"Arghhh sakit!!" jeritan Reva semakin bertambah kencang saat Mav sudah setengah jalan, tinggal satu kali sentakan dan keduanya akan merengguh kenikmatan bersama. Namun Mav tidak tega, Reva begitu kepayahan menghadapi juniornya.
Mav yang panik tak tega melihat wajah pucat Reva, ini saja belum bergoyang, bagaimana bila Mav memaju mundurkan pinggulnya memompa tubuh Reva, apa gadis itu akan pingsan?
"Sory! Aku akan mencabutnya." Mav mengusap keringat Reva yang bercucuran hebat. Sepertinya memang sangat menyakitkan. Reva menatap wajah Mav dengan tatapan iba. Memang rasanya menyakitkan, tapi bukankah semua malam pertama memang seperti ini??
"No … Mav! Teruskan!! Ayo kita melebur menjadi satu. Aku akan menahannya." Reva menahan tubuh Mav. Mav mengecup kening Reva dan mencoba menyentak kembali masuk ke dalam liang senggama super sempit itu.