Satu tahun kemudian ...
Sekitar pukul sembilan malam, Haikal sedang termenung di beranda kediamannya, saat itu ia baru saja selesai mengerjakan tugasnya ikut lembur bersama teman-teman lainnya di pabrik penggilingan padi milik Haji Syarif yang ada di perkebunan itu.
Haikal duduk santai memandang kegelapan malam. Tanpa ia sadari Euis sedang memperhatikannya di balik kaca depan rumahnya itu.
Berkata Euis dalam hati, "Seandainya, uang simpananku tak habis untuk biaya operasi Ibuku. Mungkin, saat ini aku masih bisa memberikan sedikit keringanan untuk suamiku agar tidak terus-menerus kerja lembur."
"Uang simpananku memang tak seberapa, hingga saat aku memberikan biaya itu pun masih ditambah oleh uang suamiku hasil pinjaman dari Kang Haji Ganjar," sambung Euis berdesis dalam hati.