Download App
9.42% Raja Terakhir ( Last King) / Chapter 43: Kembalinya Kota Jaya

Chapter 43: Kembalinya Kota Jaya

Sebuah Tim pemantau yang terdiri dari puluhan personil militer, kini sedang sibuk mengecek masing-masing terowongan dan saluran pembuangan yang ada di bawah kota

Menggunakan robot segala Medan, mereka melakukan pengecekan dari posisi zombie yang ada di bawah tanah

Namun yang mereka tidak sadari deteksi yang mereka lakukan jelas terlambat, dengan kata lain pasukan pertahanan di garis depan akan mendapatkan korban

Dan ini adalah sebuah kerugian, dalam lemahnya komunikasi akibat masalah gangguan sinyal yang dialami oleh seluruh orang di planet Gaya

" Tim elang bagaimana kemajuan pengecekan" suara radio terdengar saat pengecekan tim elang tengah berlangsung

" Lapor Komandan, masih belum ditemukan adanya pergerakan zombie" suara laporan dari kapten tim elang terdengar

" Terus pantau dan segera laporkan jika ditemukan"

" Siap Komandan"

Hal serupa terjadi di banyak sisi dari terowongan dan juga lorong pembuangan Kota Jaya, tetapi karena keterbatasan personil proses ini berjalan lambat

Sampai sebuah tim pemantau menemukan keanehan di sebuah terowongan kereta di bawah tanah " Kapten ada gangguan yang dialami oleh robot survey, tiba-tiba saja terbalik dan sinyal terputus "

" Apa bagaiman bisa?" kata kapten kepada bawahannya

" Kami telah mencoba memberi sinyal kapten, tapi tetap tidak berhasil mengontrol kembali" jawab bawahan

" Coba download rekaman terakhir" perintah kapten

" Baik kapten, tunggu sebentar...." tak lama hasil download rekaman terkini berhasil mereka buka

Dan yang membuat terkejut mereka adalah, gambar dari robot survey yang semula berjalan dengan stabil tiba-tiba saja terasa terguncang

Kemudian robot terbalik dan sinyal tak lama terputus, apa yang membuat mereka kaget adalah bukan robot survey yang kehilangan Sinyal

Tetapi gambar sebelum robot terbalik, menampilkan kuku panjang kurus pucat hitam, yang tampak di gambar video tersebut

Dan saat rekaman di putar dengan resolusi tinggi dan lambat sebuah wajah menyeramkan dengan mata merah terlihat

Melihat hasil rekaman ini kapten dan bawahannya saling menatap, ada keheningan selama beberapa detik diantara mereka

" Kapten...saya....rasa...itu...zombie"

suara bawahannya terdengar menyampaikan pendapat

" Ya....kamu benar, maka selanjutnya biarkan saya melapor"

Awalnya sang kapten berjalan pelan tak lama semakin cepat dan berlari menuju radio penghubung " Lapor....lapor...Komandan....ini dari tim elang, mengabarkan zombie telah telah dikonfirmasi....." suara laporan dari kapten elang terdengar

Dan tak lama laporan serentak dari tim pemantau lain juga bergema satu persatu, melihat data laporan dari tim survey dan menatap ke arah peta kota

Keringat dingin mengalir di punggung sang Komandan, "Segera laporkan ke Jenderal angkatan darat bahwa tim infanteri telah terkepung...telah terkepung....segera..laporkan....cepatttt"

Segera staf komunikasi melaporkan, dan di sebuah tenda komando dari angkatan darat, staf komunikasi berlari cepat menuju tenda meeting

" Jenderal....jenderalll...laporan mendesak dari tim survey...." seorang staf muda dengan keringat berteriak ke dalam tenda

dimana sekumpulan perwira sedang mendiskusikan strategi " Tenang laporkan dengan jelas" suara sang jenderal membalas

" Lapor jenderal, laporan mendesak dari tim survey, mereka berkata bawah telah dikonfirmasi zombie menyerang dari dalam tanah dan posisi mereka kini telah mengepung pasukan infanteri" jawab staf dengan cepat

" Brengsek...." teriak ke jenderal

" Segera buat pengaturan tim korps mobil memobilisasi pasukan mereka dan menghadap zombie di setiap lubang yang mengelilingi pasukan infanteri....cepat...cepat...." perintah tegas sang jenderal membayangkan hasil terburuk dari pengepungan zombie

