Download App
0.53% Kesempatan kedua / Chapter 2: MARVEL

Chapter 2: MARVEL

Marvellino jovian, pengusaha muda yang cukup sukses di Seattle. Putra tunggal dari triliuner Ben Jovian dan Clara. Wajahnya yang penuh dengan kharisma membuat para gadis berebut untuk menjadi pendamping hidupnya tetapi sayang, hatinya sudah diisi oleh gadis cantik yang tinggal jauh darinya.

Marvel yang tampan dan banyak dikagumi membuatnya menjadi sedikit nakal, meski dia sudah memiliki kekasih tidak bisa dipungkiri kehidupan di Seattle sangat bebas membuatnya sering terlihat menggandeng beberapa wanita yang bersedia untuk menghangatkan ranjangnya.

Suatu hari kamera menangkapnya sedang berjalan memasuki sebuah hotel dengan seorang wanita yang diketahui adalah seorang model. Model itu bernama Faby yang publik juga tahu, kalau wanita cantik itu juga sedang jatuh hati kepada Marvel.

Meski banyak wanita yang berebut untuk menjadi pendampingnya, hati Marvel sudah tertambat kepada gadis kecil yang sudah lama menduduki hatinya. Putri dari sahabat kedua orang tua nya yang saat ini terpisah jarak dengannya. Violetta, gadis yang selalu menjadi nomor satu dihatinya meski Marvel juga mencari hiburan di luaran, di dalam hatinya hanya Violetta yang bertahta.

"Marvel! Makanan nya sudah siap!" Teriak Violet dari dapur, Violet melihat ke arah kamar lagi tidak ada tanda-tanda pria itu akan keluar membuat Violet melepaskan celemek yang dia pakai lalu menyusul Marvel di dalam kamar.

"Ya ampun! Katanya mau mandi, kenapa malah tidur?" teriak Violet saat dia melihat Marvel memejamkan matanya di atas ranjang.

Violet berjalan mendekati Marvel, dia berniat untuk membangunkan Marvel dari tidurnya tapi belum juga niat Violet terlaksana, air matanya sudah lebih dulu menetes membasahi wajahnya.

"Kalau kamu memang sesibuk ini, kenapa kamu memaksakan datang kesini hanya untuk bertemu denganku? Aku tidak masalah jika kamu tidak datang karena kesibukan kamu, melihat kamu yang seperti ini semakin membuat rasa bersalah di dalam hati ku bertambah." cicit Violet lirih, matanya tidak lepas dari wajah Marvel yang terlihat kelelahan.

"Lalu aku membiarkan kamu untuk memutuskan hubungan kita seperti yang lalu-lalu? Saat kamu beralasan tidak ingin membuat aku kelelahan dengan datang kemari setiap minggunya?" Sahut Marvel dengan mata yang masih tertutup.

"Kamu tidak tidur?" tanya Violet sedikit terkejut.

"Awalnya sih memang tidur, tapi suara kamu yang sedang mengomel sudah membangunkan aku." jawab Marvel sambil membuka matanya, menarik tubuh Violet masuk ke dalam dekapannya.

"Aku merindukan bau tubuh kamu yang selalu aku cium setiap kita bersama." ucap Marvel sambil mengendus leher Violet yang berada tepat di depannya.

"Aku sekarang bau asap! Ayo cepat bangun! Aku sudah memasakkan makanan kesukaan kamu, nanti keburu dingin dan tidak enak." Perintah Violet sambil tangannya yang bebas memukul Marvel agar pria itu melepaskan pelukannya.

"Cium dulu!" pinta Marvel manja, Violet hanya bisa pasrah lalu memberikan apa yang sedang diminta oleh pria yang sedang berada di bawahnya itu dengan cepat.

"Dasar bos manja!" ucap Violet setelah dia memberikan ciuman singkat dari bibirnya kepada Marvel.

Bukannya marah, Marvel malah menarik tengkuk Violet dan kembali mencium bibir Violet. Bukan sekedar ciuman, yang dilakukan oleh Marvel bisa dikatakan sebagai lumatan.

"Ehm, sudah! Kapan makannya? Keburu dingin makanannya, rugi aku capek-capek masak." ucap Violet sambil melepaskan ciuman mereka berdua. Nafas keduanya terdengar kasar, karena hasrat keduanya sudah mulai muncul.

