Download App
100% Dream Luciole no Hime / Chapter 3: Robin

Chapter 3: Robin

*Perhatian! Robin karakter kesukaanku di series ini. Jadi aku bakal kebanyakan Fangirling tiap dia muncul. Tolong dimaklumi*

-------------------------------------------------------------------------------------------------

<p data-p-id="230ac486365c476786110bbb1dbef589">Kau berjalan dilorong kosong sendirian setelah menyelesaikan pelajaran hari ini. Untungnya pelajarannnya mudah kau pahami karena soal perang dunia. Selain itu kau mulai tahu dan ingat lebih banyak hal. Seperti kau sebenarnya anak seorang Earl. Bukan Raja atau Ratu-untungnya-. Hanya saja tempat ini jauh dari perang sehingga komunikasi antara teritori Luciole terputus dengan dunia luar. Ini membuat keluargamu menjadi pemimpin mutlak untuk saat ini.

<p data-p-id="3b20bd6a10ffca4537cf71ac702cbb36">'Untungnya wilayah ini nggak kebawa perang'.

<p data-p-id="396d8ce7036d8d674cf1fdb24690887b">Kau melihat keluar jendela.

<p data-p-id="c75aa89ff41f4506213c2bc737f87b28">'Tapi ini udah 5 tahun. Mau sampai kapan mimpi ini lanjut?'.

<p data-p-id="40376bb52fce9131a420e7baa0e451e3">Selama ini kau tidak melakukan apa-apa. Hanya main, makan, tidur. Kau tidak percaya mengatakan ini. "Aku muak dengan hidup santai ini". Sama sekali tidak ada yang terjadi. Ini juga mungkin karena tidak ada yang bisa menjadi teman mainmu. Neuro sendiri sudah mulai sibuk.

<p data-p-id="7bbff2b12f493e17552577df0604be2f">"Mungkin aku harus nyari Gauche sama Dorhoa?". Kau mempertimbangkan. Walau sebenarnya kau sendiri tidak tahu mereka dimana atau kapan kau akan menemukan mereka. Di drama CD mereka hanya bertemu dan dibawa oleh sang Putri.

<p data-p-id="fcecd914c44ff8e2717dd17207c1ceec">"Haaah...nggak tau ah. Mending keluar dulu liat yang hijau-hijau". Akhinya kau memutuskan pergi ke taman.

<p data-p-id="ec164b58e81f411fb58aa3a8100dbe98">Kau disambut banyak bunga, tapi yang paling mencolok adalah mawar biru yang ditumbuhkan dan dirawat oleh keluarga Solona. Kau tidak percaya keluarga Butler melakukan sejauh ini untuk si Putri itu. Bukankah mereka pantas dapat penghargaan lebih seperti nobel? Kau memutuskan untuk menyiapkan penghargaan untuk keluarga Redfore. Tidak buruk untuk mengisi waktu luang kan.

<p data-p-id="68f137cf5bc852df642e555356941b22">Kau berjalan kearah lain dan melihat petak bunga lain. Kau ingat seharusnya ada petak bunga spesial disekitar sini, tapi kau tidak yakin yang mana. Kau melanjutkan perjalananmu melihat bunga-bunga lain selain mawar biru. Sebenarnya bunga-bunga yang lain juga cantik dan imut.

<p data-p-id="5d403afb9b9772654e7247871408a5c6">Sekelompok bunga menangkap perhatianmu. Saat kau mendekati bunga itu...

<p data-p-id="e9f2e691f6510b488ac7ba8de16615d9">"Uwah!".

<p data-p-id="9fc86ddb660959737fe72db134f715d0">"EH!".

<p data-p-id="4a65b229af034307a60e2e1d41f37601">Semuanya terjadi begitu cepat.

<p data-p-id="7e7dc4610f34d6b84c56d90be629234d">"................"

<p data-p-id="845871466a41577137e640521d173260">Kau dan seorang anak terdiam selama beberapa detik. Sampai anak itu sadar siapa kau.

<p data-p-id="bbe5d9c4b9c366ec1ba9a712b87a2cc4">"Ah..aaaahh... ma...Maafkan saya" dia langsung membungkuk. "Sa...saya tidak tahu Tuan Putri sedang berada ditaman... Saya tidak bermaksud menghalangi... Tidak, itu salah saya. Silahkan hukum saya!".

