Chapter 42: Kanaya (Kamu Lelaki Unik)

Cinta memang sangat rumit untuk dimengerti, terkadang orang lebih memilih dicintai daripada mencintai yang berujung dengan rasa sakit. Definisi cinta itu sendiri, aku tidak pernah tahu apa point utamanya.

Sebelum bertemu dengannya, cinta bagiku adalah sesuatu yang indah. Bisa dirasakan dengan naluri dan hati, hidup saling mengerti, memahami pasangan tanpa ada perdebatan. Selaras, seiring, seirama jalan bersama dengan didorong kasih sayang luar biasa.

Namun, kenyataan harus kuterima ketika memiliki suami seunik Sullivan. Terkadang, aku selalh berpikir orang ini benar-benar tidak bisa ditebak. Setiap langkah dan gerakannya tidak pernah terbaca olehku.

Sullivan, memang pria yang sangat baik. Sayangnya, masa lalu gelap telah membuatnya jadi pribadi yang kaku. Sulit mengekspresikan diri pada pasangan, sehingga aku harus banyak bersabar. Tapi, entahlah apa yang dia pikirkan. Aku sama sekali tidak mengerti, kadang dia juga bisa sih bersikap manis.