Download App
37.5% The Knight: Hero of War / Chapter 6: Ksatria dari Dimensi Lain - part 5

Chapter 6: Ksatria dari Dimensi Lain - part 5

Dahulu kala sebelum semua kerajaan bersatu, dunia ini dilanda oleh berbagai masalah. Perang dimana-mana, krisis ekonomi yang semakin parah, kematian yang terus menghantui, dan masih banyak lagi. Hingga muncullah seorang Ksatria dari atas langit, dialah yang dijuluki sebagai Pahlawan Api. Di dalam perjalanannya dia bertemu dengan Pahlawan Tanah, Angin, dan Air untuk membantunya menyatukan seluruh kerajaan sebelum hari kegelapan yang sudah diramalkan.

Akhirnya para pahlawan itu berhasil menyatukan seluruh kerajaan dan dimulailah perang bersejarah melawan Raja Iblis beserta pasukannya, seluruh ras bangkit bersatu untuk menang dalam perang tersebut dengan bantuan para Pahlawan. Akhirnya perang itu berakhir dengan kemenangan yang megah meskipun sudah banyak korban yang berjatuhan dan para Pahlawan memutuskan jalan hidup mereka masing-masing karena mereka tau perang akan terjadi lagi jika Raja Iblis kembali bangkit dengan para pasukannya.

Raja Troya berbicara dihadapan semua orang di ruang tahtanya. "Hari ini pasti akan tiba, putriku adalah penerus Pahlawan Angin seperti Mamanya dan temannya adalah penerus Pahlawan Air ditambah dengan kedatangan kalian. Itulah kenapa aku selalu mengurung putriku di menaranya karena aku khawatir dia akan meninggalkan Kerajaan ini dan melaksanakan tugas berat itu."

"Aku mengerti perasaanmu Baginda Raja, aku juga selalu khawatir jika putriku mengemban tugas berat itu tapi kita tidak punya pilihan lain. Mungkin alasan Iblis itu menyerang Kerajaan ini adalah para Pahlawan sudah berkumpul kembali." Sambung Herman.

"Baiklah, aku mengerti mengerti.. kalian menginaplah di Istana ini dan besok perjalanan kalian akan dimulai," ucap Raja Troya.

Feria merasa sedih. "Papa.."

"Papa tidak apa - apa, biarkan Papa berfikir." Pergi dengan menahan rasa sedih.

"Vera, ikut Ayah," kata Herman.

"B-Baik."

"Penjaga, antar mereka berdua menuju kamar tamu." Perintah Herman.

Penjaga Hormat. "Siap."

"Padahal aku ingin keliling sebentar." ucap Danis dengan pelan.

"Jangan becanda, kita sudah kerja seharian sebaiknya kita tidur." Roy pergi mengikuti penjaga sambil menyeret Danis.

Malam hari itu terasa berat untuk orang tua yang harus merelakan anaknya pergi ke dunia luar yang begitu berbahaya karena nyawa anak mereka bisa terancam kapan saja. Di rumah Herman menyiapkan beberapa perbekalan dan persiapan untuk Vera, meskipun Herman memiliki ekspresi datar tapi Vera bisa mengetahui perasaan Ayahnya yang sedih.

"Bawalah ini Vera." Memberi tas dengan perlengkapan petualang.

"Bukankah ini punya Ibu?" tanya Vera.

"Ya, saat dia masih muda dia adalah seorang petualang dan dia ingin menyerah ini padamu saat waktunya tiba dan kurasa ini waktu yang tepat jadi terimalah." jawab Herman.

"Ayah."

"Oh benar, Ayah ada uang untukmu."

"Apa Ayah sedih?" tanya Vera.

Herman hanya terdiam dan memeluk Vera. "... jangan pedulikan Ayah."

"Aku hanya ingin Ayah dan Ibu mengucapkan selamat jalan padaku." ucap Vera.

"Kamu taukan Ibumu juga memiliki tugas berat yang harus dilaksanakan untuk membantu Yang Mulia Ratu." Kata Herman.

"Iya."

Feria yang kembali ke menaranya untuk tidur lebih awal, namun pada ahirnya dia tidak bisa tidur karena dia masih memiliki beban pikiran dikepalanya. Feria memutuskan untuk duduk disamping jendela kamarnya sambil memandangi bintang-bintang yang bersinar dimalam hari dengan sinar rembulan yang menembus jendela kamar Feria.

"Hmm.. apa yang harus kulakukan ya ? kalau saja Mama ada disini sekarang."