<p data-p-id="7dfbf3fe1fab41241b10825f3d2972b7">Kau hanya diam memandangnya. Kau sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Kau melihat sekelilingmu. Peralatan berkebun berserakan dimana-mana disekitar anak itu. Selain itu ada penyiram tanaman tapi airnya tidak mengenaimu sama sekali. Kau juga merasa tidak ditabrak.

<p data-p-id="b81235a62f6ae65ccc208b603b583f03">Ah... teriakan tadi yang mengagetkanmu. Tapi tadi kau juga berteriak dan sepertinya mengagetkan anak ini sampai menjatuhkan peralatannya.

<p data-p-id="28511a431d1673bc95b9b94eb8bd7f27">'Ini bukan salah siapa-siapa' pikirmu. "Ah". Kau baru sadar anak itu masih membungkuk. "Hei, sudah cukup. Perlihatkan wajahmu".

<p data-p-id="09cb9a0563d472713f29f69e51aabde6">Anak itu mulai kembali tegak. Tapi dia masih menunduk kebawah.

<p data-p-id="906438353b013745d63cb5fa245075b3">"Aku bilang perlihatkan wajahmu".

<p data-p-id="1085fa560ad39c93814b8c295e61b75a">Kau bisa melihat anak itu gemetar ketakutan. Mungkin kau harusnya bilang kau memaafkannya dulu tadi.

<p data-p-id="990d8b786aace2d0561616d16c5315cd">Anak itu akhirnya mengangkat wajahnya sedikit. Cukup untukmu mengenali mata emas seperti kucing itu.

<p data-p-id="8e079d3f77b3fbae3756526dae0e180a">"...Robin...?".

<p data-p-id="ca45f5d507a8828820e4b92262de28ec">"I...iya?!".

<p data-p-id="1349bc3f84047f83f70806eb19c7ceab">'HEEEEEEEEEH!!!!!!!'. Kau menelan teriakan itu dan membalikkan badanmu. 'HEEEEEEEEEEEH!!!!'.

<p data-p-id="0f50e0b623fb15d49b8241ba88359f93">'Shit. Aku harus ngapain ini? Semua yang kuinget pada kabur'

<p data-p-id="eef34426eea51916ab45bb45c660c7be">Robin Tolkia. Karakter paling THE BEST endingnya. Dia karakter paling baik di series ini dari awal sampai akhir. Tapi diakhir CD-nya dia malah harus terbunuh. Si Putri gila itu juga membuat hidupnya susah terutama hukuman gila itu. Padahal dia sangat kompeten nggak kalah dari Solona. Ditambah dia nggak punya niat buruk kecuali cinta murni.

<p data-p-id="7a6c5abc5b33207a3d9a163e389276a1">'Saat ini disini, aku bersumpah akan membuatnya bahagia'

<p data-p-id="ad8a5fea0f89efcf632e9ee21a14643f">Kau berbalik untuk mengatakan kau memaafkan Robin. Tapi kau terhenti karena dia menangis. Tangannya mengepal sangat kuat menahan gemetarnya. Kau merasa sangat bersalah membuatnya ketakutan seperti itu. Semoga ini tidak menjadi trauma untuknya.

<p data-p-id="00f4543937bc795a812e9801a916b250">"Jadi... Robin...". Kau ingin bilang kau tidak apa-apa dan menyuruhnya melanjutkan apa yang dia lakukan tadi. Melihatnya menangis kau hanya mau membawanya ke kamarmu dan menghiburnya. Tapi kau tidak bisa memanjakan Robin. Jika kau memanjakannya Robin masa depan tidak akan ada.

<p data-p-id="5ac829ba1f31564a49c63cadfb452d40">Selain itu selama 5 tahun ini Solona memperingatkanmu untuk tidak terlalu ramah dengan orang lain. Kau harus menunjukan posisimu karena Putri Luciole tidak boleh memberikan ampun begitu saja.

<p data-p-id="775258e616ab5d63c8af012039b3af59">Air mata Robin sudah berhenti. Dia sudah tenang.

<p data-p-id="67089240d33e589e756dca14caab6071">Robin sedikit melirikmu yang tidak mengatakan apapun. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Apa membunuh dirinya akan cukup? Atau dia harus bersujud lebih dahulu? Apa dia sudah mengecewakan sang Putri?

<p data-p-id="f38b7dfcfa0965bd8defd99189bd1a2a">Disisi lain akhirnya kau memutuskan. "Kalau begitu hukumanmu adalah mengurus semua tanaman dan bunga sebelah sana". Kau menunjuk arah kau datang. Kau sadar tanaman disebelah sana masih belum disiram. Robin pasti baru akan melakukannya.