"Aku masih sangat merindukan kamu." ucap Marvel dengan mata yang sudah dipenuhi dengan gairahnya.

"Dasar gombal. Bagaimana kabar model seksi itu?" Marvel terdiam saat mendengar sindiran Violet untuknya.

"Queennn.... "

"Oke ... Oke... Aku tidak akan tanya lagi. Jangan sampai aku bosan dengan semua yang kamu lakukan dan memutuskan memilih yang lain." Ucap Violet pelan lalu berdiri dari atas tubuh Marvel.

Marvel tahu apa yang dia lakukan sudah menyakiti hati Violet, tapi dia sama sekali tidak mau kalau Violet meninggalkan dia.

Pertanyaan Violet tentang Faby saat berita tentang Marvel dan Faby berjalan berdua di dalam hotel saat itu sudah membuat Marvel merasa ketakutan, tapi Marvel tetap saja melakukannya.

Kesedihan Violet selama ini dimasukkan ke dalam hatinya yang paling dalam, sehingga tidak ada satupun yang bisa mengetahui apa yang sedang dia rasakan.

Violet berusaha menyadari semuanya, banyak sekali alasan - alasan yang Violet gunakan untuk bisa membuat dia memaklumi apa yang dilakukan kekasihnya di sana.

Marvel hanya tidak pernah tahu apa yang dirasakan oleh Violet selama ini, Violet hanya diam saja saat Marvel bertanya tentang kenakalannya di Seattle.

"Selama kamu senang, silahkan saja. Tapi aku tidak tahu sampai kapan bisa menjalani semua ini. Kamu harus tahu, seiring berjalannya waktu rasa itu akan semakin mati rasa kalau terus menerus merasakan hal yang sama." ucapan Violet ini sudah berkali - kali di dengar oleh Marvel, tapi isi kepala Marvel tidak bisa mengetahui maksud dibalik semua itu.

Marvel hanya berpikir kalau Violet menerima kelakuannya tanpa tahu air mata yang selalu Violet keluarkan di setiap malamnya.

Semua yang terjadi menjadi satu alasan dari Violet untuk menolak ajakan dari Marvel untuk tinggal bersama di Seattle. Violet takut jika suatu saat dia mengetahui semua kenakalan Marvel tang selama ini tidak ingin dia ketahui.

Marvel hanya tahu alasan utama dari Violet yang menolak ajakannya adalah pekerjaan Violet sebagai desainer muda yang membuka butik yang cukup ramai. Tanpa Marvel tahu alasan Violet di balik butik yang selama ini ditutup rapat di dalam hatinya.

Tidak hanya sekali berita tentang Marvel yang menggandeng wanita cantik memasuki sebuah hotel. Violet hanya menutup mata dan telinganya, hanya saja berita Marvel dengan model itu tidak bisa Violet sembunyikan lagi.

Berita yang selalu dibawa dalam berita infotainment dan juga berita bisnis membuat berita itu semakin cepat tsrsebar.

Berkali - kali Violet memblokir semua berita yang masuk ke dalam ponsel pintarnya masih tidak bisa menutupi berita itu.

Marvel yang sedang merangkul pundak model cantik berjalan memasuki sebuah hotel bintang lima dengan wajah yang sangat bahagia membuat luka yang dirasakan oleh Violet semakin menganga lebar.

Marvel terlihat biasa saja saat Violet bertanya tentang berita itu, tapi saat Violet mengatakan kepada Marvel untuk melepaskan dia dan menjalin hubungan dengan model itu, Marvel berteriak marah Bahkan Marvel langsung terbang dari Seattle ke LA malam itu juga.

Marvel berteriak di depan butik milik Violet yang kebetulan Violet masih berada di dalam sana. Marvel meneriakkan ancamannya untuk Violet, bahkan pria itu sudah membuat Violet ketakutan karena Marvel mengancam untuk melukai dirinya sendiri.

Marvel tahu, apa kelemahan dari Violet selama ini. Violet yang lembut selalu tidak mau melihat Marvel tersakiti, sehingga Violet memilih untuk diam dan berusaha menerima kenakalan Marvel selama ini.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login