"Memangnya kenapa?" tanya Alvin lagi.
Dan Mentari pun kembali mengusap air matanya, tapi kali ini dengan kedua tangannya, "Ini adalah, tempat kami dulu saat menghabiskan waktu bersama, kami sering melihat live musik di sini," jelas Mentari.
"Mentari, maafkan aku ya, karna sudah membuatmu bersedih," Alvin menyeka air mata Mentari.
Mentari pun kembali tersenyum, "Gak apa-apa kok, Alvin, lagian aku juga seneng kok, bisa datang di tempat ini lagi. Aku bisa bernostalgia," tukas Mentari.
Dan Alvin turut tersenyum karna melihat Mentari yang juga tersenyum.
'Senyuman Mentari itu masih sama, tidak berubah sama sekali, sama-sama cantik seperti dulu,' batin Alvin.
"Yasudah, ayo pesan makanan," Alvin menyodorkan daftar menu kafe itu kepada Mentari.
"Aku, samain sama kamu aja deh," jawab Mentari.
"Oh, gitu, ok,"
Suasana malam di kafe itu begitu hangat, kilau lampu dan alunan live musik jazz yang di suguhkan kepada para pengunjung menambah suasana kafe kian romantis.