Kini Ica sudah berada di bandara dan langsung menuju restoran dekat perusahaan Santoso. Dirinya tidak sabar lagi ingin meminta penjelasan kepada anaknya itu. Begitu juga dengan Lela, ia sudah selesai mendadani dirinya sesimple mungkin. Dan Martin juga sudah menunggu Lela di luar. Mereka berdua pun pergi bersama. Santoso pun segera bergegas pergi lebih dulu, ia juga ada mengajak Dirga dan Carissa untuk ikut makan malam, tapi mereka berdua menolak. Dengan alasan akan mengganggu suasana pembicaraan.
Ica meliriknya jam tangan mahal itu terus setiap detiknya, karena Santoso belum kelihatan. Dari kejauhan Santoso pun datang mendekat kearah meja makan malam. Bersamaan dengan Martin dan Lela datang. Mereka bertiga duduk dan merasa sangat gugup bercampur canggung. Jantung Lela berdebar-debar kencang, tidak berani menatap ibunya dari dekat. Tidak ada satupun yang berani membuka pembicaraan, hingga seorang pelayan yang ramah menghampiri mereka, menawarkan ingin memesan apa.