Erine dating dan mengetuk pintu "Feria ... apa kamu masih bangun ?"

Feria menjawab. "Ya, silahkan."

Erine Masuk ke dalam kamar Feria. "Kamar ini tidak berubah sama sekali."

"Aku hanya tidak ingin melupakan kenangan yang sudah terukir di kamar ini," kata Feria.

Erine memperhatikan barang-barang di sekitar kamar Feria. "Jadi ingat masa lalu."

"Ada apa Kak Erine ?" tanya Feria.

"Aku hanya mencemaskanmu, kamu perlu teman bicara bukan?" tanya balik Erine.

"Kakak tau saja."

Erine mendengarkan semua apa yang sedang dipikirkan oleh Feria dan mencoba membantu Feria dengan memberi saran yang menjadi solusi. Feria yang tadinya termenung kini menjadi senang karena Erine membantunya untuk berfikir dan akhirnya Erine meninggalkan kamar Feria untuk membiarkannya tidur. Raja Troya yang menunggu di depan Menara Feria membuat Erine terkejut.

"Baginda Raja ?! maaf kalau aku menemui Tuan Putri Feria semalam ini."

"Tidak apa - apa, putriku sekarang pasti kebingungan dan kamu mencemaskannya. Terima kasih sudah mencoba menghibur putriku." kata Raja Troya.

"Ah tidak apa - apa Baginda Raja, sudah seharusnya saya membantu Tuan Putri jika ada masalah."

"Kamu memang seperti saudaranya, itu sudah membuatku senang." kata Raja Troya

Erine menjadi malu " Ya ... apa Baginda Raja mau menemui Tuan Putri ?"

"Oh tidak, aku punya tugas untukmu. Tolong kirimkan surat ini kepada Serikat perbatasan besok pagi." Raja Troya memberi sepucuk surat.

Erine menerima surat dan melihat tulisan di atas surat "Surat ini …"

"Itu untuk Ratu." kata Raja Troya.

"Akan kusampaikan dengan aman Baginda Raja." Menundukkan kepala.

"Bagus, sebaiknya kamu istirahat sekarang" Raja Troya pergi.

"Baik."

Ketika malam mulai larut, Danis terbangun karena menahan pipis dan ingin pergi ke toilet.

"Ughh.. Toilet - Toilet, oh iya juga aku lupa tanya dimana tempat toilet.. aduhh."

Danis berusaha membangunkan Roy yang tidur lelap, namun Roy tidak bangun dan malah tidur dengan suara mendengkur.

"Zzzz.."

"Hmm.. mungkin ini kesempatanku untuk keliling tempat ini, t-tapi sebelum itu aku butuh ke toilet." Pikir Danis sambil menahan pipis.

Danis memutuskan untuk mencari toilet ditengah malam dengan menyusuri setiap ruangan yang berbeda-beda hingga sampailah ke ruangan yang cukup luas. Di ruangan itu terdapat banyak tiang serta ornamen patung seperti abad pertengahan Eropa sampai membuat Danis kagum dengan gaya arsitektur di ruangan tersebut dan selanjutnya Danis sampai di ruangan Dapur yang dipenuhi buah-buahan, sayuran, dan makanan lainnya.

Danis yang melihat makanan-makanan itu membuat perutnya keroncongan tapi itu tak dipedulikan oleh Danis karena yang ia butuhkan saat ini adalah toilet.

"Ah ini pasti toilet." melihat tanda berbentuk laki–laki.

Danis memasuki ruangan toilet dan terkejut dengan isinya karena berbeda yang dari ia pikirkan.

Danis Bingung. "T-Toilet macam apa ini?! Ah sudahlah, aku tidak tahan lagi!"

Akhirnya Danis memakai toilet itu.

Setelah beberapa menit Danis keluar dari toilet dengan berserk-seri "Leganya ... sekarang adalah waktunya keliling !" Pergi dengan semangat.

Danis mulai berkeliling disekitar Istana karena dia masih penasaran dunia apa yang ia datangi ini? kenapa tidak ada listrik? kenapa bentuk orang nya aneh-aneh? dan masih banyak lagi yang dipikirkan Danis. Dari kegelapan Danis mencoba bersembunyi dari setiap penjaga berpatroli yang lewat melintas dan sampailah Danis di kota dengan suasana malam hari dengan cahaya yang menyinari di setiap sudut kota.

