Download App
50% He's The King Of His Life / Chapter 2: Arjuna (Chapter 2)

Chapter 2: Arjuna (Chapter 2)

Di malam hari, Rudi sedang pergi untuk berbelanja membeli barang-barang di tokonya yang telah berkurang banyak. Ia membelinya di supermarket, dan akan membutuhkan waktu lama untuk berbelanja.

Arjun terlihat sedang asyik bermain gitar sembari bernyanyi. Suara merdu laki-laki itu membuat Robby tertarik untuk mendengarkannya lebih dekat lagi.

Robby mendengar adiknya sedang menyanyikan lagu Coldplay yang berjudul Yellow. Suara deep Arjun sangat cocok untuk menyanyikan lagu ini. Ia pun masuk hingga membuat Arjun terkejut.

"Lo berbakat nyanyi, kenapa nggak coba bikin cover aja di YouTube? Atau mungkin lo bisa coba nyanyi lagu yang lo ciptain sendiri di sana? Siapa tahu ntar lo bakalan terkenal," ujar Robby. Arjun pun memajukan bibirnya.

"Gue nggak pengin jadi penyanyi," sahut Arjun. "Lagian ngapain lo ngomong sama gue? Katanya tadi, lo nggak mau lagi ngomong sama gue!"

Robby tersenyum melihat adiknya yang masih kesal dengan kejadian tadi pagi.

"Iya deh, sorry," ucap Robby. Tapi, Arjun masih tetap cemberut.

"Kalau lo nggak pengin jadi penyanyi, lo pengin jadi apa?" tanya Robby.

"Lo tahu kan kalau gue suka nonton acara masak? Gue pengin buka usaha kuliner untuk makanan-makanan yang unik," sahut Arjun. "Tapi, gue nggak tahu makanan apaan,"

"Lagian, Ayah ngelarang kita masak dengan alasan bahwa memasak kerjaan cewek," lanjut pemuda itu. "Tapi tetap aja, gue pengin cita-cita gue terkabul,"

Robby pun terdiam. Ia ingat bahwa ayahnya juga pernah melarangnya memasak. Robby pernah mencoba untuk memasak. Namun, Rudi mengetahuinya dan melarangnya untuk memasak dengan alasan yang sama. Dan selama ini, mereka bisa makan karena membeli makanan di luar. Citra juga sering mengantarkan masakannya ke rumah Arjun.

"Nah, buat buka usaha makanan kan butuh modal yang gede, lo bisa kumpulin duit dengan nyanyi, kayak yang gue bilang tadi!" sahut Robby. "Selama nunggui duit modal terkumpul, lo juga bisa cari ide masakannya,"

Arjun mencoba untuk memikirkan saran yang diberikan oleh Robby. Saran itu terdengar brilian. Namun, pemuda itu justru mengerutkan alisnya.

"Nggak ah, nggak mau!" seru Arjun. "Gue kan penginnya Ayah bisa adil sama gue. Kalau gue jalan sendiri, dia bakal makin enak dong nggak merhatiin gue?!"

Arjun jadi semakin jengkel dengan Robby. Ia pun mendorong kakaknya keluar kamar.

"Udah sana, lo keluar! Dasar tukang kepo!" Arjun berteriak dan sembari mendorong Robby keluar. Ia pun segera menutup pintu kamarnya dan kembali lagi duduk sembari memegang gitar.

Akan tetapi, Arjun tiba-tiba kembali memikirkan saran Robby. Ia pikir tidak ada salahnya untuk mencoba. Lagipula, ia memang membutuhkan uang. Bukan untuk berfoya-foya seperti teman-teman seusianya. Tapi untuk keperluan mendadak. Dan saat ini, ia sama sekali tidak memiliki uang.

Arjun meletakkan kursi yang terbuat dari kayu di hadapannya. Ia juga meletakkan tumpukan buku-bukunya di sana. Tak lupa, ia juga menyalakan kamera video dari ponselnya dan meletakkannya di atas tumpukan buku-buku itu. Ia pun langsung menyanyikan lagu yang ia ciptakan sendiri sebelum Rudi datang.

Dia menyebalkan

Tapi, aku sayang dia

Dia cerewet

Tapi, aku sayang dia

Kita sering bertengkar

Namun pasti berbaikan

Robby membuka pintu kamar Arjun dengan sangat pelan. Ia tersenyum mendengarkan nyanyian Arjun meskipun dirinya tidak tahu untuk siapa lagu itu ditujukan.

Reff:

Aku sangat mencintainya

Dia segalanya

Aku sangat menyayanginya

Dia duniaku

Aku membencinya

Tapi, aku mencintainya

Aku iri padanya

Tapi, aku mencintainya

Aku tidak pernah mengatakannya

Aku malu untuk mengatakannya

Arjun telah selesai menyanyikannya. Robby pun kembali menutup pintu kamar Arjun sebelum laki-laki itu mengusirnya.

