(Christ POV)
Maggie memang manjadi sangat sensitif belakangan ini. Entahlah, banyak hal yang menurutku tidak perlu di permasalahkan menjadi sangat perlu baginya untuk di perdebatkan. Rumah ini juga menjadi seperti tempat pemakaman sepeninggal ibuku. Loura memilih untuk masuk sekolah asrama dan karena statusku Maggie juga harus menghabiskan banyak waktunya untuk kegiatan sosial juga dalam beberapa kesempatan harus mendampingiku.
Aku tahu dia juga lelah dengan semua ini. Lilian sekretaris yang bekerja untukku sejak aku menjabat menjadi Senator setelah menang dalam pemilihan periode ini juga tidak luput dari sasaran kemarahannya. Kupikir malam ini aku sengaja lebih awal berada di rumah untuk memperbaiki keadaan, nyatanya tidak. Keadaan justru semakin memburuk.
Setelah mandi kulihat dia naik ke atas ranjang dan berbaring memunggungiku.
"Maggie-" Aku beringsut mendekatinya.
"Aku lelah Christ, bisakah kita bicara besok."