"Hmm lampu itu terlihat seperti sebuah kristal, tapi kenapa bisa menyala ya?" ucap Danis sambil berjalan.

"Kemudian di dunia ini punya 2 Bulan dan satunya seperti sudah hancur." Melihat ke atas langit.

"Kamu benar sekali," ucap Regerus yang duduk di pinggir jalan.

Danis langsung kaget. "Eh?!"

Regerus mencoba menjelaskan. "Bulan yang terlihat hancur itu adalah Bulan Scarlet dan Bulan disampingnya adalah Bulan Lunar."

"Eee paman siapa?" tanya Danis.

"Jangan panggil aku paman! aku masih muda!." Membuka topeng dengan marah.

Danis menundukkan kepala . "Oh maaf!"

"Aku adalah peramal, apa kamu mau diramal ?" Memegang bola Kristal.

"Tidak terima kasih, aku tidak percaya dengan ramalan," kata Danis.

Regerus mencoba merayu Danis. "Ah kalau tidak percaya tidak apa-apa anggap saja ini permainan, gratis kok."

"Baiklah kalau ini permainan." Danis pun menerima ajakan Regerus.

Regerus mempersilahkan. "Silahkan duduk."

Danis duduk dihadapan Regerus yang menyamar sebagai manusia namun Danis tidak sadar, di meja itu terdapat sebuah batu kristal peramal dan beberapa kartu tarot yang sudah terjejer.

"Silahkan pilih salah satu kartu dari beberapa kartu yang sudah ku acak ini."

Danis menunjuk kartu. "Hmm.. ini."

Regerus mengambil kartu yang dipilih Danis lalu melihatnya. "Hmm ... pilihan yang bagus."

Danis mulai penasaran. "Jadi apa?"

"Hee … jadi kamu penasaran juga." Jahil Regerus.

Danis kesal "Katanya ini permainan!"

Regerus menunjukkan kartu ke Danis. "Baik-baik ini adalah orang yang beridiri di tengah cahaya dan kegelapan. Artinya kamu adalah orang polos tentang dunia ini dan setiap tindakan yang kamu lakukan adalah penentu nasibmu."

Danis terlihat bosan. "Terdengar biasa saja."

Regerus tertawa "Hahaha memang benar… sekarang sudah larut malam, sebaiknya kamu kembali ke Istana."

Danis sadar "Oh kamu betul sekarang waktunya tidur! sampai jumpa!"

Lalu Danis pergi seketika dia berhenti. "Eh tunggu dulu kenapa dia tau aku dari Istana?"

Saat Danis menoleh, Regerus sudah menghilang dari pandangan seperti tertelan kegelapan. Danis menjadi kebingungan tapi dia tidak memperdulikannya dan akhirnya dia kembali ke Istana untuk memulai hari baru.

Hari itu terasa sejuk, angin bertiup dengan sayup berhembus disetiap ranting pohon. Cahaya matahari mulai terasa hangat dan orang - orang sudah sibuk dengan aktifitas pagi mereka. Para Ibu yang terlihat berbelanja sambil membawa anak mereka dan juga para Ayah yang tengah membelah ranting untuk mudah dibakar saat masak nanti. Senyuman terlihat di raut wajah mereka supaya mereka lupa akan kejadian kemarin yang sudah membuat mereka ketakutan.

Suara terompet terdengar cukup keras oleh para warga dari atas Istana, apakah ini pertanda akan terjadinya hal buruk lagi? para warga mulai resah namun setelah melihat Raja Troya dan Tuan Putri Feria muncul mereka menjadi bertanya - bertanya lagi. Jika Tuan Putri Feria dan Raja Troya muncul berarti ada sesuatu penting yang akan diumumkan.

"Wahai penduduk kerajaan Ferontire! aku mempunyai kabar besar untuk kalian semua! Hari ini adalah hari terberat untukku sebagai Raja sekaligus sebagai Orang Tua! Putriku!" Terhenti sejenak menahan sedih.

"Tidak apa-apa Papa, teruskan." ucap Feria dengan pelan.

."Hari ini aku sebagai Raja Troya Hermonia! dengan ini mencabut gelar bangsawan Feria Hermonia!"

Semua warga menjadi kaget dan tak percaya apa yang dikatakan oleh Raja Troya termasuk Danis dan Roy ikut kaget lalu protes.

"K-Kenapa bisa ?!"

"Bukankah dia menyayangi putrinya ?!"

"Kalian diam! lihatlah dan dengarkan!" Bentak Vera dengan nada kecil.

