Abis baca ulang, kalau dipikir-pikir, awalan fanfic ini mendekati Canon, tapi tetep beda sih ceritanya. Yakan yakan.
.
.
.
Porche tidak bergerak dari sana. Dia bukannya tak punya tenaga lagi, tapi malas menanggapi apapun yang dikatakan orang kaya raya ini. Siapa dia memangnya? Porche tak peduli hal itu!
"Lagipula, kalau bukan mainan, kau memang mau menjadi istriku?" tanya Kinn. Pria itu memandang Porche begitu dalam. "Aku ini tahu diri, juga tidak ingin memaksakan diri. Kalau pun ada mainanku yang bertahan setelah tahu betapa kotornya pekerjaanku, tentu aku akan serius padanya."
"Seriusan? Alibi macam apa lagi ini?" pikir Porche.

"Kau masih tidak percaya?" tanya Kinn ulang. "Hmm ... berarti kau menganggap seleraku rendahan. Aku jadi sangat tersinggung." Bibirnya tersenyum lebar saat itu.

Sangat cerah. Sangat tampan. Dia seperti bukan Kinn yang pernah Porche lihat di hari pertama mereka bertemu.