Markus kembali berlari ke rumah sakit setelah mendengar semua yang dikatakan oleh mamanya. Dia yakin jika anak yang baru saja menerima darahnya adalah anaknya.
Mendengar semua penjelasan dari mamanya, Markus juga marah. Bagaimana bisa karena sebuah perjanjian mereka tega meminta Lisa menggugurkan kandungannya?
"Lisa?" Panggil Markus saat melihat Lisa duduk di kursi tunggu sambil memejamkan matanya karena lelah.
Lisa membuka matanya dan tersenyum kepada Markus. Senyuman yang sangat Markus rindukan selama ini.
"Kamu masih ada di sini?" tanya Lisa dengan suara serak sisa menangis.
"Bagaimana keadaan anak kamu? Siapa namanya?" tanya Markus pura-pura.
"Zidane. Namanya Zidane,"
Markus terpaku. Zidane adalah nama yang ingin dia sematkan pada nama anaknya kelak jika dia memiliki anak nanti karena Markus sangat mengidolakan pemain sepak bola itu.
"Nama yang bagus."
"Terima kasih."