"Feria, sepertinya dia sudah tau ini akan terjadi dan dia siap menerima ini." Melihat Feria yang tenang.

Feria menyambung pidato Raja Troya. "Para warga Kerajaan Ferontire! dengarkan aku! Aku menerima keputusan Raja karena ini adalah sebagian dari tugas berat yang akan kulaksanakan!"

Banyak warga yang bertanya-tanya tugas apakah itu? kenapa tuan putri harus menjadi rakyat biasa? apakah akan terjadi perang besar lagi? mereka terlihat mulai resah.

Raja Troya melanjutkan pidatonya lagi. "Sudah 50 tahun kita berusaha membangun kembali Kerajaan ini! banyak hal yang harus kita ketahui sebelum sejarah masa lalu itu terulang kembali! Keburukan yang menimpa Kerajaan ini akan terus berlangsung selama para Iblis itu hidup! Akankah kita berdiam diri saja melihat rumah kita hancur?! melihat keluarga kita mati sia-sia?! tentu tidak!!"

Raja Troya berusaha membangun harapan baru untuk warganya. "Oleh karena itu aku telah memutuskan! Hari ini adalah hari lahirnya sejarah baru!!" Putriku, Putri Kerajaan kita! sudah ditakdirkan menjadi pahlawan yang harus bisa mencapai ke seberang Dunia bersama para pahlawan lainnya untuk mengalahkan Raja Iblis sebelum ia bangkit!!"

"Aku dan teman-temanku akan bersumpah untuk mengalahkan para Iblis itu dan membawa kedamaian di seluruh negeri ini!" Teriak Feria.

Semua warga serentak berteriak. "Semangat Tuan Putri! kami akan selalu mendukung mu!! kami menyayangimu!!"

Setelah pidato pengumuman besar itu para warga mulai beramai-ramai mendatangi gerbang masuk Kerajaan Ferontire demi mengantarkan kepergian Tuan Putri Feria bersama lainnya. Para warga mengucapkan doa sambil menaburkan bunga disepanjang jalan, itu merupakan bentuk penghormatan supaya mereka yang pergi ke medan perang bisa kembali dengan selamat dan membawa kemenangan yang indah.

Kapten Erine beserta pasukannya telah berbaris di gerbang luar untuk menunggu Feria dan Vera mengucapkan salam perpisahan kepada keluarga mereka.

"Apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" Melihat perlengkapan Feria.

Feria terdiam lalu memeluk Raja Troya "Ya Papa ..."

"Aku akan merindukanmu." Raja Troya menahan air mata.

Feria menahan rasa sedih dengan memeluk erat Raja Troya"Tenang Papa, aku akan menjadi kuat seperti Mama."

Herman mengelus kepala Vera: "Jaga dirimu baik-baik."

Vera menjadi malu. "H-Hentikan Ayah ... aku bukan anak kecil lagi."

Roy melihat ikatan orang tua dengan putrinya yang akan berpamitan. "Hee tenyata Raja Troya itu Papa yang baik, ...tidak seperti Papaku..haha ya kan Danis?"

Danis hanya melamun saat melihat orang tua yang sayang anaknya. "…"

"Danis?!" Menyentuh pundak Danis.

Danis terkejut. "Oh ya ... hahah"

Erine memberitau kalau waktunya sudah tiba. "Hei kalian! waktunya untuk berangkat!"

Ketika semua bersiap - siap untuk berangkat, Raja Troya menghampiri Danis untuk mengatakan sesuatu sambil memegang pundak Danis.

"Dunia yang kamu hadapi akan cukup keras, berjanjilah untuk menjaga mereka."

Danis melihat Troya dengan serius. "Tentu, aku berjanji akan menjaga mereka."

Raja Troya menganggukan kepalanya. "Bagus, sekarang pergilah."

Keberangkatan mereka membuat warga menjadi terharu dan bangga atas perjuangan Tuan Putri mereka. Troya yang melihat putri satu - satunya pergi untuk mengukir sejarah membuatnya berusaha menguatkan diri. Herman yang senasib dengan Raja Troya hanya bisa terdiam dan pasrah. Saat para pasukan Tuan Putri tak tampak dari sudut pandang, para warga mulai kembali ke rumahnya masing - masing dan hanya tersisa Raja Troya serta Herman diluar.

"Herman."

"Ya Raja?"