Dari luar, Robby tersenyum. Ia tidak menyangka bahwa adiknya memiliki bakat yang luar biasa ...

*****

Hari ini adalah hari minggu. Arjun dan Robby tampak sedang asyik melihat album foto lama orang tuanya yang mereka temukan saat sedang bersih-bersih rumah.

Di sana, mereka menemukan foto Rudi saat masih kuliah. Rudi pernah mengikuti Olimpiade Boxing se-Indonesia.

"Wah, badan ayah keren banget. Sixpack!" Arjun begitu terkagum-kagum melihat tubuh Rudi. Laki-laki itu pun mencoba mengintip tubuh Robby dari balik bajunya agar bisa mengintip tubuh Kakaknya. Robby jadi merasa geli melihat adiknya.

"Apaan sih? Nggak usah ngintip-ngintip," pinta Robby.

"Gue pengin lihat, kan body lo juga kayak Ayah, sama-sama punya abs!" sahut Arjun. Tak lama kemudian, Rudi pun datang.

"Lho, kalian nemu di mana foto Ayah?" tanya Rudi. Ia pun melihat foto itu.

"Foto ini udah lama banget, dari tahun sembilan belas sembilan lima. Jauh sebelum Ayah dan Ibu menikah," gumam Rudi. Arjun dan Robby pun saling tersenyum mendengarkan cerita Rudi.

"Oh pantesan, Kakak suka Muay Thai. Ternyata nurun dari Ayah yang suka Boxing," gumam Arjun. Lalu, ia pun teringat sesuatu.

"Oh iya! Kapan itu Olimpiade beladiri yang lo ikutin?" tanya Arjun.

"Bulan depan," sahut Robby. Arjun hanya mengangguk-angguk mendengarnya.

Rudi dan Robby sangat menyukai olahraga beladiri. Berbeda dengan Arjun yang tidak tertarik dengan olahraga apapun meskipun dirinya memiliki syaraf motorik yang bagus. Ia pernah belajar Karate. Namun, ia sangat lambat dalam belajar. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk tidak menekuni olahraga apapun ...

*****

Arjun mencoba untuk menengok video lagu yang ia nyanyikan dua hari lalu yang telah ia unggah di YouTube. Rupanya, penontonnya masih sedikit. Hanya sekitar seratus viewers. Bahkan tidak ada yang menyukai ataupun memberikan komentar.

"Gue udah tahu, pasti bakalan kayak gini," gumamnya. Ia pun keluar dari aplikasi YouTube dan berangkat menuju sekolah.

Setelah berjam-jam mengikuti pelajaran di sekolah, bel istirahat pun berbunyi.

"Cit, keluar yuk!" ajak Arjun.

"Ke mana?" tanya Citra.

"Jajan di luar," sahut Arjun.

"Ntar kalau ketahuan gimana?" tanya gadis itu lagi.

"Ya kalau ketahuan sih mending terobos aja, sikat!" sahut Arjun dengan senyuman yang memikat. Tentu saja itu membuat Citra semakin jatuh hati pada laki-laki itu.

Mereka pun berjalan ke luar kelas dan menuju tempat parkir. Arjun pun mengambil sepedanya dan mengendarainya diam-diam. Ia berboncengan dengan Citra.

Ini untuk pertama kali Citra dibonceng oleh Arjun. Gadis itu sangat senang telah mendapatkan kesempatan ini. Ia pun memeluk Arjun dengan erat.

"Heh! Lo jangan ketiduran ya?! Awas lo!" seru Arjun. Citra pun cemberut. Suasana yang romantis itu pun rusak begitu saja.

"Iya, iya! Gue nggak ketiduran kok!" seru Citra.

Setelah berkendara selama beberapa menit, Arjun pun menghentikan sepedanya di depan sebuah gerobak motor cilok kesukaan Arjun.

Sebelum melayani mereka berdua, sang penjual cilok, Slamet, terlihat sedang menonton sesuatu di ponselnya. Pria itu pun terkejut melihat kedatangan Arjun.

"Pantesan kayak pernah lihat nih yang nyanyi di YouTube," gumam Slamet. "Oh ternyata Mas Arjun yang nyanyi!"

Arjun tidak mengerti maksud Slamet. Ia pun meminjam ponsel Slamet.

"Coba lihat dong!" pinta Arjun. Slamet pun memberikan ponselnya yang masih memutar video yang telah diunggah oleh Arjun itu.

"Wow, Jun! Lo keren banget!" puji Citra. Sementara Arjun masih shock. Ia tak percaya dengan semua itu.

Padahal tadi pagi, ia melihat penontonnya masih sekitar seratus dan tidak ada komentar ataupun likes. Tapi sekarang, videonya telah ditonton lebih dari dua ratus ribu penonton, seratus komentar, dan juga delapan puluh ribu likes.

"Apa sekarang jalan gue udah mulai terbuka?"

***** TBC *****


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login