" Kurang ajar, jelas ada ahli strategi di tim zombie, dan ini pasti ada ulah manusia yang ikut campur" suara geraman sang jenderal terdengar

######

Kembali ke zona perang yang kini semakin tak terbentuk akibat setanah bom lanjutan dari angkatan udara

Banyak bangunan runtuh dan jalan yang terputus, terlebih banyak bangunan yang terbakar menambah kerusakan kota yang telah ada

Tetapi meskipun demikian, zombie yang sudah berkurang lebih dari setengahnya, masih tampak banyak dan menakutkan

Dan samar-samar tim alteleri tengah bersiap mengunci target, " Siapkan semua amunisi, bersiap menghujani para zombie" teriak komandan kepada anggota tim arteleri

####

" Kapten lihat zombie sudah tampak di teropong" seorang prajuri berkata kepada kapten timnya di samping

" Mana coba lihat" mengambil teropong dari bawahannya

Dan saat kapten tim melihat, dia menjadi gemetar karena ketakutan, menahan perasaan dingin di punggungnya sang kapten menelan air liur " Ya Tuhan masih banyak sekali zombie ini" berkata sambil menurunkan teropong dan menyerahkan kepada bawahannya

Melihat ke samping sang prajurit yang memberitahunya kini sedang mencoba menghisap rokok dengan gemetar

Menyadari tingkahnya sang prajurit berkata " Kapten...apa....kamu mau...." menyerahkan rokok kepada kaptennya

Mengambil tanpa berkata-kata sang kapten dengan tangan gemetar mencoba menghisap rokok yang di ambil

Menyalakan korek untuk menghidupkan rokok tapi entah kenapa selalu gagal, melihat kaptennya yang tampak mulai kesal sang prajurit berkata " sini kapten biar saya beri api" kemudian menyalakan rokok

Menghirup dengan dalam dan menghembuskan beberapa kali sang kapten tampak sedikit rileks

Adegan seperti itu tampak di banyak wajah prajurit infanteri sebagai prajurit pemukul merek menjadi pihak pertama yang berseteru dengan zombie

" Ok bersiap semuanya....zombie telah mendekati zona tembak, bersiap" teriak komandan arteleri kepada bawahannya

Tak lama suara komandan kembali terdengar" hitungan mundur di mulai, penembak bersiap....5....4.....3....2....1....Tembak..."

" Bommm..bom.

bom...bom....bom....bom....meriam berdiameter besar memuntahkan proyektil peluru dengan ganas

Dan di Medan perang kembali getaran tanah terasa " Bommm....kabommmmmmmm" suara pemboman oleh pasukan Arteleri terus bergema

Nampak adegan lebih nyata seperti dalam film tersaji di depan mata para prajurit infanteri

Ada sorakan dan juga kutukan dari para prajurit, mencoba melepaskan stres dan tekanan yang mereka rasakan

Tak lama suara seperti petir bergema di langit, hujan roket pembom mulai jatuh ke tanah " Swoshhh...swoshhhh...swohsssss....." kali ini pertunjukan spektakuler terasa lebih meriah

Dengan cahaya ledakan yang lebih terang daripada hujan bom meriam, keadaan ini berlangsung hingga 10 menit sampai hujan roket berhenti

Asap tebal menutupi pandangan para prajurit dan debu bercampur bubuk mesiu terasa panas di hidung, memakai masker gas yang telah disiapkan para prajurit infenteri bersiap menghadapai gelombang zombie

Hanya ladang ranjau yang kini memisahkan mereka dan kurang dari 500 meter jarak diantara keduanya

Perang sesungguhnya nampak di depan mata, tetapi yang tidak mereka sadari tusukan tajam dari kuku dan taring zombie mengintai di belakang mereka.

Kembali jumlah zombie berkurang dan itu terus berlanjut hingga akhirnya pemboman selesai dan dihadapan dari ledakan ini adalah

Pasukan zombie yang dengan badan separuh dan terbakar masih menolak menyerah bergerak, dan di balik seluruh tim zombie tampak

Raja zombie dengan kulit ungu menyerupai manusia, tapi jika dilihat lebih detai ada luka menganga di separuh wajahnya dan tangannya sebelah tampak putus akibat terkena ledakan dari pemboman arteleri dan roket.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C43
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login