<p data-p-id="50579c3ddc1e512afca0349b6def9e32">"Eh... ah, baik! Segera saya lakukan!".

<p data-p-id="a2a2b467105b922e0f177ca5b04b8f9c">"Jangan lupa rapikan benda-benda ini juga. Ini menghalangi jalanku".

<p data-p-id="cbf826430a2129881cd4992f963e4cfe">"Baik!". Robin langsung memungut semua peralatannya.

<p data-p-id="1986c7c5746ea366bbfa78a8e92f2518">"Dan terakhir, jangan pernah berteriak seperti tadi lagi. Itu menyakiti telingaku". Kau melirik Robin. Ini cukup kan?

<p data-p-id="5305de48f4443dd84da3b19adba01d15">"Baik..." Robin memelankan suaranya.

<p data-p-id="df52d93fc0a57cd5955c37b75f0e7833">Selama Robin merawat tanaman kau hanya memperhatikannya. Walau tadi Robin sangat takut dan tegang dia bekerja sangat lancar tanpa cacat. Dimana semua ketegangannya tadi?

<p data-p-id="474bc57bd4a0a49b1c8f74dcaa0d62c7">Sesekali Robin akan melihatmu saat berbalik untuk mengambil air. Dia hanya akan membungkuk dan pergi. Lalu kembali dan melanjutkan pekerjaannya. Kau hanya bisa merasa terkesan. Padahal dia masih anak-anak, tapi sudah bisa melakukan ini?

<p data-p-id="e0da93feae4cf0e630afa5ac4b5d129e">"Umm... Tuan Putri...".

<p data-p-id="47b6fe905eb30758fbc1fd87ba36d72c">"Hm? Apa aku mengganggu?".

<p data-p-id="12fad9c6f8c5ea364702292cfd69dc20">"Ti...tidak. Bukan begitu. Umm... maaf jika saya lancang...".

<p data-p-id="f49e783dde196ecb22985a531c55eb5d">"Apa? Jika kau mau bilang sesuatu katakan".

<p data-p-id="a8140059ea204ef4327a400814a42f7c">Robin menaruh penyiramnya. Dia menaruh tangan kanannya didada kirinya. Dan tangan kiri dibelakang tubuhnya. Kau ingat Solona selalu melakukan ini. Setelah itu dia menundukkan kepalanya sedikit. Persis seperti yang dilakukan Solona.

<p data-p-id="e8fd2617a57815307ff83f86e7d1e930">"Apa anda perlu tempat duduk?".

<p data-p-id="a95181b0a618f09e3a539fbedc4b29a1">Kau sedikit terkejut dengan perubahan drastis ini. Kemana anak pemalu yang ketakutan tadi?

<p data-p-id="d3a899e3ce97355e12fc1bec440e86b1">Sekejap meja, kursi, parasol, teh dan camilan ada didepanmu.

<p data-p-id="be27cbfea3f520d670a786eae347015a">"Apa ada yang lain yang perlu saya siapkan?".

<p data-p-id="a8294cc89cd592e0c1dfd478e796ca58">"Eh? Aah..sudah cukup. Lanjutkan pekerjaanmu". Kau tidak bisa menunjukkan wajahmu pada Robin. Kau sangat terkesan dan senang saat ini.

<p data-p-id="49996b5eabaa2ca5eddd8f1821bbbc18">"Baik. Silahkan panggil saya jika anda menginginkan yang lain". Robin membungkuk dan melanjutkan tugasnya. Kau kembali memperhatikannya. Dia bekerja sangat rajin dan cepat.

<p data-p-id="d247934dae8059d89a646e4e0e5fe501">Kau sadar pakaian yang dipakai Robin berbeda. Sebelumnya dia hanya memakai kemeja putih biasa. Tapi sekarang dia memakai baju pelayan yang lengkap.

<p data-p-id="76f437c553b5e107b319c7b7a0623347">'Apa dia ganti baju tadi?'.

<p data-p-id="a1344943792d915fe94e1df5f5739f18">Langit mulai mendung saat Robin selesai.

<p data-p-id="5d6aa0ef07bc9e062c05b731bee4a4be">"Tuan Putri, semua tanaman sudah terurus. Apa ada tugas lain yang harus saya kerjakan?".

<p data-p-id="e3224f292cae5b68a3218ac1e8744b78">"Tidak. Sudah cukup. Kerja bagus Robin". Kau mengangkat cangkir tehmu. Kau ingat di Drama CD Robin sering meragukan dirinya. Dia selalu bilang ingin menjadi yang paling mengenal si Putri gila itu. Setiap dia salah atau gagal dia selalu sangat frustasi sampai hampir bunuh diri.

