"Kenapa bukan Jasmine yang memandikannya, Bu?!" Jasmine tertegun, suaminya sudah masuk ke dalam peti mati.
"Wajah Kak Rafael hancur, tubuhnya juga rusak, Kak. Tubuh Kak Rafael terus mengeluarkan darah dan juga Ibu takut kalau Kak Jasmine tak kuasa melakukannya. Jadi Ibu meminta petugas rumah sakit yang membersihkan mayatnya." Ameera menjawab pertanyaan Jasmine.
***
"Silahkan Nona Jasmine. Anda harus menuangkan tanah pertama." Romo Albert memberikan satu sekop tanah ke tangan Jasmine.
Jasmine tak kuasa membendung rasa sakit di hatinya saat menaburkan tanah itu ke dalam liang lahat. Jasmine ambruk, Ameera langsung menangkap kakaknya, gadis itu sama terpukulnya, sama juga tak kuasa lagi menahan air mata, Ameera pun ikut menangis.
"Rafael sudah tenang di surga, Nak. Sudah tak merasakan lagi rasa sakit apalagi rasa dingin." Senyum ibunya, ia mengelus lengan Jasmine agar anak gadisnya itu mau merelakan rasa kehilangannya.
***
.
.
.