terdiam. Benar. Tak ada yang bisa membantah setiap kata yang keluar dari mulut Lucas. Jika mereka berani membantah sedikit saja, siap-siap saja kehilangan pekerjaan dan jabatan. Tak hanya itu, Lucas akan membuat mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar sana. Mereka akan hidup sebagai gelandangan dan tak terurus. Astaga ... mereka tak mau itu terjadi. Lebih baik mereka diam dan tak tau kegiatan Lucas di luar sana daripada mereka harus mengalami hal terburuk itu. Hei ... ini negara dimana penduduknya mayoritas kaya dan tak ada waktu bersantai. Mana mungkin mereka mau bersusah payah di jalanan dengan pakaian compang camping mencari makanan sisa. Argh ... menjijikkan!
"Kurasa cukup. Kita akhiri saja meeting kali ini. Aku juga harus menjemput tuan ke tempat memanah," ucap Harry lalu berdiri dari duduknya dan pergi dari ruangan itu. Ia tak peduli mereka akan beranjak ikut pergi atau apapun itu. Ia harus segera kembali ke mansion sebelum Lucas sadar.
Ddrrttt ...
Ponselnya bergetar disaku kemejanya. Ia segera merogoh benda pipih itu dan menempelkannya ke telinga setelah sebelumnya melihat siapa yang menelponnya.
"Ada apa, Mike?"
tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^