"Kumpulkan berkas-berkas dan catatan lama mengenai sejarah perang, kalau bisa kumpulkan para orang tua yang masih hidup dari sejarah itu dan kita akan mengadakan rapat tertutup," ucap Raja Troya dengan tatapan serius.

"Baik Raja, tapi bolehkan saya mengetahui alasan Baginda Raja mengadakan rapat tertutup mengenai sejarah perang? bukankah Baginda Raja sudah hafal dengan sejarah itu?" tanya Herman dengan penasaran.

Memang batul, tadi malam aku sempat membaca ulang semua sejarah perang itu untuk memastikan. Roy Rajendra dari sekian ratusan nama bangsawan nama Rajendra hanya dimiliki oleh 1 keluarga dan itu adalah nama Pahlawan Tanah dan yang membuatku curiga adalah anak berambut hitam itu," kata Raja Troya sambil memandang langit.

"Oh maksud Raja, Tuan Danis?"

"Benar, di catatan sejarah itu aku tidak menemukan bukti kalau Pahlawan Api memiliki keluarga ataupun memiliki anak dan dalam sejarah kisah pahlawan Api berakhir saat memenangankan perang."

Herman langsung terkejut dan menyangkal perkataan Raja Troya. "I-Itu memang benar, mohon maaf sebelumnya baginda Raja bukankah dia sudah memperlihatkan kekuatannya? Elemen api yang bisa membentuk sebuah senjata pedang dan sangat sulit untuk membuat senjata dari elemen tanpa Elementor monster pemberi kekuatan."

Raja Troya langsung berbalik menatap Herman. "Ya, tapi Pahlawan Api berasal dari Dunia ini bukan dari Dunia lain seperti Danis."

Herman akhirnya ingat akan sejarah itu. "... benar juga."

Di dimensi lain, di tanah kegelapan, di tempat yang terkutuk jauh dari cahaya, terdapat Kerajaan Iblis dengan kondisi rusak parah dan banyak para Iblis mencoba membangun ulang Kerajaan mereka. Kerajaan itu masih memiliki satu tower yang berdiri kokoh, tower itu dijaga oleh ratusan Iblis di setiap lorongnya. Ditengah Tower itu terdapat sebuah ruangan yang luas sekali dengan sebuah kolam darah ditengahnya dan itu adalah ruangan tahta Raja Iblis.

Sesampainya Regerus kembali, dia menuju ke ruangan tersebut sambil berdansa dengan sesekali melompat untuk memberi tau Raja Iblis sebuah kabar gembira. Miya, Iblis kucing neraka yang melihat Regerus dibalik kegelapan dengan cahaya mata menyala terang.

"Oh lihat Regerus sudah kembali."

Lulaneta, Iblis misterius yang setia dan selalu ada disisi Raja Iblis memberi salam.

"Selamat datang kembali, Tuan Regerus. Bagaimana laporanmu?"

Regerus memakai topeng dan kembali ke wujud Iblisnya. "Wahai Yang Muliya dan saudara-saudaraku sekalian, aku membawa pesan bahagia untuk seluruh Kerajaan ini. Sang Ksatria sudah lahir kembali beserta para pahlawan lainnya untuk memulai sejarah baru!"

Regerus menaruh bola kristalnya di sebuah kolam darah hingga sesuatu nampak dari kolam dan itu adalah sebuah pengelihatan Regerus saat bertemu dengan Danis untuk pertama kalinya.

Miya tertarik saat melihat Danis "Hee … jadi dia ya sang Ksatria ? wajahnya lumayan juga."

Draverga, Iblis ksatria naga hanya terdiam menyaksikan. "...."

Silv, Iblis putri gila mulai menatap dengan hawa pembunuh. "Silv, akan membunuhnya."

"Jangan terburu - buru Silv, sepertinya Baginda Raja terlihat senang," ucap Regerus.

"Bagaimana Rajaku? apa kamu senang ?" tanya Lulaneta.

Raja Iblis menjulurkan tangannya yang rapuh dengan pelan dia bicara. "D-Dia … mempunyai mata seperti Ibunya."

Bersambung.


CREATORS' THOUGHTS
Affand Affand

- LORE:

Elementor: adalah monster dengan kekuatan inti elemen yang diberikan kepada pemegang kontrak sebagai wadah kekuatannya dan pemegang kontrak bisa membentuk elemennya menjadi sebuah senjata.

-NOTE;

ini adalah akhir dari Arc Ksatria dari Dimensi Lain. masih ada lanjutannya mohon ditunggu.

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C6
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login