Download App

Taktik Putra Mahkota

Sesudah membunuh wanita bangsawan itu Perdana Menteri Sung segera membuang tubuh Young Mi ke dalam sungai yang terletak tidak jauh di belakang rumah kosong miliknya.

Tidak ada seorang pun yang mengetahui perbuatan keji Perdana Menteri karena di situ memang sepi dan tidak terlalu banyak penduduk yang tinggal di dekat sungai.

"Ha, ha, ha ... begitulah akibatnya kalau kau melawanku Young Mi!" ujarnya geram, dia berbicara sendiri di sungai itu.

Di kedai guksu Shin Ru, Na Rang sudah menyelesaikan makan siangnya dan sedang menunggu Hyun Ra serta ibunya kembali ke kedai sambil melayani beberapa pengunjung yang makan atau sekadar minum-minum di sana.

Waktu pun berlalu dengan cepat, Na Rang bersiap-siap akan pulang ke rumah tuannya. Tidak lama kemudian Shin Ru dan Hyun Ra muncul di kedai yang langsung disambut Na Rang.

"Ibu, Hyun Ra ... aku pulang dulu, sudah siang."

"Apa kau sudah makan, Na Rang?" tanya Shin Ru.

"Sudah, Bu."

"Kalau begitu kau bisa pulang ke rumah tuanmu sekarang," balas Shin Ru lembut.

"Baiklah, aku pulang Bu, Hyun Ra." Na Rang berpamitan pada mereka.

"Ingat Na Rang, jangan sampai penyamaranmu terbongkar oleh mereka," tukas Shin Ru.

Na Rang pun cepat-cepat mengangguk menjawab ibunya.

Setelah berpamitan dia langsung keluar secepat kilat dari kedai guksu tersebut sambil membawa bungkusan kain berisi Nanmyeon di tangannya.

Sementara Perdana Menteri Sung juga bergegas meninggalkan rumah kosong tersebut, dengan santai dia berjalan menuju istana tanpa rasa takut atau bersalah sedikitpun.

******

Na Rang baru saja sampai di rumah Menteri Lee, tiba-tiba seseorang menariknya menjauhi rumah itu.

"Cepat ikut denganku!" hardik orang tersebut.

Na Rang terpaksa mengikuti pria yang menariknya ke dalam kerumunan orang-orang yang berlalu lalang di depan rumah tuannya.

Si pemuda kemudian mengajak Na Rang masuk ke dalam kedai penjual lampion dan membuka cadar hitamnya, ternyata dia adalah Sung Bin.

"Sung Bin!" teriak Na Rang.

"Ssttt ... pelankan suaramu, Na Rang."

"Kau membuatku takut, aku kira kau Perdana Menteri yang hendak menculikku," bisik Na Rang.

"Ada-ada saja kau ini ... sekarang dengarkan aku. Tabib Lee memintaku untuk memberitahu sesuatu kepadamu," balas Sung Bin lirih.

"Sesuatu apa?" tanya Na Rang penasaran.

"Sore ini Tabib Lee akan mengajak Putra Mahkota bertamu ke rumah Menteri Lee, kau dan juru masak harus menghidangkan makanan yang lezat dan mewah."

"Lalu setelah itu apa lagi?"

"Bubuhkan racun ini ke dalam makanan yang akan dihidangkan untuk Menteri Lee tapi sedikit saja," jelas Sung Bin.

"Ketika semua makanan sudah siap, Putra Mahkota akan masuk ke dapur menemui kau dan juru masak seolah-olah yang memasukkan racun ini adalah Putra Mahkota," lanjutnya dengan ekspresi wajah serius.

"Jadi Putra Mahkota akan membunuh Menteri Lee?!" tanya Na Rang terkejut.

"Tidak. Putra Mahkota hanya ingin mengancam tuanmu agar bersedia bekerjasama dengan Putra Mahkota melawan kekejaman Perdana Menteri Sung," terang Sung Bin.

"Apakah Tabib Lee mempunyai penawarnya?" tanya Na Rang lagi, suaranya tertahan.

"Pertanyaan bodoh, tentu saja Tabib Lee mempunyai penawarnya lagipula Putra Mahkota tidak setega itu membunuh menterinya sendiri," tukas Sung Bin kesal.

"Maaf, aku pikir--"

"Sudah kerjakan saja tugas dari Tabib Lee, aku harus kembali ke kedai sekarang juga sebelum ada orang yang mencurigaiku di sini."

"Tidak akan ada yang mencurigaimu, Sung Bin. Kedai ini adalah milik paman Shin, ayahmu sendiri."

"Tetap saja berbahaya, kita tidak pernah tahu di mana mata-mata Perdana Menteri berada," balas Sung Bin sambil mengamat-amati keadaan di sekitarnya.

"Baiklah, aku akan menyiapkan semuanya sesuai perintah tabib," pungkas Na Rang.

"Ingat jangan sampai penyamaranmu terbongkar oleh Menteri Lee dan istrinya." Sung Bin memperingatkan Na Rang sambil memasukkan botol kecil berisi racun ke dalam pakaian Na Rang.

Gadis itu pun mengangguk kepada Sung Bin.

Di rumah Lee Kang Seok semua pelayan dan juru masak nampak sibuk sampai tidak ada orang yang mendengar tangisan Su Jin.

Anak kecil itu menangis di kamar ibunya karena merasa lapar setelah bangun dari tidurnya. Mereka tidak berani memberikan makanan kepada Su Jin ketika Young Mi sedang tidak berada di rumah.

Baik Na Rang maupun seluruh pekerja Menteri Lee tidak mempedulikan tuan mereka termasuk Young Mi yang belum kembali sejak siang tadi dari kota.

Sung Kwak Bin sungguh kejam dan sama sekali tidak mempunyai hati nurani, suatu saat nanti dia akan mendapat balasan dari Putra Mahkota atas semua tindakannya di masa lalu dan masa kini.

******


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C20
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login