<p data-p-id="cfbf9e9e8c3c1fef9612b72060a4d2fe">Kau melirik Robin. Dia masih anak-anak sekarang. Tapi dia sudah punya potensi. Yang tersisa hanya keraguannya. Bahkan saat ini dia menunduk memikirkannya, bukannya siaga.

<p data-p-id="dbec63b112baf43669df8c64d75d8400">"Robin". Kau memanggilnya tapi dia tidak mendengarnya. Matanya masih kosong. Nyawanya sedang ditempat lain sekarang. Kau memanggilnya lagi. "Robin". Kali ini cahaya kembali ke mata anak itu.

<p data-p-id="49dbc4bed20bf8e09a71a3cc4ce000f9">"A, apa yang bisa saya lakukan untuk anda?".

<p data-p-id="76455977bbafa53b2b00ad9535add4d2">Dia sudah panik. "Tidak, aku hanya penasaran apa nanti akan hujan". Robin melihat kearah langit. "Memang ada banyak awan yang berkumpul. Tapi sepertinya tidak akan hujan. Awan-awan ini hanya lewat".

<p data-p-id="b0af9f79e97476b55b1494ca2f8fa28d">"Bagaimana kau bisa tahu itu?".

<p data-p-id="8558387b7ae2e24fe726b3e84be41907">"Hanya firasat".

<p data-p-id="2a6584ed3e09d119316afb4afb20c457">"Firasat ya...". Kau sedikit menggoyangkan cangkirmu, membuat pusaran di teh. "Robin, jangan pernah kehilangan fokusmu disaat penting seperti tadi".

<p data-p-id="69ba7303c0bec43d2cb6bc113dec5df7">Robin merinding mendengarmu. "Maafkan saya".

<p data-p-id="a6d2c0dd1ab0cf1d231d90fd89a39039">"Jangan minta maaf. Katakan 'baik' kalau kau benar-benar mengerti".

<p data-p-id="ab1dd05e7362783de9e8eb906492a71c">Robin menegakkan posturnya. "Baik".

<p data-p-id="e1883f759421eedebb54b1f046637cef">Kau meminum teh untuk menyembunyikan senyum banggamu. 'AH, ROBIN THE BEST!'. Begitu teh dicangkir habis kau kembali ke mode 'Putri'mu. "Kesigapanmu cukup memuaskan. Kau sudah menebus kesalahanmu". Kau menaruh cangkir dan berdiri. "Ingat jangan pernah merendahkan dirimu begitu saja. Banggalah karena kau melayaniku".

<p data-p-id="046a89fc503a80c04aeb716634834ff3">Kau pergi dari taman meninggalkan Robin sendiri. Dia hanya diam memandangimu hingga kau hilang dari pandangannya.

<p data-p-id="324c20c116312d85f1c9f119568a1c37">Sambil membereskan meja, dia juga merenungkan apa yang kau katakan.

<p data-p-id="cb1bcb70b166ce11078b1b92e2274a03">'Jangan pernah merendahkan dirimu begitu saja. Banggalah karena kau melayaniku...'. Robin menutup parasol dan mengangkat kursi. 'Tuan Putri mengakuiku?'. Robin hampir ingin tersenyum memikirkannya tapi dia langsung menghilangkan pemikiran itu. 'Tidak tidak tidak... jangan terlalu cepat menyimpulkan. Aku harus lebih baik lagi jika ingin berguna untuk Tuan Putri'.

<p data-p-id="e86d19e324e46ff77000bc0219437e59">Awan mendung sudah terbawa angin. Seperti yang diduga oleh Robin, langit kembali cerah. Saat itu Robin sudah membereskan semua dan berjalan dilorong. Sambil berjalan dia masih merenungkan apa yang kau katakan. Apa dia bisa melakukannya?

<p data-p-id="23ac56ebf3b681ceb1487644dc006882">Robin merasakan kehadiran orang lain dan orang itu adalah Solona. Saat Solona melewatinya Robin membungkuk. Dia bisa merasakan tatapan tajam dari Solona. Robin tidak bergerak sampai Solona benar-benar melewatinya barulah dia mengangkat kepalanya.

<p data-p-id="973289cde7e4273eeec8bb992896b87a">'Tuan Solona, walau dia masih 10 tahun dia sudah melayani Tuan Putri. Jika aku ingin melayani Tuan Putri dengan baik, aku harus bisa melampauinya'.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login